Simpulan Keterbatasan Pengujian dengan Perkembangan Keserasian Pengeluaran Daerah

98 daerah dengan PDRB rendah berdasarkan metoda perkembangan rasio kemampuan rutin daerah. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan perkembangan rasio keserasian pengeluaran daerah menunjukkan tidak terdapat perbedaan perkembangan rasio kemampuan keuangan daerah secara signifikan antara daerah dengan PDRB tinggi dengan daerah dengan PDRB rendah. Rata-rata perkembangan rasio keserasian daerah dengan PDRB rendah menunjukkan nilai negatif. Hal ini menunjukkan perkembangan rasio keserasian daerah dengan PDRB rendah dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan semakin rendahnya nilai pengeluaran rutin yang diikuti dengan semakin tingginya total pengeluaran per- tahunnya. Dengan kata lain, sebagian besar total pendapatan daerah dengan PDRB rendah lebih banyak dialokasikan pada pengeluaran pembangunan. Hal sebaliknya terjadi pada perkembangan rasio keserasian daerah dengan PDRB tinggi. Perkembangan rasio keserasian daerah dengan PDRB tinggi yang relatif lebih tinggi dari pada perkembangan rasio keserasian daerah dengan PDRB rendah, namun selisih ini tidak terlalu besar. Oleh karena itu tidak terdapat perbedaan perkembangan keserasian pengeluaran daerah secara signifikan antara daerah dengan PDRB tinggi dan daerah dengan PDRB rendah berdasarkan perkembangan rasio keserasian pengeluaran daerah. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diharapkan bagi para pengambil kebijakan pemerintah daerah tidak hanya melihat kemampuan keuangan hanya melihat besarnya total pendapatan saja, namun juga memperhatikan berbagai elemen-elemen penyusun dari total pendapatan dan perkembangan dari elemen-elemen tersebut. Perkembangan kemampuan keuangan daerah dengan PDRB tinggi memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi dari daerah dengan PDRB rendah, namun perkembangan tersebut tidak terlalu signifikan apabila dilihat dari perkembangan rasio kemandirian keuangan, kemampuan rutin ,dan keserasian pengeluaran daerah. hal ini dikarenakan tingkat perkembangan Pendapatan Asli Daerah juga diikuti juga perkembangan pendapatan dari pihak eksternal dan pengeluaran rutin. Bahkan, tingkat perkembangan keserasian pengeluaran daerah dengan PDRB tinggi menghasilkan nilai negatif, yang mengindikasikan bahwa sebagian besar total pendapatan lebih banyak dialokasikan pada pengeluaran rutin seperti belanja administrasi dan umum, belanja operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana. E . SIMPULAN

1. Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan terhadap perkembangan kemampuan keuangan daerah dengan PDRB tinggi dan daerah dengan PDRB rendah dengan mengambil populasi kabupaten dan kota se Jawa Timur melalui uji statistik parametrik Independent Samples T Test diperoleh 99 simpulan bahwa rata-rata perkembangan kemampuan keuangan daerah dengan PDRB tinggi tidak berbeda bila dibandingkan rata-rata perkembangan kemampuan keuangan daerah dengan PDRB rendah. Pengujian hipotesis dengan metoda perkembangan rasio kemandirian keuangan daerah menunjukkan tidak terdapat perbedaan perkembangan kemampuan keuangan daerah secara signifikan antara daerah dengan PD RB tinggi dan daerah dengan PDRB rendah. Pengujian hipotesis dengan metoda perkembangan kemampuan rutin daerah menunjukkan tidak terdapat perbedaan perkembangan kemampuan keuangan daerah secara signifikan antara daerah dengan PDRB tinggi dan daerah dengan PDRB rendah. Pengujian dengan metoda perkembangan keserasian pengeluaran daerah menunjukkan tidak terdapat perbedaan perkembangan kemampuan keuangan daerah antara daerah dengan PDRB tinggi dan daerah dengan PDRB rendah.

2. Keterbatasan

Terdapat beberapa hal yang perlu dicermati yang merupakan keterbatasan dalam penelitian ini. Hal-hal yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut: a. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan keuangan daerah dalam penelitian ini menggunakan tiga rasio. Sehingga belum sepenuhnya mengakomodasi semua ukuran kemampuan keuangan daerah. b. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Dimana pada data tersebut terdapat beberapa nilai yang sifatnya masih sementara, terutama pada perioda akhir penelitian. Sehingga penggunaan data-data tersebut belum sepenuhnya memperlihatkan kenyataan yang sebenarnya.

3. Saran