97
15. Pembahasan
Sesuai dengan tujuan penelitian, penelitian ini mencoba untuk menjawab pertanyaan penelitian yakni apakah terdapat perbedaan perkembangan
kemampuan keuangan keuangan antara daerah dengan PDRB tinggi dibandingkan daerah dengan PDRB rendah di era autonomi.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini yakni pengujian terhadap perbedaan perkembangan kemampuan keuangan antara daerah dengan PDRB
tinggi dan daerah dengan PDRB rendah. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan metoda perkembangan kemandirian keuangan daerah
menunjukkan tidak terdapat perbedaan perkembangan kemandirian keuangan daerah secara signifikan antara daerah dengan PDRB tinggi dengan daerah
dengan PDRB rendah. Sehingga simpulan yang dapat diberikan adalah menerima H
dan menolak H
1
. Menerima H berarti menolak hipotesis
penelitian yang diajukan yaitu rata-rata perkembangan kemampuan keuangan daerah dengan PDRB tinggi berbeda bila dibandingkan dengan
rata-rata perkembangan kemampuan keuangan daerah dengan PDRB rendah.
Tingkat perkembangan rasio kemandirian keuangan daerah dengan PDRB tinggi memiliki nilai yang relatif lebih tinggi dari pada tingkat
perkembangan rasio kemandirian keuangan daerah dengan PDRB rendah. Perkembangan rasio kemandirian daerah dengan PDRB rendah
lebih rendah dari daerah dengan PDRB tinggi. Kesulitan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah mengakibatkan ketergantungan yang teramat
besar
kepada dana
dari pihak
eksternal untuk
daerah dengan PDRB rendah. Dan hal tersebut terus terjadi hampir selama tahun
penelitian.Sedangkan daerah dengan PDRB tinggi keadaannya tidak jauh berbeda. Meskipun memiliki nilai Pendapatan Asli Daerah yang terus
meningkat, namun hal itu juga dibarengi dengan peningkatan pendapatan dari pihak eksternal. Hal tersebut menyebabkan tidak terdapatnya
perbedaan perkembangan kemampuan keuangan secara signifikan antara daerah dengan PDRB tinggi dan daerah dengan PDRB rendah berdasarkan
perkembangan rasio kemandirian keuangan daerah.
Pengujian hipotesis
dengan menggunakan
perkembangan rasio
kemampuan rutin daerah menunjukkan tidak terdapat perbedaan perkembangan kemampuan keuangan daerah secara signifikan antara daerah
dengan PDRB tinggi dengan daerah dengan PDRB rendah. Hal ini dikarenakan perkembangan rasio kemampuan rutin daerah dengan PDRB
tinggi memiliki tingkat perkembangan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan perkembangan rasio kemampuan rutin daerah dengan PDRB
rendah, namun peningkatan perkembangan rasio kemampuan rutin yang terjadi daerah dengan PDRB tinggi juga diikuti oleh daerah dengan PDRB
rendah. Meskipun rata-rata perkembangan tersebut tidak terlalu tinggi. Hal ini menyebabkan tidak terdapatnya perbedaan perkembangan kemampuan
keuangan daerah secara signifikan antara daerah dengan PD RB tinggi dan
98 daerah dengan PDRB rendah berdasarkan metoda perkembangan rasio
kemampuan rutin daerah. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan perkembangan
rasio keserasian pengeluaran daerah menunjukkan tidak terdapat perbedaan perkembangan rasio kemampuan keuangan daerah secara signifikan antara
daerah dengan PDRB tinggi dengan daerah dengan PDRB rendah. Rata-rata perkembangan rasio keserasian daerah dengan PDRB rendah menunjukkan
nilai negatif. Hal ini menunjukkan perkembangan rasio keserasian daerah dengan PDRB rendah dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Penurunan ini disebabkan semakin rendahnya nilai pengeluaran rutin yang diikuti
dengan semakin
tingginya total
pengeluaran per-
tahunnya. Dengan kata lain, sebagian besar total pendapatan daerah dengan PDRB rendah lebih banyak dialokasikan pada pengeluaran pembangunan. Hal
sebaliknya terjadi pada perkembangan rasio keserasian daerah dengan PDRB tinggi.
Perkembangan rasio keserasian daerah dengan PDRB tinggi yang relatif lebih tinggi dari pada perkembangan rasio keserasian daerah dengan PDRB
rendah, namun selisih ini tidak terlalu besar. Oleh karena itu tidak terdapat perbedaan perkembangan keserasian pengeluaran daerah secara signifikan
antara daerah dengan PDRB tinggi dan daerah dengan PDRB rendah berdasarkan perkembangan rasio keserasian pengeluaran daerah.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diharapkan bagi para pengambil kebijakan pemerintah daerah tidak hanya melihat
kemampuan keuangan hanya melihat besarnya total pendapatan saja, namun juga memperhatikan berbagai elemen-elemen penyusun dari total pendapatan
dan perkembangan dari elemen-elemen tersebut. Perkembangan kemampuan keuangan daerah dengan PDRB tinggi memiliki tingkat perkembangan yang
lebih tinggi dari daerah dengan PDRB rendah, namun perkembangan tersebut tidak terlalu signifikan apabila dilihat dari perkembangan rasio
kemandirian keuangan, kemampuan rutin ,dan keserasian pengeluaran daerah. hal ini dikarenakan tingkat perkembangan Pendapatan Asli
Daerah juga diikuti juga perkembangan pendapatan dari pihak eksternal dan pengeluaran rutin. Bahkan, tingkat perkembangan keserasian
pengeluaran daerah dengan PDRB tinggi menghasilkan nilai negatif, yang mengindikasikan bahwa sebagian besar total pendapatan lebih banyak
dialokasikan pada pengeluaran rutin seperti belanja administrasi dan umum, belanja operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
E . SIMPULAN
1. Simpulan