Perkembangan Rasio Keserasian Pengeluaran Daerah Dengan PDRB Uji Normalitas Data

94

d. Menganalisis perkembangan Rasio Keserasian Pengeluaran Daerah

Rasio keserasian pengeluaran daerah merupakan pembagian antara pengeluaran rutin terhadap total pengeluaran. Yang dalam hal ini rasio keserasian pengeluaran daerah menunjukkan besarnya proporsi antara pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan terhadap total pengeluaran. Semakin tinggi rasio keserasian pengeluaran daerah mengandung arti bahwa sebagian besar total pengeluaran daerah dipergunakan untuk pengeluaran sehari-hari, sehingga kecil sekali alokasi untuk pengeluaran pembangunan. Rasio keserasian pengeluaran daerah dalam penelitian ini dihitung dengan rumus 2 Hasil perhitungan rasio kemampuan rutin daerah dapat dilihat pada lampiran E. Persentase perkembangan rasio keserasian pengeluaran daerah apabila menghasilkan nilai yang negatif, dengan kata lain sebagian total pengeluaran lebih diperuntukkan kepada pengeluaran pembangunan daripada pengeluaran rutin. Perkembangan rasio keserasian pengeluaran daerah dalam penelitian ini dihitung dengan rumus 5. Hasil perhitungan perkembangan rasio keserasian pengeluaran daerah dapat dilihat pada lampiran H. Peningkatan nilai rasio keserasian pengeluaran menunjukkan kemampuan daerah dalam membiayai pengeluaran rutin yang semakin besar, sehingga tingkat kemampuan keuangan daerah menurun. 1 Perkembangan Rasio Keserasian Pengeluaran Daerah Dengan PDRB tinggi Perkembangan kemampuan rutin daerah dengan PDRB tinggi mengalami fluktuatif gejolak selama perioda 2004-2008. Meskipun terjadi penurunan selama dua perioda sebelumnya, namun pada perioda 2007-2008 terjadi peningkatanyang cukup signifikan dibandingkan perioda-perioda yang lain. Hasil perhitungan perkembangan rasio keserasian pengeluaran daerah dengan PDRB tinggi dapat dilihat pada tabel 4.2.

12. Perkembangan Rasio Keserasian Pengeluaran Daerah Dengan PDRB

rendah Perkembangan keserasian pengeluaran daerah dengan PDRB rendah secara umum bernilai negatif. Yang dalam hal ini dari empat perioda penelitian, hanya satu perioda saja terjadi peningkatan.Yang dalam hal ini peningkatan ini terjadi pada tahun awal penelitian yaitu tahun 2004-2005. Penurunan terbesar terjadi pada perioda 2005-2006, yakni sebesar 4,589 dibanding perioda sebelumnya. Hasil perhitungan perkembangan rasio keserasian pengeluaran daerah dengan PDRB rendah dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan tabel 4.2.tersebut, terlihat bahwa secara matematis dengan menggunakan rasio kemampuan rutin, daerah dengan PDRB tinggi mempunyai perkembangan kemampuan keuangan yang relatif lebih buruk jika dibandingkan dengan daerah dengan PDRB rendah. 95 Hal tersebut dibuktikan dengan nilai perkembangan rasio keserasian pengeluaran yang menunjukkan nilai yang positif dan lebih tinggi .

13. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui data yang dioperasionalkan berdistribusi normal atau tidak, sehingga akan mempermudah dalam pengujian hipotesis perkembangan kemampuan keuangan daerah dengan PDRB tinggi dan rendah. Data dikatakan berdistribusi normal apabila dalam perhitungan nilai signifikansi lebih tinggi dari tingkat errornya α. Hasil pengujian normalitas variabel yang diukur dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran I. Ringkasan dari uji normalitas tampak pada lampiran.Nilai signifikansi perkembangan rasio kemandirian keuangan daerah dengan PDRB tinggi adalah 0,900, sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan rasio kemandirian keuangan daerah dengan PDRB tinggi berdistribusi normal. Nilai signifikansi perkembangan rasio kemandirian keuangan daerah dengan PDRB rendah adalah 0,816, sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan rasio kemandirian keuangan daerah dengan PDRB rendah berdistribusi normal. Nilai signifikansi perkembangan rasio kemampuan rutin daerah dengan PDRB tinggi adalah 0,624, sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan rasio kemampuan rutin daerah dengan PDRB tinggi berdistribusi normal. Nilai signifikansi perkembangan rasio kemampuan rutin daerah dengan PDRB rendah adalah 0,993, sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan rasio kemampuan rutin daerah dengan PDRB rendah berdistribusi normal. Nilai signifikansi perkembangan rasio keserasian pengeluaran daerah dengan PDRB tinggi adalah 0,053, sehingga dapat diakatakan bahwa perkembangan rasio keserasian pengeluaran daerah dengan PDRB tinggi berdistribusi normal. Nilai signifikansiperkembangan rasio keserasian pengeluaran daerah dengan PDRB rendah adalah 0,293, sehingga dapat diakatakan bahwa perkembangan rasio keserasian pengeluaran daerah dengan PDRB rendah berdistribusi normal.

14. Uji Hipotesis