Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan

70 menunjukkan bah wa nilai signifikan sebesar 0,074 atau lebih besar dari α sehingga hipotesis kedua secara statistic tidak terbukti atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap pengangguran. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran kondisi perekonomian secara makro, sedangkan factor yang mempengarui tingkat pengangguran tidak hanya dari pertumbuhan ekonomi saja melainkan bias berasal dari faktor lain yaitu tingkat pendidikan, kondisi geografis dan infrastruktur yang disediakan oleh pemerintah.

3. Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan

Pengujian terhadap hipotesis ketiga bertujuan untuk penguji pengaruh Pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan pada kabupatenkota di pulau Sumatra. Tabel 5 Hasil Pengujian Hipotesis H a3 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 556.366 83.722 6.645 .000 PDRBK1 5.692E-6 .000 .043 .618 .537 a. Dependent Variable: KEMISKINAN1 Dari hasil pengujian menjukkan bahwa nilai probabilitiassignifikansi 0,537 yang berarti lebih besar dari α 0,05 hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan. Dengan demikian hipotesis ke tiga tidak terbukti. Berdasarkan hasil pengujian secara statistik menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi bukan merupakan factor dominan yang mempengaruhi tingkat kemiskinan hal ini ditunjukkan oleh kondisi meskipun pemerintah mampu menaikkan pertumbuhan ekonomi namun tingkat kemiskinan masih tinggi. Faktor lain yang diprediksi mempengaruhi tingkat kemiskinan adalah pengangguran, tingkat pendidikan dan kesempatan kerja. E . SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan dapat ambil kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut: 1 Secara statistis rasio kemadirian, rasio efisiensi berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang diproksikan dengan PDRB perkapita. Hal ini 71 menunjukkan bahwa pada kabupatenkota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki tingkat kemadirian perekonomian daerah yang cukup tinggi dan pengelolaan keuangan daerah sudah dilakukan dengan efisien sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 2 Pertumbuhan ekonomi bukan merupakan factor utama yang mempengaruhi tingkat pengangguran. Dengan demikian terdapat factor-faktor dominan yang mempengaruhi tingkat pengangguran diluar variabel penelitian ini. 3 Hasil pengujian secara statistik menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kemiskinan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan juga memiliki banyak faktor yang mempengaruhi seperti pendidikan, pengangguran dan factor lain selain variabel penelitian ini. Untuk penelitian selanjutnya penulis meyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1 Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas jumlah sampel dan dapat dibandingkan antara kabupaten di pulau Sumatra dengan luar pulau Sumatra. 2 Selain menggunakan data sekonder juga dapat digunakan data primer dengan kuisioner sehingga data yang diperoleh lebih menggambarkan keadaan yang sebenarnya. RE F E RE NSI Basry, Faisal, 2002. Perek onomian Indonesia. Jakarta: Penerbit E rlangga. Boediono, 1998. Teori Pertumbuhan E k onomi . Yogyakarta: BPFE UGM. Cooper, Donald R. dan Pamela Schindler. 2001. Business Research Method . Seventh Edition. McGraw-Hill. Dritsakis, Nikolaos dan Antonis Adamopoulos. 2004. A Causal Retationship between Government Spending dan E conomic Development: An E mpirical Examination of the Greek E conomy. A plied E conomics 36, 457-464. Ghozali, Imam. 2006. Statistik Multivariat SPSS . Semarang: BP Undip. Gujarati, N. Damodar. 1998. Basic E conometrics . International E dition. Prentice-Hall International, Inc. Halim, Abdul. 2001. Manajemen Keuangan Daerah . Yogyakarta: Penerbit UPP AMP YKPN. 72 Haryadi, Bambang. 2002. Analisis Pengaruh Fiskal Stress terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah KabupatenKota dalam Menghadapi Pelaksanaan Otonomi Daerah Suatu Kajian Empiris di Propinsi Jawa Timur. Simposium N asional A k untansi V . Haryanto, Joko Tri. 2005. Analisa Dana Alokasi Umum DAU Kaitannya dengan Penciptaan Kemandirian Daerah di E ra otonomi: Studi Kasus 30 Propinsi di Indonesia. Simposium Riset E k onomi II. Hamzah, Ardi. 2007. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pertumbuhan E konomi, Pengangguran dan Kemiskinan: Studi pada 29 Kabupaten dan 9 kota di Propinsi Jawa Timur Periode 2001-2006. Sk ripsi . Universitas Trunojoyo. Mardiasmo. 2002. A k untansi Sek tor Publik . Yogyakarta: Penerbit Andi. Putong, Iskandar. 2003. E k onomi Mik ro dan Mak ro . E disi 2. Jakarta: Ghalia Indonesia. Saragih. 2005. Desentralisasi Fisk al dan Keuangan Daerah dalam Otonomi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Sudrajat. 2008. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Daerah pada Kabupatenkota di Propinsi Lampung. Mak alah . ----------.2010. The Phenomenom of Flypaper E ffect in RegenciesMunicipality in Lampung Province. Mak alah. 73 ANALISIS PE RF ORMA KE UANGAN BPR KONVE NSIONAL STUDI KASUS: BPR DI JAWA DAN SUMATRA Yenni Agustina H endriyanto Budiman † ABST RACT This study aims to determine whether there are differences on financial performance average which are proxied by CA R, NPL s, ROA , BOPO, and L DR based on the CA ME L S ratios. Samples of this study are conventional BPRs which published their financial statements in the period 2007 to 2009. Based on the results of hypothesis testing, it is statistically concluded that conventional BPRs in Java and Sumatra have the difference in L DR ratio. Keywords: F inancial performance, CA ME L S

A. PE NDAHULUAN