RE RANGKA PE MIKIRAN DAN PE NGE MBANGAN HIPOTE SIS

63 dengan menggunakan indikator masukan, keluaran, hasil dan dampak UU No, 32 Tahun 2004. Penilaian kinerja yang berkaitan dengan anggaran dapat berupa penilaian dengan menggunakan rasio-rasio antar komponen dalam laporan keuangan pemerintah daerah Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Laporan Arus Kas. Sejak keterpurukan krisis ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia secara perlahan mulai membaik. Berdasarkan data BPS sejak perioda 1999-2003 tingkat pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 3,7 persen. Sementara pada perioda 2004-2006 pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 5,4 persen dan pada akhir tahun 2009 pemerintah mengumumkan bahwa Indonesia sebagai salah satu negara yang dapat bertahan dari pengaruh krisis perekonomian dunia memiliki laju pertumbuhan ekonomi diatas 5 persen. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang lambat dapat mengindikasikan jumlah penduduk miskin yang cenderung meningkat. Teori ekonomi menyatakan bahwa dengan pertumbuhan ekonomi, yang dinyatakan semakin banyak out put nasional, mengindikasikan semakin banyak orang yang bekerja sehingga seharusnya mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Hal inilah yang menimbulkan pertanyaan mengapa kemiskinan dan pengangguran masih meningkat sementara pertumbuhan ekonomi semakin meningkat Siregar, 2009. Penelitian berkaitan dengan pengukuran kinerja, pertumbuhan ekonomi dan pengangguran sudah pernah dilakukan dengan menggunakan sampel kabupatenkota di Jawa Timur Hamzah, 2007. Menurut Halim 2002, pemerintah kabupatenkota di pulau Jawa-Bali memiliki kemampuan keuangan berbeda dengan kabupatenkota di luar pulau Jawa-Bali. Penelitian berkaitan dengan pengukuran kinerja, pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan di luar pulau Jawa belum pernah dilakukan. Berdasarkan pemikiran tersebut, penelitian ini mencoba untuk menguji secara empiris pengaruh kinerja keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan pada kabupatenkota di pulau Sumatra. Berdasarkan pemaparan diatas, permasalahan yang ada dirumuskan sebagai berikut: 1 Apakah pengukuran kinerja berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi pada kabupatenkota di pulau Sumatra? 2 Apakah pengukuran kinerja berpengaruh terhadap tingkat pengangguran pada kabupatenkota di pulau Sumatra? 3 Apakah pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kemiskinan pada kabupatenkota di pulau Sumatra?

B. RE RANGKA PE MIKIRAN DAN PE NGE MBANGAN HIPOTE SIS

1. Kinerja Keuangan

Kinerja merupakan kemampuan individu atau organisasi dalam mewujudkan anggaranrencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Baik buruknya kinerja tergantung seberapa besar pencapaianrealisasi dibandingkan dengan 64 anggaranrencana yang telah ditetapkan. Kinerja keuangan merupakan peniaian yang menggunakan indikator keuangan. Menurut Halim 2001 kinerja keuangan adalah usaha mengidentifikasi cirri-ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan yang tersedia. Dalam kaitan dengan pemerintah daerah kinerja keuangan yang dapat digunakan diantaranya adalah rasio kemandirian, rasio efektifitas, rasio efisiensi dan rasio pertumbuhan. Rasio kemandirian atau otonomi fiscal merupakan tingkat kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai kegitan pemerintahan berdasarkan Pendapatan Asli Daerahnya dan sumber dana dari pihak luar. Semakin tinggi tingkat rasio ini menunjukkan tingkat kemandirian pemerintah daerah semakin baik demikian sebaliknya. Untuk mengukur rasio kemandirian digunakan formula sebagai berikut: Rasio kemadirian = Pendapatan Asli Daerah Total Pendapatan E fektif dapat berarti kemampuan pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan tujuan awal yang telah ditetapkan. Dengan demikian efektif berkaitan antara out put dengan tujuannya pemerintah untuk menyediakan pelayanan terhadap masyarakat. Berkaitan dengan anggaran pemerintah daerah efektifitas bisa diartikan sebagai kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan penerimaan PAD sesuai dengan anggarannya. Berdasarkan hal tersebut efektifitas dapat dicari dengan formula sebagai berikut: Rasio E fektifitas = Realisasi Penerimaan PAD Anggaran Penerimaan PAD Kriteria penilaian efektifitas adalah sebagai berikut Medi, 1996 dalam Hamzah, 2007: No Prosentase Keterangan 1  100 Sangat efektif 2 90 - 100 E fektif 3 80 - 90 Cukup efektif 4 60 - 80 Kurang efektif 5 60 Tidak efektif E fisiensi secara umum berarti perbandingan antara out put dengan in put . Suatu organisasi dikatakan efisien apabila dengan in put yang sama mampu menghasilkan out put yang lebih besar atau dengan out put sama digunakan nilai in put yang lebih kecil. Dari perbandingan tersebut berarti semakin kecil rasio efektifitas maka organisasi dikatakan semakin efisien. Berkaitan dengan anggaran pemerintah daerah efisiensi dihubungkan dengan nilai realisasi pengeluaran dan nilai realisasi penerimaan. Secara formula efisiensi dirumuskan sebagai berikut: Rasio E fisiensi = Realisasi Pengeluaran Realisasi Penerimaan Kriteria penilaian efisiensi adalah sebagai berikut Medi,1996 dalam Hamzah, 2007: No Prosentase Keterangan 1  100 Tidak E fisien 65 2 90 - 100 Kurang E fisien 3 80 - 90 Cukup E fisien 4 60 - 80 E fisien 5 60 Sangat E fisien

2. Pertumbuhan E konomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan tingkat perkembangan dan kegiatan dalam bidang perekonomian yang dapat menyebabkan perputaran barang dan jasa baik pada lingkup masyarakat maupun pemerintah. Pertumbuhan ekonomi juga bisa dijadikan sebagai dasar pergerakan tingkat kemakmuran masyarakat yang dapat dilihat dari tinggi rendahnya angka kemiskinan dan pengangguran. Dengan demikian semakin tinggi tingkat kemakmuran masyarakat seharusnya dibarengi dengan menurunya tingkat kemiskinan dan pengangguran. Dalam penelitian ini tingkat pertumbuhan ekonomi diproksikan dengan Pendapatan Domestik Bruto per kapita PDRB perkapita. Dari pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa perrtumbuhan ekonomi merupakan kemampuan suatu negara dalam menyediakan kebutuhan barang dan jasa keapada masyarakat dalam jumlah yang banyak sehingga memungkinkan untuk kenaikan standar hidup yang mana berdampak pula bagi penurunan tingkat pengangguran dalam jangka panjang Todaro 1997 dalam Hamzah 2007 menyebutkan bahwa secara spesifik ada tiga factor utama pertumbuhan ekonomi yaitu akumulasi modal, pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja yang diangap secara positif merangsang pertumbuhan ekonomi.

3. Pengangguran

Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja, tetapi sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena tidak meungkin mendapatkan pekerjaan discouraged workers atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja atau mempunyai pekerjaan tetapi belum bekerja Putong,2003 dalam Hamzah Ardi,2007. Lebih lanjur Artuhur Okun dalam Putong,2003; Hamzah Ardi,2007 mengatakan apabila GNP tumbuh 2,5 diatas trendnya yang telah dicapai pada tahun tertentu, maka tingkat pengangguran akan turun sebesar 1. Jadi 12,5= 0,4. Apabila tingkat pengangguran ingin diturunkan sebesar 2, maka pertumbuhan ekonomi haruslah dipacu agar bias tumbuh sebesar 5 diatas rata-rata. Berdasarkan pemaparan tersbut hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H a1 : Kinerja k euangan berupa rasio k emandirian, ,rasio efek tifitas, dan rasio efisiensi secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan ek onomi pada k abupaten k ota di pulau Sumatra. 66 H a2 : Pertumbuhan ek onomi secara langsung berpengaruh terhadap tingk at pengangguran pada k abupaten k ota di pulau Sumatra. H a3 : Pertumbuhan ek onomi secara langsung berpengaruh terhadap k emisk inan pada k abupaten k ota di pulau Sumatra.

C. DE SAIN PE NE LITIAN