10
A. Tinjuan Tentang Pembelajaran IPA
1. Pengertian Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan
pembelajaran siswa dapat dikatakan belajar, apabila proses perubahan perilaku terjadi pada dirinya sebagai hasil dari suatu pengalaman. Untuk itu, tujuan
pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah secara operasional adalah membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi dirinya sendiri Dimyani dan Mudjiono, 2006:136.
Sementara itu, Oemar Hamalik 2010: 54 menyatakan bahwa pembelajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi antara
guru dan siswa. Keduanya menunjukkan aktivitas yang seimbang hanya saja memiliki peranan yang berbeda. Siswa bukan saja penentu dalam
berlangsungnya proses dalam belajar, tetapi guru ikut berperan serta dalam membantu menciptakan iklim belajar anak dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan hakikat pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram untuk membantu seseorang mempelajari suatu
kemampuan dan atau nilai yang baru Syaiful Sagala, 2010: 61. Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam proses pembelajaran dikembangkan melalui pola
pembelajaran yang menggambarkan kedudukan serta peran pendidik dan peserta didik.
11 Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran melalui proses aktif sesuai peranannya masing-
masing. Pembelajaran hendaknya memberikan pengalaman siswa, berupa cara- cara penting untuk memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang menjadi kebutuhannya.
2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Sains atau yang dikenal dengan Ilmu Pengetahuan Alam diterjemahkan dari bahasa Inggris
‘natural science’, secara singkat disebut
Science.
IPA secara harafiah dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan alam atau yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam Srini M Iskandar, 19961997: 2. Abruscato DeRosa 2010: 11 mengungkapkan
bahwa, “
Science seeks explanations of the nature world, it consists of the following components: A
Systemic quest for explanations;the dynamic body of knowledge generad
through a systemic quest for explanations”. Hal ini mengandung makna bahwa IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan, tetapi merupakan proses pencarian
yang sistematis dan berisi berbagai strategi dimana menghasilkan kumpulan pengetahuan yang dinamis.
IPA juga dipandang sebagai cerminan dari hubungan antara produk pengetahuan, metode ilmiah serta nilai sikap yang terkandung dalam proses
pencarianya. Seperti yang diungkapkan Trowbridge Bybee, bahwa IPA merupakan representasi dari suatu hubungan dinamis menyangkut tiga faktor
utama, yaitu “
the extant body of scientific knowledge, the value of science and
12
the method and processes of science
” Siti Fatonah dan Zuhdan K. Prasetyo, 2013: 8. Dari hakikatnya memberi penekanan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam
bukan hanya kumpulan pengetahuan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif penemuan menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya.
Hal ini sejalan diungkapkan Patta Bundu 2006: 10 menyatakan bahwa IPA adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam memperoleh
pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan tersebut. Dalam hal ini, IPA sejatinya merupakan proses penemuan pengetahuan dan sikap ilmiah sehingga
bukan hanya kumpulan pengetahuan yang merupakan produk dari kegiatan ilmiah.
Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah kumpulan pengetahuan yang berupa teori-teori mengenai
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam raya dan telah diuji kebenarannya, melalui proses metode ilmiah dari pengamatan, studi, dan pengalaman disertai
sikap ilmiah di dalamnya. Dapat dijabarkan, IPA secara garis besarnya memiliki tiga komponen yaitu:
a. IPA sebagai produk, merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan analitik yang dilakukan para ilmuan dalam bentuk fakta-fakta, konsep-
konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang dapat menjelaskan dan memahami alam serta berbagai fenomena di dalamnya.
b. IPA sebagai proses, merupakan sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam sebagai proses Sains dalam mendapatkan pengetahuan
13 Sains tersebut, meliputi kemampuan observasi, klasifikasi, kuantifikasi,
inferensi, komunikasi dan proses sains lainnya. c. IPA sebagai sikap ilmiah, merupakan sikap ilmiah yang biasa
ditunjukan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan dari objektif terhadap fakta hati-hati, kritis dan sebagainya.
Hal ini memberi penekanan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya kumpulan pengetahuan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif
penemuan menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya.
3. Pembelajaran IPA di SD