Keterampilan Proses yang Ditunjukkan Siswa dalam Pembelajaran

87 Namun, dalam pembelajaran dirasakan masih kurangnya feedback dari kegiatan yang telah digunakan terlebih terkait penilaian keterampilan proses siswa masih menjadi kekurangan guru dalam pembelajaran. Selama pembelajaran guru jarang melakukan mendorong adanya review kritis siswa dari setiap kegiatan yang telah dilaksanakan. Guru belum menelaah serta mempelajari keterampilan proses saja yang digunakan siswa untuk menyusunnya sesuai pada perencanaan. Dengan demikian, Guru belum dapat mengetahui kemampuan siswa terhadap keterampilan proses yang dilakukan.

3. Keterampilan Proses yang Ditunjukkan Siswa dalam Pembelajaran

Dari aktivitas yang telah dikembangkan guru, keterampilan proses yang ditunjukkan siswa dalam setiap pembelajaran berbeda-beda. Hal ini bergantung pada materi, kegiatan dan sarana prasarana yang ada dalam pembelajaran. Sesuai untuk tingkat sekolah dasar, Rezba, et.al. 1995: viii, mengungkapkan bahwa penguasaan keterampilan proses IPA seharusnya difokuskan pada enam aspek keterampilan dasar yaitu mengamati, mengklasifikasi, menghitung, menyimpulkan dan memprediksi. Dari semua pembelajaran, siswa telah menggunakan keterampilan proses berupa mengamati, mengkomunikasikan, menyimpulkan, mengklasifikasi dan memprediksi. Untuk keterampilan mengukur belum dapat berjalan karena adanya keterbatasan waktu. Hal ini selaras pendapat Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh 2005: 115, anak mulai menganalisis anlyse -uraian pengamatannya sehingga ia mengenal sifat-sifat benda, manusia dan hewan. Aspek pengamatan, Siswa melakukan kegiatan pengamatan dalam setiap pembelajaran. Hal ini sejalan diungkap Patta Bundu 2006: 25 bahwa kemampuan 88 pengamatan merupakan kemampuan menggunakan panca indra untuk memperoleh data atau informasi. Indikator dasar mengidentifikasi objek-objek merupakan aspek yang dominan dalam pengamatan. Siswa belum banyak menunjukan kemampuan dalam menggunakan semua alat indra, alat-alat bantu observasi, pengamatan kualitatif serta perubahan suatu objek karena adanya keterbatasan objek yang menjadi salah satu penyebabnya. Aspek klasifikasi, Dalam pembelajaran yang dilakukan tidak semua materi menggunakan keterampilan klasifikasi. Dalam kemampuan klasifikasi, siswa banyak menunjukannya melalui bimbingan dari guru. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru memancing siswa dalam melakukan identifikasi sifat-sifat dari objek, mengelompokannya menjadi dua grup dan membuat cabang dari kelompok.Usman Samatowa 2006: 95 menyatakan mengelompokan merupakan suatu proses pemilihan objek-objek atau peristiwa-peristiwa berdasarkan persamaan dan perbedaan sifat atau cirri-ciri dari suatu objek atau peristiwa tersebut. Hal ini juga mendukung pendapat Santrock 2010: 55 yang menyatakan bahwa siswa sudah mempunyai bekal dalam melakukan penggolongan. Aspek komunikasi, siswa telah menunjukan kemampuan dalam setiap indikator keterampilan komunikasi. Siswa mampu mendeskripsikan objek dan peristiwa dengan teliti, memberikan gambaran sedemikian rupa, mengkomunikasikan kepada orang lain secara tertulis maupun lisan maupun hasil percobaan dengan grafik, tabel, data, maupun gambar. Hal ini sesuai pendapat bahwa komunikasi adalah kemampuan untuk menyampaikan hasil pengamatan atau pengetahuan yang dimiliki kepada orang lain baik secara lisan maupun tertulis 89 Patta Bundu. 2006: 26. Dari hasil pengamatan siswa menyampaikan hasilnya baik secara tertulis maupun lisan dari hasil pengamatan yang dilakukan. Secara tertulis, siswa mengerjakan lembar kerja siswa yang terdapat dalam buku pegangan. Aspek prediksi, Dalam kemampuan prediksi, siswa menunjukannya melalui bimbingan dari guru berupa melakukan diagnose dan melakukan tes untuk menguji prediksi. Prediksi merupakan pengajuan hasil-hasil yang mungkin dihasilkan dari suatu percobaan Trianto. 2010: 145. Pada saat melakukan pecobaan perambatan bunyi, siswa mampu membuat prediksi tentang kemungkinan perubahan perambatan bunyi dari perubahan aktivitas siswa. Aspek membuat kesimpulan, siswa sudah mampu menunjukan sebagian besar indikatornya. siswa banyak menunjukannya melalui bimbingan dari guru. Inferensi merupakan penarikan kesimpulan dan penjelasan dari hasil pengamatan Patta Bundu 2006: 28. Siswa mampu menjelaskan hubungan antara objek dan peristiwa pengamatan, membuat kesimpulan berdasarkan fakta berupa hasil percobaan maupun pengamatan yang dilakukan kemudian mengemukakannya melalui pendapat yang beralasan. Aspek mengukur, Siswa belum melakukan aktivitas mengukur. Keterampilan mengukur penting untuk melakukan pengamatan kuantitatif, membandingkan, dan klasifikasi objek serta mengkomunikasikan secara efektif Funk, dkk. 1995: 43. Dari hasil pembelajaran tidak memuat aktivitas untuk mengukur. Sebenarnya ada salah satu pembelajaran yang aktivitasnya yang dapat dikembangkan yaitu menentukan Berat Badan Ideal BBI. Di dalam menetukan BBI, siswa dapat 90 diarahkan mengukur tinggi dan berat badan menggunakan alat ukur sesuai. Alhasil, siswa belum dapat menunjukan kemampuan dalam mengukurnya.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Keterampilan Proses

Dokumen yang terkait

“Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Terhadap Penguasaan Konsep IPA Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 12 Pamulang

2 15 208

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA menggunakan media pembelajaran berbasis IT pada siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya Condong Catur tahun pelajaran 2015/2016.

1 2 280

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III C pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Perumnas Condong Catur.

0 0 288

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA menggunakan media pembelajaran berbasis IT pada siswa kelas V SD Negeri Sarikarya Condong Catur tahun pelajaran 2015/2016.

0 3 267

Implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD Kanisius Condongcatur Sleman.

0 1 383

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES IPA DASAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK-TERPADU PADA SISWA KELAS IV B DI SD NEGERI PERCOBAAN 4 WATES KULON PROGO.

2 9 262

KEEFEKTIFAN PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI GOLO YOGYAKARTA.

0 0 224

PERSEPSI PENGELOLA DAN ORANGTUA TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI SPS ASPARAGUS KENTUNGAN CONDONG CATUR DEPOK SLEMAN.

0 3 187

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SD | Sabirin | Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran PB

0 1 11

IDENTIFIKASI LARVA NYAMUK PADA TEMPAT PENAMPUNGAN AIR DI PADUKUHAN DERO CONDONG CATUR KABUPATEN SLEMAN

0 0 7