29 setiap tahapan siswa dapat mendiskusikan tentang bagaimana cara
menyelesaikan kegiatan
tersebut sehingga
dapat menjadi
pengembangan dan perbaikan pada kegiatan selanjutnya. Dalam hal ini, Guru membantu siswa menyadari keterampilan yang mereka butuhkan
adalah hal terpenting sebagai bagian dari proses belajarnya. e. Menyiapkan teknik yang luwes untuk mengembangkan keterampilan
proses. Guru melaksanakan teknik yang tepat dalam mengajarkan setiap keterampilan yang ada. Kegiatan praktik dipandang dapat
memenuhi tujuan dalam menyediakan keterampilan proses Usman Samatowa, 2010: 100.
C. Karakteristik Anak SD
Menurut Jean Piaget Hendro Darmojo dan Jenny R. E Kaligis, 19911992: 18, mengklasifikasikan tingkat-tingkat perkembangan intelektual anak sebagai
berikut: a. Tahap sensori-motor 0-2 tahun
b. Tahap Operasional: 1 Praoperasional 2-7 tahun
2 Operasional konkret 7-11 tahun c. Tahap Operasional formal :
1 Pemikiran organisasional 11-15 tahun 2 Pemikiran keberhasilan 15 tahun ke atas
Dari klasifikasi tingkat-tingkat perkembangan intelektual anak, bahwa anak usia sekolah dasar berkisar antara 7-11 tahun termasuk dalam tahap operasional
konkret. Dalam hal ini, anak kini bisa bernalar secara logis tentang kejadian- kejadian konkret dan mampu mengklasifikasi objek ke dalam kelompok yang
30 berbeda-beda. Santrock, 2010: 48. Pada tahap ini, klasifikasi dalah kemampuan
yang penting dalam pemikiran operasional konkret. Anak juga terlibat dalam operasi konkret yang menilbatkan stimulasi pengurutan berdasarkan dimensi
kuantitatif. Anak juga mempunyai kemampuan untuk mengkombinasikan hubungan-hubungan secara logis guna memahami kesimpulan tertentu.
Hal ini juga seperti dikemukakan Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 103, menurut Piaget masa kanak-kanak akhir berada pada tahap berfikir konkret usia 7-12
tahun, dimana konsep yang ada pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep samar-samar dan tidak jelas, sekarang lebih konkret. Pada masa ini anak-anak
mampu melakukan pekerjaan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada sebelumnya. Pemahaman anak tentang konsep ruangan, kausalitas, kategori, konversi, dan
penjumlahan lebih baik. Mereka sudah dapat menulis dan berkorespondensi, dan akhirnya mereka mulai dapat berfikir abstrak yang sederhana misalnya memahami
konsep berat, gaya dan ruang Hendro Darmojo dan Jenny R. E Kaligis, 19911992: 20.
Dengan demikian, anak sudah lebih mampu berpikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi karena proses kognitifnya tidak lagi egosentrisme dan sudah
lebih logis. Anak mampu mengurutkan, mengklasifikasikan suatu benda berdasarkan kesamaan ciri objek-objeknya serta mulai menggunakan logika dalam
pengambilan keputusan. Anak mulai menganalisis
anlyse
-uraian pengamatannya sehingga ia mengenal sifat-sifat benda, manusia dan hewan Abu Ahmadi dan
Munawar Sholeh , 2005: 115.
31 Menurut Santrock, John W 2010: 55, pembelajaran yang sesuai dengan
pemikir operasional konkret yaitu a. Mendorong siswa untuk menemukan konsep dan prinsip sehingga aktif
dalam proses penemuan pengetahuan. b. Melibatkan anak dalam tugas-tugas operasional baik operasi hitung,
pengurutan dan pembalikan. c. Merencanakan aktivitas dimana anak berlatih konsep mengurutkan secara
hierarki. d. Mengadakan aktivitas yang membutuhkan berkaitan pengukuran area, berat
dan isi. e. Mengaktifkan anak untuk mengecek kebenaran dan kesimpulan
jawabannya saat memecahkan problem. f. Mengajak anak berkerja secara kelompok dan saling bertukar pikiran.
g. Memodifikasi materi pembelajaran yang dapat merangsang anak untuk mengajukan pertanyaan.
h. Menggunakan alat bantu peraga dan visual untuk mengajarkan sesuatu yang kompleks.
i. Dalam pembelajaran Sains atau ilmu alam mendorong anak untuk mengutak-atik dan bereksperimen.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa sudah mempunyai bekal dalam menemukan, dan mengorganisasi pengetahuannya.
32 Dukungan pembelajaran sudah seyogyanya diarahkan pada proses pembelajaran
yang menekankan pada proses penemuan.
D. Pertanyaan Penelitian