Ciri-ciri Sekolah Bermutu Manfaat Praktis
37
ß
ebijakan
à
utu
áâ
kolah di SD Ka nisius Kadirojo Kalasan . Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengkaji tentang partisipasi masyarakat dalam proses kebijakan mutu sekolah serta faktor pendukung,
penghambat dan solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ada di SD Kanisius Kadirojo.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif dengan subjek penelitian meliputi komite sekolah, kepala sekolah,
guru, orangtua, dan tokoh masyarakat yang terlibat langsung dalam proses kebijakan mutu sekolah di SD Kanisius Kadirojo. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: 1 Partisipasi masyarakat dalam proses kebijakan mutu sekolah dapat dilihat melalui beberapa tahap yaitu formulasi kebijakan
problem formulation, formulasi kebijakan formulation pada tahap ini pelibatan hanya pada stakeholder saja masyarakat belum dilibatkan;
penentuan kebijakan adoption pada tahap ini penentuan kebijakan dilakukan melalui beberapa langkah yaitu: perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, pengawasan, dan implementasi kebijakan implementation pada tahap ini partisipasi sudah sangat dominan oleh warga sekolah dan
masyarakat; 2 Fakor pendukung partisipasi meliputi: kesadaran warga sekolah untuk melibatkan masyarakat; adanya manfaat bagi masayarakat
atas adanya kebijakan ini, letak sekolah yang kondusif; 3 Faktor penghambat meliputi: partisipasi aktif dari orangtua lebih banyak dilakukan
oleh ibu-ibu daripada bapak-bapak; kurangya biaya; kurangnya lahan untuk
38
perluasan gedung; kurang disiplinnya beberapa pihak; 4 Solusi yang dilakukan oleh kepala sekolah yaitu: masalah keuangan diatasi dengan
memperluas jaringanmitra sekolah; masalah sempitnya lahan diatasi dengan penyiasatan dalam penggunaannya; masalah ketertiban dengan penanaman
karakter bagi siswa dan guru; serta adanya peringatan yang tegas dari sekolah.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hestika Aprilia Permatasari dalam Skripsi Mahasiswa Kebijakan Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta tahun
2012 dengan judul
ã
mpleme ntasi
ä
ebijakan
å
anajeme n Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah di SMA Negeri 1 Banguntapan . Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui: 1 Upaya yang dilakukan sekolah dalam mengimplementasikan Kebijakan Manajemen Mutu Berbasis Sekolah
MPMBS; 2 Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam mengimplementasikan kebijakan Manajemen Mutu Berbasis Sekolah
MPMBS; 3 Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi hambatan implementasi kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di
SMA Negeri 1 Banguntapan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1 Upaya yang dilakukan
untuk mengimplementasikan kebijakan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis adalah: meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian,
meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada
39
orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolah, serta meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah; 2 Faktor pendukung
meliputi: kepala sekolah, guru, karyawan, serta komite sekolah mempunyai keprofesionalan dalam bekerja, selain itu mempunyai komitmen bersama
untuk menjadikan pendidikan SMA Negeri 1 Banguntapan lebih baik, dan sarana prasarana yang mencukupi. Faktor penghambat meliputi: kurangnya
pemahaman warga sekolah tentang kebijakan MPMBS, guru belum mampu menerapkan metode pembelajaran yang sesuai, dan kurang meratanya sarana
dan prasarana di dalam kelas khususnya pemasangan LCD yang baru mencakup 10 kelas; 3 Solusinya adalah kepala sekolah lebih meningkatkan
lagi dalam mensosialisasikan kebijakan MPMBS, guru lebih memperhatikan karakteristik siswa siswa dan mata pelajaran yang diampunya, serta
pengoptimalan sarana dan prasarana sebagai media penunjang proses pembelajaran.
Dalam penelitian ini, peneliti tidak akan membahas tentang dua hal yang telah diteliti dan dikemukakan di atas, tetapi peneliti akan mengkaji
mengenai implementasi kebijakan mutu
æç è é é
êëì í ë îï
dalam di SMK Negeri 1 Magelang.