Hal-hal yang diperlukan dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
35
a. Fokus pada kostumer Setiap orang dalam sebuah sekolah bermutu adalah kostumer
dan pemasok. Secara khusus kostumer sekolah adalah siswa dan keluarganya. Sekolah memiliki kostumer internal dan eksternal.
Kostumer internal adalah orangtua, siswa, guru, administrator, staf,
dan dewan sekolah yang berada di dalam sistem pendidikan. Kostumer external yaitu masyarakat, perusahaan, keluarga, militer dan perguruan
tinggi yang berada di luar organisai, namun memanfaatkan output proses pendidikan.
b. Keterlibatan total Setiap orang harus ikut berpartisipasi dalam transformasi mutu.
Mutu tidak hanya tanggung jawab semua pihak. Mutu menuntut setiap orang memberi kontribusi bagi upaya mutu.
c. Pengukuran Dalam melakukan perbaikan, sekolah perlu memiliki data dari
apa yang telah dilakukan dalam upaya perbaikan, data yang dikumpulkan bertujuan untuk mengembangkan solusi pemecahan
masalah. Komunitas menggunakan anggaran sekolah untuk mengukur efisiensi proses sekolah.
d. Komitmen Para pengawas dan dewan sekolah harus memiliki komitmen
pada mutu. Mutu merupakan perubahan budaya yang menyebabkan
36
organisasi mengubah cara kerjanya, manajemen harus mendukung proses perubahan dengan memberikan pendidikan, perangkat, sistem
dan proses untuk meningkatkan mutu. e. Perbaikan berkelanjutan
Sekolah mesti melakukan sesuatu lebih baik esok hari dibandingkan dari hari kemarin. Para profesional pendidikan harus
secara konstan menemukan cara untuk menangani masalah yang muncul dan memperbaiki proses yang dikembangkan serta membuat
perbaikan yang berkelanjutan Arcaro, Jerome. S, 2006: 38-43. Sekolah dapat dikatakan bermutu apabila prestasi sekolah
khususnya prestasi peserta didik menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam: 1 Prestasi akademik yaitu nilai rapor dan nilai kelulusan yang
memenuhi standar yang ditentukan; 2 Memiliki nilai-nilai kejujuran, ketaqwaan, kesopanan, dan mampu mengapresiasi nilai-nilai budaya; 3
Memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kemampuan yang diwujudkan dalam bentuk ketrampilan sesuai dengan dasar ilmu yang diterimanya
disekolah Syaiful Sagala, 2007: 170.
Þ
. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Retno Setya Putri dalam Skripsi Mahasiswa Kebijakan Pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta tahun 2012 dengan judul Partisipasi Masyarakat dalam Proses
37
ß
ebijakan
à
utu
áâ
kolah di SD Ka nisius Kadirojo Kalasan . Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengkaji tentang partisipasi masyarakat dalam proses kebijakan mutu sekolah serta faktor pendukung,
penghambat dan solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ada di SD Kanisius Kadirojo.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif dengan subjek penelitian meliputi komite sekolah, kepala sekolah,
guru, orangtua, dan tokoh masyarakat yang terlibat langsung dalam proses kebijakan mutu sekolah di SD Kanisius Kadirojo. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: 1 Partisipasi masyarakat dalam proses kebijakan mutu sekolah dapat dilihat melalui beberapa tahap yaitu formulasi kebijakan
problem formulation, formulasi kebijakan formulation pada tahap ini pelibatan hanya pada stakeholder saja masyarakat belum dilibatkan;
penentuan kebijakan adoption pada tahap ini penentuan kebijakan dilakukan melalui beberapa langkah yaitu: perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, pengawasan, dan implementasi kebijakan implementation pada tahap ini partisipasi sudah sangat dominan oleh warga sekolah dan
masyarakat; 2 Fakor pendukung partisipasi meliputi: kesadaran warga sekolah untuk melibatkan masyarakat; adanya manfaat bagi masayarakat
atas adanya kebijakan ini, letak sekolah yang kondusif; 3 Faktor penghambat meliputi: partisipasi aktif dari orangtua lebih banyak dilakukan
oleh ibu-ibu daripada bapak-bapak; kurangya biaya; kurangnya lahan untuk