Kebijakan Mutu SKILL CENTER di SMK Negeri 1 Magelang
26
yaitu: Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia, seperti kepala sekolah, guru, siswa, laboran dan lainnya. Kedua, memenuhi
atau tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga, buku, kurikulum, sarana prasarana dan sebagainya. Ketiga, memenuhi atau
tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, deskripsi kerja, dan struktur organisasi. Keempat, mutu
masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan, dan cita-cita Sudarwan Danim, 2006: 53.
Rumusan mutu pendidikan bersifat dinamis dan dapat ditelaah dari berbagai sudut pandang. Kesepakatan konsep mutu dikembalikan pada
rumusan acuan atau rujukan yang ada seperti kebijakan pendidikan, proses belajar mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana, fasilitas pembelajaran
dan tenaga kependidikan sesuai dengan kesepakatan pihak-pihak yang berkepentingan. Peningkatan mutu pendidikan diperoleh melalui dua
strategi, yaitu: 1 Peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi akademis untuk memberi dasar minimal dalam perjalanan yang harus ditempuh
mencapai mutu pendidikan yang dipersyaratkan oleh tuntutan zaman; 2 Peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi pada keterampilan hidup
yang esensial yang dicakupi oleh pendidikan yang berlandasan luas, nyata dan bermakna Syaiful Sagala, 2007: 169-170.
27
Tujuan mutu terpadu adalah memahami kebutuhan pelanggan yang selalu berkembang serta menggunakan pengetahuan tersebut untuk
diterjemahkan dalam produk-produk dan pendekatan bisnis baru yang inovatif Edward Sallis, 2006: 56. Ada banyak sumber mutu dalam
pendidikan, seperti: sarana gedung yang bagus; guru yang terkemuka; nilai moral yang tinggi; hasil ujian yang memuaskan; spesialisasi atau kejuruan;
dorongan orangtua; bisnis dan komunikasi lokal; sumber daya yang melimpah; aplikasi teknologi mutakhir; kepemimpinan yang baik dan
efektif; perhatian terhadap pelajar dan peserta didik; kurikulum yang memadai; atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut Edward Sallis, 2006:
31. Dalam mengembangkan mutu sekolah, sekolah harus mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan Indonesia. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 pasal 35 ayat 1 tentang Sisdiknas, menyebutkan bahwa:
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala Kemendiknas, 2006:
18. Dapat diartikan bahwa dalam menyelenggarakan proses pendidikan,
suatu instutusi harus mengacu dan memperhatikan 8 Standar Nasional Pendidikan yang terdiri atas:
28
1. Standar isi Standar isi merupakan materi dari tingkat kompetensi yang
harus dikuasai oleh setiap peserta didik di dalam berbagai jenis tingkat dan jenis pendidikan.
2. Standar proses Standar proses meliputi pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. 3. Standar kompetensi lulusan
Standar ini merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang berkaitan dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan.
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan Standar ini berisi tentang kriteria pendidikan prajabatan dan
kelayakan fisik maupun mental serta pendidikan dalam jabatan dari tenaga guru serta tenaga kependidikan lainnya.
5. Standar sarana dan prasarana Standar ini mengenai kriteria minimal tentang ruang belajar,
perpustakaan, tempat olahraga, tempat ibadah, tempat bermain dan rekreasi, laboraturium, bengkel kerja, sumber belajar lainnya yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, dan termasuk juga dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.