Berat Basah Kalus Embriogenik

embriogenik yang di proliferasi menjadi embrio somatik diperlukan zat pengatur tumbuh 2,4-D. Berdasarkan hasil uji DMRT Duncan Multiple Range Test saat terbentuknya kalus embriogenik terhadap konsentrasi 2,4-D diperoleh hasil yaitu konsentrasi 120 mgL dan 130 mgL memberikan pengaruh yang sama terhadap induksi kalus embriogenik, tetapi berpengaruh berbeda nyata dengan konsentrasi 2,4-D 110 mgL. Pada konsentrasi 2,4-D 120 mgL dan 130 mgL memberikan pengaruh paling baik terhadap induksi kalus embriogenik. Sedangkan pada konsentrasi 2,4-D 110 mgL memberikan pengaruh paling kecil terhadap induksi kalus embriogenik. Tabel 4.2. Pengaruh Posisi Eksplan dan Konsentrasi 2,4-D Terhadap Persentase Induksi Kalus Embriogenik. Konsentrasi 2,4-D Induksi Kalus Embriogenik Rata-Rata Basal Median Apikal 110 mgL 15,4 0,0 0,0 5,1 a 120 mgL 30,8 7,7 0,0 12,8 b 130 mgL 38,5 7,7 0,0 15,4 b Rata-Rata 28,2 c 5,1 b 0,0 a Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji p 0,05 DMRT

4.7 Berat Basah Kalus Embriogenik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat basah kultur kalus embriogenik menunjukkan respon yang beragam. Data pengamatan berat basah kalus dapat dilihat pada Lampiran 17 dapat dilihat bahwa perlakuan zat pengatur tumbuh 2,4-D memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap berat basah kalus embriogenik. Untuk hasil uji rata-rata berat basah kalus embriogenik dengan kombinasi zat pengatur tumbuh 2,4-D yang berbeda konsentrasi dapat dilihat dari Gambar 4.3. Gambar 4.3. Histogram Berat Basah Kalus pada Posisi Segmen Basal dengan Taraf Konsentrasi 2,4-D yang Berbeda Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa perlakuan posisi segmen basal dengan konsentrasi 2,4-D 130 mgL memberikan hasil tertinggi dengan nilai rata- rata berat basah kalus sebesar 0,148 g sedangkan perlakuan posisi segmen basal dengan konsentrasi 2,4-D 110 mgL memberikan hasil terendah dengan nilai rata- rata berat basah kalus sebesar 0,04 g. Hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada hasil uji analisis sidik ragam pada Lampiran 18. Berdasarkan analisis sidik ragam dapat dijelaskan bahwa tingkat konsentrasi 2,4-D berpengaruh nyata terhadap berat basah kalus yaitu dengan nilai sig .000 0.001 atau p 0.001 dengan nilai F hitung 96,452. Pada konsentrasi 2,4-D 130 mgL memberikan hasil tertinggi terhadap berat basah kultur kalus embriogenik hal ini disebabkan konsentrasi zat pengatur tumbuh yang sesuai dan tepat dalam memacu pembesaran dan perbanyakan sel sehingga berat kultur menjadi meningkat. Selain itu tekanan turgor menyebabkan pemanjangan dan pembesaran sel. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan peningkatan berat basah kalus, sebab respon setiap sel berupa tekanan turgor terhadap kondisi cairan di sekitar sel berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan pernyataan Maretzki 1974 dalam Suskendriyati 2003, bahwa respon pertumbuhan sel terhadap penambahan karbohidrat berbeda-beda untuk setiap spesies. Berdasarkan hasil uji DMRT Duncan Multiple Range Test pada berat basah kalus terhadap konsentrasi 2,4-D diperoleh hasil yaitu pada konsentrasi 2,4-D 110 mgL dan 120 mgL memberikan pengaruh yang sama terhadap berat basah kalus, tetapi memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap konsentrasi 2,4-D 130 mgL. Pada konsentrasi 2,4-D 110 mgL memberikan pengaruh paling kecil terhadap berat basah kalus dibandingkan dengan konsentrasi 2,4-D 130 mgL memberikan pengaruh paling baik terhadap berat basah kalus.

4.8 Berat Kering Kalus Embriogenik