Kultur Jaringan Sumber Eksplan Embriogenesis Somatik

daripada bunga betina. Sedangkan bunga betina berbentuk bundar oval, ujung kelopak bunga agak rata dan diameter bunga lebih besar. Perbedaan bentuk bunga sangat penting untuk diketahui dalam melakukan penyerbukan buatan assisted pollination. 6. Buah Anatomi buah kelapa sawit terdiri dari : a. Kulit buah licin dan keras epikarp atau kutikula, b. Daging buah mesokarp yang terbentuk dari serabut-serabut fibre dan minyak, c. Kulit biji cangkang; tempurung berwarna hitam dan keras endocarp, d. Daging biji endosperm berwarna putih yang mengandung minyak, e. Lembaga embrio. Berdasarkan ketebalan cangkang buah, kelapa sawit dapat dibedakan menjadi Dura bercangkang tebal, Pisifera tanpa cangkang, Tenera bercangkang tipis. Saat ini jenis kelapa sawit yang banyak ditanam adalah jenis Tenera yang merupakan hibrida dari Dura x Pisifera DxP.

2.4 Kultur Jaringan

Kultur jaringan adalah suatu teknik atau metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman, seperti protoplasma, sel, kelompok sel, jaringan dan organ kemudian menumbuhkan bagian tersebut pada media buatan yang mengandung kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam kondisi aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam kultur jaringan ditentukan oleh sejumlah faktor antara lain : a. Faktor genetik tanaman. b. Nutrient, seprti makro dan mikro nutrient, air, gula, dan asam amino. c. Faktor fisik, seperti cahaya, temperature, dan pH. d. Beberapa substansi organik seperti zat pengatur tumbuh, vitamin, senyawa organik dan anorganik. e. Kandungan oksigen. Manfaat utama dari tehnik kutur jaringan adalah perbanyakan klon atau perbanyakan massal dari tanaman yang sifat genetiknya identik satu sama lain.

2.5 Sumber Eksplan

Penggunaan eksplan yang bersifat meristematik umumnya memberikan keberhasilan pembentukan embrio somatik yang lebih tinggi. Sifat-sifat genetik jaringan meristem yang stabil, memungkinkan bagi dihasilkannya tanaman baru dengan sifat-sifat genetik yang identik dengan induknya. Stabilitas meristem ini ditentukan oleh sejumlah faktor diantaranya sel-sel meristem memiki mekanisme penggandaan DNA yang lebih efisien daripada sel-sel pada jaringan yang belum terorganisasi misalnya kalus sehingga kemungkinan terjadinya mutasi sangat kecil Stafford, 1991. Eksplan yang digunakan dapat berupa aksis embrio zigotik muda dan dewasa, kotiledon, mata tunas, epikotil maupun hipokotil Purnamaningsih, 2002. Ujung tunas dan ujung meristem adalah bagian paling popular sebagai sumber eksplan untuk inisiais kultur jaringan Ahloowali, 2002.

2.6 Embriogenesis Somatik

Embriogenesis somatik adalah proses perkembangan dimana sel-sel somatik melalui proses restruktur untuk menghasilkan sel-sel embriogenik. Sel-sel ini kemudian melalui serangkaian perubahan biokimia dan morfologi yang menghasilkan pembentukan embrio somatik atau non-zigotik yang dapat berperan dalam regenerasi tanaman. Embriogenesis somatik mewakili lintasan perkembangan yang unik, termasuk sejumlah karakteristik dediferensiasi sel, aktivasi pembelahan sel, reprogram proses fisiologi sel, metabolisme dan pola ekspresi gen Yang Zhang, 2010. Embriogenesis somatik adalah proses perkembangan dimana sel-sel somatik berkembang menjadi struktur yang menyerupai embrio zigotik melalui serangkaian tahap karekteristik embriologis tanpa fusi gamet Jimenez et al., 2001. Teknik embrio somatik merupakan teknik perbanyakan secara in vitro dengan dasar menggunakan kalus somatik embriogenesis hasil seleksi ketat. Dari seleksi ini didapatkan kalus yang berpotensi berkembang menjadi planlet. Keutamaan penggunaan embriogenesis somatik menguntungkan untuk dibudidayakan massa, program perbaikan genetik dan produksi pada sintetis bibit Hartman et al., 1997 dalam Zulkarnain 2011. Embriogenesis somatik adalah proses yang menakjubkan karena struktur bipolar pengolahan pucuk dan akar menyerupai embrio zigotik, adalah dihasilkan dari sel somatik Mariani et al., 1998. Suatu keuntungan yang nyata dari embriogenesis somatik adalah embrio-embrio somatik yang dihasilkan bersifat bipolar, yakni memiliki ujung-ujung akar dan pucuk yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman lengkap Zulkarnain, 2011.

2.7 Kalus