Berat Kering Kalus Embriogenik

1974 dalam Suskendriyati 2003, bahwa respon pertumbuhan sel terhadap penambahan karbohidrat berbeda-beda untuk setiap spesies. Berdasarkan hasil uji DMRT Duncan Multiple Range Test pada berat basah kalus terhadap konsentrasi 2,4-D diperoleh hasil yaitu pada konsentrasi 2,4-D 110 mgL dan 120 mgL memberikan pengaruh yang sama terhadap berat basah kalus, tetapi memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap konsentrasi 2,4-D 130 mgL. Pada konsentrasi 2,4-D 110 mgL memberikan pengaruh paling kecil terhadap berat basah kalus dibandingkan dengan konsentrasi 2,4-D 130 mgL memberikan pengaruh paling baik terhadap berat basah kalus.

4.8 Berat Kering Kalus Embriogenik

Indikator pertumbuhan kalus selain ditentukan dengan peningkatan berat basah juga dapat dilihat pada berat kering kalus. Berat kering kalus merupakan indikator pertumbuhan yang lebih representatif dibandingkan dengan berat basah kalus. Menurut Sitompul dan Guritno 1995, berat basah atau berat segar sulit digunakan sebagai indikator petumbuhan karena berat basah masih dipengaruhi oleh kandungan air dalam sel. Kandungan air sel dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang tidak selalu konstan sehingga kandungan air dalam sel, jaringan atau keseluruhan tubuh tanaman berubah sesuai dengan kondisi lingkungan dan umur sel itu sendiri. Berat kering kalus yang digunakan adalah berat kering konstan. Untuk mendapatkan berat kering yang konstan, kalus dikeringkan dalam oven dengan suhu 80 C dan ditimbang setiap hari selama tiga hari berturut-turut sampai diperoleh berat yang konstan. Pengeringan kalus bertujuan untuk menghentikan aktivitas metabolisme sel dengan segera Sitompul dan Guritno, 1995. Data pengamatan berat kering kalus dapat dilihat pada Lampiran 19. Untuk hasil uji rata-rata penambahan berat kering kalus embriogenik pada setiap perlakuan dengan kombinasi zat pengatur tumbuh 2,4-D yang berbeda konsensentrasi dapat dilihat dari Gambar 4.4 Gambar 4.4. Histogram Berat Kering Kalus pada Posisi Segmen Basal dengan Taraf Konsentrasi 2,4-D yang berbeda Dari Gambar 4.1.4 diatas dapat dilihat bahwa perlakuan posisi segmen basal dengan konsentrasi 2,4-D 130 mgL memberikan hasil tertinggi dengan nilai rata-rata berat kering kalus sebesar 0,014 g sedangkan perlakuan posisi segmen basal dengan konsentrasi 2,4-D 110 mgL memberikan hasil terendah dengan berat kering kalus sebesar 0,007 g. Hal ini disebabkan oleh kemampuan kalus dalam menyerap dan menyimpan air. Berat basah dipengaruhi kandungan air dalam kalus, sedangkan berat kering merupakan berat konstan yang sudah tidak dipengaruhi kandungan air. Kalus yang memiliki berat basah tinggi tapi berat kering rendah disebabkan kalus mampu menyerap dan menyimpan air dalam jumlah banyak, sehingga ketika dikeringkan banyak air yang hilang dan menyebabkan berat kering kalus rendah. Pada berat basah kalus yang rendah tapi berat keringnya tinggi disebabkan kalus hanya mampu menyerap dan menyimpan air sedikit, sehingga ketika dikeringkan air yang hilang hanya sedikit dan diperoleh berat kering yang tinggi Kemampuan kalus dalam menyerap dan menyimpan air dipengaruhi oleh tekstur kalus Irmawati,2007. Menurut Abidin 1990 sel yang berada pada lapisan luar dan kontak dengan media lebih mudah menyerap air daripada sel yang berada di lapisan dalam. Tekstur kalus yang tidak rata menyebabkan tidak semua sel kalus mampu menyentuh media terutama sel kalus bagian dalam, akibatnya kemampuan kalus untuk menyerap dan menyimpan air tidak sama. Sel kalus yang memiliki vakuola lebih besar akan menyimpan air lebih banyak dibanding sel dengan vakuola kecil. Hal inilah yang diduga menyebabkan perbedaan pola antara berat basah dan berat kering kalus. Berdasarkan Analisis sidik ragam berat kering kalus diperoleh nilai sig 0.000 0.05 atau p 0.000 0.05 dengan nilai F hitung 29,618 sehingga tingkat konsentrasi 2,4-D memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap berat kering kalus. Berat kering merupakan salah satu indikator yang paling sering digunakan untuk menentukan adanya pertumbuhan massa pada setiap pengamatan, dikarenakan berat kering murni berisi hasil metabolisme dimana kandungan airnya telah dihilangkan melalui pengeringan. Berdasarkan hasil uji DMRT Duncan Multiple Range Test pada berat kering kalus terhadap konsentrasi 2,4-D diperoleh hasil yaitu konsentrasi 2,4-D 110 mgL dan 120 mgL memberikan pengaruh yang sama terhadap berat kering kalus tetapi konsentrasi 2,4-D 130 mgL memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap berat kering kalus. Pada konsentrasi 2,4-D 110 mgL memberikan pengaruh paling kecil dibandingkan pada konsentrasi 2,4-D 130 mgL memberikan pengaruh paling baik terhadap berat kering kalus.

4.9 Morfologi Kalus Primer dan Kalus Embriogenik