Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan. d. Bagi Calon Peneliti Hasil penelitian ini adalah bagian dari pengabdian yang dapat dijadikan refleksi untuk terus mengembangkan inovasi pembelajaran.

G. Batasan Istilah

1. Keefektifan : tindakan yang berhasil guna, terjadi kenaikan skor rata- rata sesudah dilakukan pembelajaran menulis dongeng menggunakan media buku bergambar tanpa kata terhadap kemampuan menulis dongeng peserta didik kelas eksperimen. 2. Menulis dongeng : mengekspresikan ide melalui tulisan mengenai cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal, dalam penelitian ini dipilih dongeng dengan tokoh binatang yang dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia. 3. Media : alat bantu pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar dan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tuntutan kurikulum. 4. Media buku bergambar tanpa kata : merupakan buku bacaan cerita anak yang di dalamnya terdapat gambar-gambar, dalam penelitian ini dipilih gambar dengan tokoh binatang yang dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritis

1. Pembelajaran Sastra

Pembelajaran sastra Indonesia merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan di sekolah. Sastra merupakan karya seni bermediakan bahasa yang unsur-unsur keindahannya menonjol. Sebagai sebuah karya seni, sastra tidak semata-mata hanya berurusan dengan unsur bahasa saja, melainkan juga unsur sastra lain yang tidak kalah penting. Sastra adalah hasil kesenian yang merupakan hasil kristalisasi nilai- nilai yang disepakati untuk terus-menerus dibongkar dan dikembangkan dalam suatu masyarakat. Karya sastra berusaha untuk menawarkan serangkaian pilihan pengalaman dan penghayatan kehidupan bagi kita sehingga tidak terkurung dalam dunia pengalaman dan penghayatan sehari-hari saja Damono, 2007:4. Sastra anak menurut Huck dkk. Nurgiyantoro, 2013:6 dibatasi oleh pengalaman dan pengetahuan anak, pengalaman dan pengetahuan yang dapat dijangkau dan dipahami oleh anak, pengalaman dan pengetahuan anak yang sesuai dengan dunia anak sesuai dengan perkembangan emosi dan kejiwaannya yang secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan dipahami oleh anak. Huck dkk. Nurgiyantoro, 2013:11 juga membagi siapa saja yang disebut sebagai anak menjadi 5 tahapan: 1 sebelum sekolah-masa