3 Lelucon atau anekdot: dongeng yang menimbulkan tawa bagi yang mendengarkan maupun yang menceritakannya namun dapat menimbulkan
rasa sakit hati bagi yang merasa tersindir oleh cerita dalam dongeng tersebut. 4 Dongeng berumus: dongeng yang strukturnya terdiri dari pengulangan.
Dongeng ini ada tiga macam, yaitu dongeng bertimbun cumulative tales, dongeng untuk mempermainkan orang catch tales, dan dongeng yang tidak
mempunyai akhir endteles tales.
4. Media Buku Bergambar Tanpa Kata dan Penerapannya dalam
Pembelajaran Menulis Dongeng
Buku bergambar dapat merujuk pada pengertian yang beragam. Dalam pengertian sempit ia sekadar dilihat sebagai format buku bergambar artinya
buku-buku yang di dalamnya ada gambar-gambarnya, sedang dalam arti luas ia dapat diartikan mencakup berbagai jenis buku bergambar seperti buku cerita
bergambar picture story books, buku informasi informational books, buku konsep book consept, buku berhitung counting books, dan lain-lain.
Namun, yang pasti adalah buku ini merupakan buku bacaan cerita anak-anak yang di dalamnya terdapat gambar-gambarnya Nurgiyantoro, 2013:152.
Bunanta 1998:43 menyatakan buku bergambar tanpa kata adalah buku bacaan bergambar tanpa teks, yang berfungsi meningkatkan kemampuan
anak berbahasa dengan cara meminta anak bercerita tentang ilustrasi yang dilihatnya. Wood Shea-Bischoff 2001:78 mengatakan buku bergambar
tanpa kata adalah salah satu sarana untuk memberikan pengalaman menulis
pada peserta didik sekolah menengah dan tinggi. Media buku bergambar tanpa kata dalam bentuk buku tersebut dianggap tidak begitu menakutkan bagi siswa
yang hampir setiap hari berjuang untuk memahami kata yang tercetak. Meskipun secara tradisional media ini dianggap yang hanya cocok bagi
peserta didik SD, tetapi banyak buku bergambar tanpa kata memiliki daya tarik bagi peserta didik ditingkat atas. Prosedur untuk menggunakan buku
bergambar tanpa kata ini pun disarankan mengikuti judul yang ada. Dijelaskan pula jika buku bergambar tanpa kata adalah buku gambar
cerita yang alur ceritanya disajikan lewat gambar-gambar Huck dkk via Nurgiyantoro, 2013:148. Mitchell Nurgiyantoro, 2013:148 menyatakan jika
buku bergambar tanpa kata yaitu gambar-gambar itu secara sendiri menghadirkan cerita kalaupun dalam gambar-gambar itu disertai kata-kata,
bahasa verbal tersebut sangat terbatas. Jadi, buku bergambar tanpa kata tersebut mirip dengan komik tetapi
lebih hemat kata-kata. Buku bergambar tanpa kata ini amat bervariasi tingkat kompleksitasnya, dari yang sederhana dan mudah dikenali urutannya sampai
yang bersifat lebih abstrak. Dapat disimpulkan jika buku bergambar tanpa kata menghendaki peran aktif pembaca dalam mengembangkan imajinasi mereka
saat memahami dan kemudian membahasakan buku bergambar tanpa kata tersebut menjadi sebuah cerita verbal yang lebih menyenangkan.
Pembelajaran menulis dongeng dengan media buku bergambar tanpa kata adalah dengan menyajikan beberapa gambar tanpa kata yang tetap
memiliki alur kepada peserta didik. Alasan adanya buku bergambar tanpa kata