Jenis-jenis Dongeng Pembelajaran Menulis Dongeng
pada peserta didik sekolah menengah dan tinggi. Media buku bergambar tanpa kata dalam bentuk buku tersebut dianggap tidak begitu menakutkan bagi siswa
yang hampir setiap hari berjuang untuk memahami kata yang tercetak. Meskipun secara tradisional media ini dianggap yang hanya cocok bagi
peserta didik SD, tetapi banyak buku bergambar tanpa kata memiliki daya tarik bagi peserta didik ditingkat atas. Prosedur untuk menggunakan buku
bergambar tanpa kata ini pun disarankan mengikuti judul yang ada. Dijelaskan pula jika buku bergambar tanpa kata adalah buku gambar
cerita yang alur ceritanya disajikan lewat gambar-gambar Huck dkk via Nurgiyantoro, 2013:148. Mitchell Nurgiyantoro, 2013:148 menyatakan jika
buku bergambar tanpa kata yaitu gambar-gambar itu secara sendiri menghadirkan cerita kalaupun dalam gambar-gambar itu disertai kata-kata,
bahasa verbal tersebut sangat terbatas. Jadi, buku bergambar tanpa kata tersebut mirip dengan komik tetapi
lebih hemat kata-kata. Buku bergambar tanpa kata ini amat bervariasi tingkat kompleksitasnya, dari yang sederhana dan mudah dikenali urutannya sampai
yang bersifat lebih abstrak. Dapat disimpulkan jika buku bergambar tanpa kata menghendaki peran aktif pembaca dalam mengembangkan imajinasi mereka
saat memahami dan kemudian membahasakan buku bergambar tanpa kata tersebut menjadi sebuah cerita verbal yang lebih menyenangkan.
Pembelajaran menulis dongeng dengan media buku bergambar tanpa kata adalah dengan menyajikan beberapa gambar tanpa kata yang tetap
memiliki alur kepada peserta didik. Alasan adanya buku bergambar tanpa kata
menurut Mitchell Nurgiyantoro, 2013:151 adalah dengan menggunakan media gambar diharapkan memberanikan anak untuk mengamati dunia secara
lebih dekat, memberanikan anak mengkreasikan kata, dan membawa anak ke dalam dunia fantastik. Sehingga anak tertarik saat mempelajari pembelajaran
menulis dongeng. Terlebih pemilihan gambar yang baik akan dapat membangkitkan daya imajinasi peserta didik ketika melakukan proses
penulisan dongeng. Meski pernah dijelaskan jika media buku bergambar tanpa kata hanya cocok untuk peserta didik usia SD, tetapi banyak buku bergambar
tanpa kata memiliki daya tarik bagi peserta didik di tingkat atas Wood Shea-Bischoff, 2001:78.
Banyak manfaat yang dapat diambil dari pembelajaran menulis dongeng menggunakan media buku bergambar tanpa kata, selain menarik
media pembelajaran ini juga dapat membangkitkan daya imajinasi serta motivasi peserta didik ketika menulis. Buku bergambar tanpa kata juga dapat
mengajarkan kepada
peserta didik
tentang bagaimana
ia harus
mengembangkan cerita sesuai alur yang disajikan pada gambar, peserta didik pun dapat membuat karakter tiap tokoh yang ada di dalam gambar sesuai
dengan keinginannya. Oleh sebab itu, tidak salah jika nantinya media pembelajaran dengan menggunakan buku bergambar tanpa kata ini dapat
efektif ketika digunakan ke dalam pembelajaran yang sesungguhnya.