kegiatan dan menentukan standar keberhasilan kegiatan. Faktor internal terdiri dari dimensi struktur, kultur dan resources. Faktor eksternal terdiri dari dimensi competitor,
community dan goverment. Sebelum menentukan strategi terlebih dahulu menanyakan kepada pihak-pihak
yang terkait atau orang-orang yang berkompeten dalam hal ini yang menjadi key informan adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kepala Desa serta tokoh
masyarakat yang ada di dua desa tersebut.
4.6.1. Analisis SWOT Agroindustri Gula Aren
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa agroindustri gula aren mengalami kesulitan dalam mengatasi bahan baku yang semakin berkurang. Salah satu
upaya untuk meminimalkan dan memaksimalkan kakuatan dengan analisis SWOT. Analisis diperoleh dengan memaksimumkan kekuatan dan peluang namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada. Perubahan lingkungan usaha akan dapat menyebabkan perubahan pada kondisi bisnis atau usaha.
Hal ini akan mempengaruhi faktor internal dan eksternal pengrajin. Faktor internal dan faktor eksternal pengrajin agroindustri gula aren dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai
berikut:
Tabel 9. Matrik SWOT Pengembangan Agroindustri Gula Aren di Kabupaten Rokan Hulu
Internal
Eksternal Kekuatan S
1. Bahan baku mudah diperoleh 2. Pengolahan dapat dilakukan
dalam skala kecil 3. Teknologi pengolahan dapat
dilakukan dalam skala kecil dan efisien
4. Pemasaran mudah dan berdasarkan harga pasar
5. Kelembagaan tradisional masyarakat cukup kuat
Kelemahan W 1. Budidaya aren yang masih
terbatas 2. Kapasitas produksi yang
terbatas 3. Teknologi proses
pengolahan gula aren sangat minim
4. Potensi pasar yang lebih luas terkendala biaya
pemasaran yang tinggi 5. Kelompok pengrajin belum
berfungsi Peluang O
1. Potensi daerah sebagai penghasil bahan baku aren
2. Industri pengolahan produk yang lebih bervariasi
3. Terbukanya informasi teknologi pengolahan gula aren
4. Peluang pasar gula aren yang terbuka luas
5. Peran kelembagaan aren dalam pembinaan
Strategi SO: 1. Memanfaatkan lahan potensial
untuk pengembangan aren 2. Pemanfaatan teknologi
pengolahan untuk menghasilkan produk gula
aren 3. Meningkatkan kapasitas
produksi gula aren 4. Memanfaatkan potensi pasar
potensial 5. Mempertahankan
keberlangsungan usaha gula aren melalui pembinaan dari
dinas terkait Strategi WO:
1. Budidaya aren dilakukan secara terencana dengan
adanya dukungan dinas terkait
2. Meningkatkan kapasitas produksi
3. Mengembangkan teknologi pengolahan yang lebih baik
4. Memanfaatkan informasi pasar dan efisiensi biaya
pemasaran 5. Memfungsikan kembali
kelompok pengrajin melalui pembinaan dari
instansi terkait Ancaman T
1. Alih fungsi lahan ke tanaman perkebunan kelapa sawit
2. Bahan baku yang dijadikan produk lain
3. Proses produksi produk lain seperti tuak lebih mudah
diproduksi dan tidak menggunakan teknologi yang
moderen
4. Adanya produk sejenis dari luar daerah dengan harga murah
5. Adanya kelembagaan baru karena pembukaan lahan
perkebunan kelapa sawit Strategi ST:
1. Mempertahankan lahan aren yang ada dan pengembangan
lahan-lahan yang potensial 2. Meningkatkan keterampilan
proses pengolahan 3. Menerapkan teknologi
pengolahan sesuai dengan kemampuan pengrajin
4. Meraih peluang pasar dengan memanfaatkan keunggulan
komparatif dan kompetitif 5. Membentuk kelompok
pengrajin yang terorganisir Strategi WT:
1. Meningkatkan produktifitas tanaman aren
2. Pengembangan produk selain gula aren
3. Mengembangkan teknologi pengolahan produk aren
4. Meningkatkan efisiensi saluran pemasaran gula
aren 5. Memperkuat kelembagaan
pengrajin melalui pembinaan dari pemerintah
Untuk memperoleh alternatif strategi yang menjadi prioritas pada usaha agroindustri gula aren, maka setiap komponen-komponen faktor internal kekuatan,
kelemahan dan keksternal peluang, ancaman. Penilaian-penilaian komponen SWOT dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Penilaian Komponen-komponen SWOT Pada Usaha Agroindustri Gula Aren
Kekuatan S Kelemahan W
Peluang O Ancaman T
Komponen Nilai
Komponen Nilai
Komponen Nilai
Komponen Nilai
S1 S2
S3 S4
S5 3
3 3
3 3
W1 W2
W3 W4
W5 3
2 3
3 3
O1 O2
O3 O4
O5 3
2 2
2 2
T1 T2
T3 T4
T5 3
2 2
2 3
Keterangan: Nilai 3 = sangat penting, Nilai 2 = penting, Nilai 1 = tidak penting Setelah setiap komponen-komponen SWOT dinilai, selanjutnya dihubungkan
keterkaitan alternatif strategi dengan komponen-komponen SWOT, kemudian diberi bobot yang diperoleh dari penjumlahan komponen-komponen SWOT yang terkait dengan
alternatif strategi tersebut. Setelah itu diberikan rangking berdasarkan jumlah bobot yang ada. Rangking untuk tiap-tiap alternatif strategi dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Pemilihan Strategi Usaha Agroindustri Gula Aren
Strategi Keterkaitan komponen SWOT
Bobot Rangking
SO1 S1, O1, W1, T1
12 1
SO2 S2, O2, T2
7 17
SO3 S3, O3, T3, W3
10 8
SO4 S4, O4, T4
7 16
SO5 S5, O5, W5
8 14
ST1 S1, T1, W1
9 9
ST2 S2, T2, O3
7 18
ST3 S3, T3, O3, W3
10 6
ST4 S4, T4, O4, W4
10 4
ST5 S5, T5
6 19
WO1 W1, O1, T1, S1
12 2
WO2 W2, O2, T2
6 20
WO3 W3, O3, S3, T3
10 7
WO4 W4, O4, S4
8 13
WO5 W5, O5, S5
8 12
WT1 W1, T1, S1
9 10
WT2 W2, T2, S2, O2
9 11
WT3 W3, T3, S3, O3
10 5
WT4 W4, T4, O4
7 15
WT5 W5, T5, S5, O5
11 3
Berdasarkan nilai pembobotan terhadap alternatif strategi yang ada maka ditentukan prioritas strategi pada usaha agroindustri gula aren yaitu:
1. Memanfaatkan lahan potensial untuk pengembangan aren 2. Budidaya aren dilakukan secara terencana dengan adanya dukungan dinas terkait
3. Memperkuat kelembagaan pengrajin melalui pembinaan dari pemerintah 4. Meraih Peluang pasar dengan memanfaatkan keunggulan komparatif dan kompetitif
5. Mengembangkan teknologi pengolahan produk aren Tindakan pertama adalah memanfaatkan lahan potensial untuk pengembangan
aren. Tanaman aren yang ada sekarang memerlukan adanya perbaikan lahan tanaman aren, tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi. Selain itu juga perlu adanya
perluasan lahan karena lahan yang ada sekarang sudah semakin berkurang, hal ini berdampak kepada hasil produksi yang juga semakin menurun.
Tindakan kedua adalah budidaya aren dilakukan secara terencana dengan adanya dukungan dinas terkait. Pada tahun 2004 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Rokan
Hulu bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Rokan Hulu untuk membudidayakan pohon aren di lahan seluas lebih kurang 4 ha. Dari keseluruhan bibit yang dibudidayakan hanya
30 yang bisa tumbuh. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pasokan air untuk tanaman aren. Tanaman aren membutuhkan kadar air yang banyak untuk pertumbuhannya, dapat
terlihat bahwa tanaman aren yang berada di Desa Rambah Tengah Barat dan Desa Bangun Purba Timur Jaya banyak yang tumbuh di sepanjang sungai.
Tindakan ketiga adalah memperkuat kelembagaan pengrajin melalui pembinaan dari pemerintah. Kelembagaan pengrajin yang pernah ada perlu diperkuat kembali,
tentunya tidak terlepas dari pembinaan serta bimbingan dari pemerintah. Jika kelompok pengrajin ini telah kuat kembali maka bantuan-bantuan dari pemerintah akan mudah
didapatkan. Tindakan keempat adalah meraih peluang pasar dengan memanfaatkan
keunggulan komparatif dan kompetitif. Produk gula aren yang sering habis terjual di pasaran merupakan suatu peluang bagi pengrajin untuk meningkatkan pendapatan salah
satunya adalah dengan meningkatkan produksi gula aren yang memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Produksi yang meningkat dapat mengembangkan usaha
agroindustri gula aren sehinggaproduk yang dihasilkan bisa bersaing. Tindakan kelima adalah mengembangkan teknologi pengolahan produk aren.
Teknologi yang masih sederhana akan membutuhkan waktu yang lama dalam pengolahan gula aren. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan teknologi untuk mempercepat
proses produksi dan tidak membutuhkan waktu yang lama.
4.6.2 Analisis SWOT Gula Semut