Aspek Pengolahan Gambaran Umum Agroindustri Gula Semut

dengan adanya bantuan ini pengrajin gula semut bisa lebih meningkatkan kualitas produksinya, bukannya menambah biaya produksi. Permasalahan yang dihadapi pengrajin gula semut sama halnya dengan masalah yang dihadapi para pengrajin gula aren yaitu bahan baku yang dijadikan produk lain seperti tuak , sehingga produk gula semut bisa berkurang. Selain itu juga adanya alih fungsi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit yang menyebabkan berkurangnya jumlah pohon aren yang tersedia.

4.5.2.2. Aspek Pengolahan

Menurut Susilo 2008, kapasitas produksi mengandung arti batasan atas produksi yang dapat dicapai oleh suatu usaha atau batas beban yang dapat ditampung oleh fasilitas yang dimiliki. Pengolahan gula semut hampir sama dengan pengolahan gula aren, bedanya hanya lama pengadukan air nira setelah masak yang telah menjadi gula. Untuk gula aren dibutuhkan waktu lebih kurang 15 menit untuk pengadukan, pengadukan ini bertujuan agar gula lebih kental, setelah itu barulah dimasukkan ke cetakan dan membutuhkan waktu 20 menit untuk proses pendinginan agar gula tidak lengket pada cetakan. Proses pengadukan gula semut dilakukan secara terus menerus hingga gula benar-benar halus dan siap untuk disaring. Lamanya proses pengadukan ini lebih kurang selama 30 menit. Setelah gula semut selesai disaring maka proses selanjutnya adalah memasukkan gula semut ke plastik yang telah diberi merek. Untuk mendapatkan hasil gula semut yang bagus tergantung pada bahan baku yang digunakan. Air nira sebagai bahan baku yang bagus memiliki kadar pH 7 – 8. Jarak lokasi pengolahan tidak jauh dari bahan baku. Ciri-ciri gula semut yang bagus itu adalah memiliki warna kuning kecoklatan dan memiliki aroma yang harum. Dalam melakukan pengolahan gula semut ini yang perlu diperhatikan adalah api tungku, sehingga pengrajin sangat memperhatikannya ketika proses pemasakan. Industri pengolahan gula semut ini perlu dikembangkan, karena merupakan suatu peluang dilihat dari nilai jual yang ditetapkan oleh pengrajin, yaitu Rp 30.000kg. Permasalahan yang sering dihadapi oleh pengrajin gula semut adalah pemilihan air nira yang ingin dijadikan gula semut, karena untuk membuat gula semut harus menggunakan air nira yang memiliki pH 7 – 8. Jika pH air nira kurang dari 7 atau lebih dari 8 maka nira yang diolah tidak akan menjadi gula semut. Harga yang ditetapkan oleh pengrajin gula semut terlalu tinggi sehingga konsumen lebih memilih gula aren untuk dikonsumsi. Selain itu bahan bakar juga merupakan masalah yang dihadapi oleh pengrajin gula semut. Sulitnya mencari kayu bakar membuat mereka harus membeli kayu bakar untuk bahan bakar dalam pengolahan gula semut. Tentunya hal ini akan menambah biaya bagi pengrajin gula semut.

4.5.2.3. Aspek Teknologi