batok kelapa bergagang dengan tujuan agar kristal-kristal gula lebih halus dan merata Indrawarto, 2008.
2.4. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM
Sejauh ini cukup banyak instansi, badan dan atau lembaga yang secara langsung dan tidak langsung membina UMKM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Hasilnya
memang ada, tetapi tidak signifikan mengubah struktur ekonomi Indonesia. Sebagaimana dapat dilihat dalam data resmi, keberadaan UMKM yang tidak permanen justru semakin
banyak. Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan cara pandang dan paradigma pengembangan UMKM.
Menurut Anonim 2008 pengertian mengenai usaha mikro, kecil, dan menengah terdapat pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah. Uraian mengenai pengertian tersebut dapat dilihat di bawah ini:
2.4.1. Usaha Mikro
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi Kriteria Usaha Mikro yaitu: 1 Memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; 2 Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah. Ditinjau berdasarkan aspek permodalannya, Usaha Mikro berbeda dengan Usaha Kecil maupun Usaha Menengah. Adapun ciri-ciri
Usaha Mikro menurut Tanjung 2008 adalah : 1 Jenis barangkomoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti.; 2 Tempat usahanya tidak selalu menetap,
sewaktu-waktu dapat pindah tempat; 3 Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha;
4 Sumber daya manusianya pengusahanya belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai; 5 Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah; 6 Umumnya belum
akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank; 7 Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP. Meskipun demikian, usaha mikro memiliki kelebihan sebagai berikut : 1 Perputaran usaha turn over cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal
dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang; 2 Tidak sensitif terhadap suku bunga; 3 Tetap berkembang walaupun
dalam situasi krisis ekonomi dan moneter; 4 Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat.
2.4.2. Usaha Kecil