Disamping itu adanya gula aren yang berasal dari luar daerah biasanya datang dari Sidempuan dengan harga yang lebih murah.
4.5.1.5. Aspek Kelembagaan
Suatu usaha terutama usaha kecil dan menengah perlu ditunjang oleh aspek kelembagaan. Disini peran pemerintah dalam membimbing serta mengarahkan para
pengrajin sangatlah diperlukan, baik itu mengenai bantuan teknis maupun konsultasi pada usaha yang berbasis keluarga demi meningkatkan pengetahuan, kemampuan dalam
manajemen serta motivasi kepada pengrajin gula aren.
Petugas penyuluh lapangan PPL mempunyai peranan dalam membimbing pengrajin, karena dianggap lebih dekat dengan petani pengrajin. Peran PPL yang ada di
Desa Rambah Tengah Barat dan Desa Bangun Purba Timur Jaya tidak terlihat, baik itu dalam memberikan penyuluhan, bimbingan serta arahan kepada pengrajin. Seharusnya
hal ini tidak boleh terjadi, karena peran suatu lembaga untuk mengayomi para pengrajin yang dianggap kurang mengetahui bisa lebih terarah.
Selain PPL sebagai lembaga yang memberikan penyuluhan kepada pengrajin, lembaga keuangan juga merupakan lembaga yang menunjang usaha para pelaku usaha,
baik usaha mikro maupun usaha makro. Para pengrajin gula aren pada umumnya memerlukan modal lebih kurang Rp 500.000 – Rp 1.000.000 untuk membuka usaha.
Namun untuk pengembangan suatu usaha modal sebesar itu belum cukup. Alat-alat pengolahan seperti kuali besar dan cetakan cukup tahan lama, untuk alat-alat lain seperti
bambubuluh untuk tempat penampungan air nira, sendok kayu dan sendok besi mereka mencari dan membuatnya sendiri tanpa mengeluarkan biaya. Akan tetapi untuk kayu
bakar mereka cukup mengalami kendala, susahnya mencari kayu bakar membuat para pelaku usaha tidak jarang mengeluarkan biaya untuk membeli kayu bakar.
Lembaga masyarakat terutama yang berorientasi pada usaha kecil berbasis keluarga seperti kelompok-kelompok usaha, koperasi, unit simpan-pinjam, dan lain
sebagainya sangat perlu diberdayakan. Karena dengan adanya lembaga-lembaga tersebut bisa memudahkan para pengrajin dalam mendapatkan informasi terkait dengan
pemasaran, atau tempat pemecahan berbagai masalah yang dihadapi oleh pengrajin, dan dapat juga sebagai wadah untuk mengakses ke lembaga-lembaga yang terkait dengan
usaha yang dijalankan. Namun kelembagaan ekonomi seperti koperasi itu belum ada. Para pengrajin gula aren banyak yang melakukan kerjasama antara pengrajin dengan
pemilik kebun aren dengan sistem bagi hasil. Disisi lain masih kuatnya kelembagaan tradisional masyarakat seperti lembaga adat juga merupakan suatu kekuatan untuk bisa
membantu para pengrajin gula aren. Para pengrajin yang sudah bertahun-tahun berada di Desa Rambah Tengah Barat dan Desa Bangun Purba Timur Jaya yang berasal dari
Sidempuan Sumatera Utara tetap menjaga budayanya yang diwariskan dari nenek moyang mereka, yaitu mereka optimis bahwa usaha gula aren sebagai warisan turun-
temurun dari nenek moyang ini akan tetap berjalan. Berdasarkan keterangan salah satu responden pengrajin gula aren, memang
pernah ada kelompok pengrajin untuk membantu usaha mereka, namun sekarang mereka melakukan usaha secara individu karena pohon aren yang disadap sudah mulai berkurang
dan tidak adanya usaha pembudidayaan maka banyak pengrajin beralih ke perkebunan kelapa sawit dan karet.
Bantuan-bantuan yang pernah diberikan oleh pemerintah akan lebih terarah dan tepat sasaran jika adanya organisasi atau asosiasi tertentu, yang akhirnya dapat membantu
dan memberikan keuntungan kepada pengrajin gula aren. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu responden gula aren, mereka pernah didata oleh pihak tertentu terkait
dengan pengolahan gula aren dan akan diberikan bantuan kepada mereka, namun bantuan yang disebutkan tadi tidak sampai ke tangan pengrajin itu, sehingga menyebabkan
pengrajin trauma dan tidak mau lagi memberikan informasi mengenai pengolahan gula aren. Hal yang seperti ini tentunya tidak akan terjadi jika adanya organisasi atau asosiasi
dilingkungan pengrajin. Penyaluran bantuan-bantuan oleh pihak tertentu seperti lembaga pemerintah akan
lebih terarah jika seandainya ada organisasi atau asosiasi tertentu, yang pada akhirnya dapat memberikan keuntungan kepada pengusaha baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Usahatani yang berbasis organisasi dan kelompok dalam bentuk komunitas yang aktif dan mandiri akan meningkatkan posisi tawar menawar petani bargaining position.
Petani makin kuat dalam menentukan harga produk Luntungan et al., 2005. Pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit akan menciptakan kelembagaan baru.
Kelembagaan ini adalah orang-orang yang berasal dari daerah lain. Terciptanya kelembagaan ini sedikit banyaknya akan berpengaruh terhadap agroindustri gula aren.
Salah satu contohnya adalah permintaan sebagian para pekerja perkebunan kelapa sawit untuk membuat tuak yang berdampak pada berkurangnya produksi gula aren.
4.5.2. Gambaran Umum Agroindustri Gula Semut