PENGARUH MINAT BELAJAR DAN FASILITAS LABORATORIUM KETRAMPILAN TATA BUSANA TERHADAP HASIL BELAJAR TATA BUSANA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BRANGSONG KENDAL 2012

(1)

i

LABORATORIUM KETRAMPILAN TATA

BUSANA TERHADAP HASIL BELAJAR

TATA BUSANA SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 1 BRANGSONG

KENDAL 2012

SKRIPSI

diajukan dalam rangka Penyelesaian Studi Strata I untuk mencapai gelar sarjana pendidikan

oleh

ARI FRIYANI NURUL FAJRI NIM 5401408058

JURUSAN TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013


(2)

ii ABSTRAK

Ari Friyani Nurul Fajri, 2012 “Pengaruh Minat Belajar Dan Fasilitas Laboratorium Ketrampilan Tata Busana Terhadap Hasil Belajar Tata Busana

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Brangsong Kendal 2012 “ , Jurusan Ilmu

Kesejahteraan Keluarga , Fakultas Teknik , Universitas Negeri Samarang, Dosen Pembimbing I Dr.Asih Kuswardinah ,M.Pd dan Dosen Pembimbing II Rina Rachmawati M.SE

Kata Kunci : Minat Belajar , Fasilitas Laboratorium Ketrampilan Tata Busana , Hasil Belajar

Abstrak: Keberhasilan siswa dalam pencapaian hasil belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari diri siswa yang meliputi minat, bakat, ketekunan, keuletan, kesabaran dalam mengatasi masalah atau tantangan yang mungkin timbul. Sasaran faktor eksternal salah satunya adalah tersedianya fasilitas laboraturium kertampilan tata busana. Meskipun siswa memiliki bakat dan kepandaian serta adanya kurikulum dan tenaga pengajar yang bagus namun tanpa adanya fasilitas laboratorium ketrampilan tata busana yang baik dan lengkap untuk menunjang proses belajar mengajar sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Sampel sebanyak 140 siswa.Metode pengumpulan data yang di gunakan adalah Observasi , Dokumentasi dan Angket. Analisis yang di gunakan adalah deskriptif data dan analisa regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan minat belajar siswa sebesar 84% berada pada kategori sangat tinggi dan fasilitas laboraturium yang dimiliki di SMP Negeri 1 Brangsong Kendal sebesar 81% berada pada kategori baik. Uji F (simultan) hasilnya sebesar 32.291.

Kesimpulan ada pengaruh yang signifikan antara minat belajar dan fasilitas laboraturium ketrampilan tata busana terhadap hasil belajar tata busana siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Brangsong Kendal 2012 dan besarnya pengaruh minat belajar dan fasilitas laboratorium ketrampilan tata busana terhadap hasil belajar tata busana siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Brangsong Kendal 2012 sebesar 32%. Saran bagi sekolah yang memiliki sarana dan prasarana praktek yang baik untuk lebih dapat memelihara dan menjaganya dengan baik, bagi guru sebagai sumber informasi tentang hubungan minat belajar dengan fasilitas laboraturium mesin jahit terhadap hasil belajar tata busana di SMP Negeri 1 Brangsong Kendal, bagi akademik dapat dijadikan bekal bagi akademik dalam menerapkan ilmu kependidikan yang telah diperoleh dikemudian hari, bagi ilmu pengetahuan sebagai sumbangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan terutama yang berhubungan dengan hasil belajar tata busana di Sekolah Menengah Pertama.


(3)

iii

. PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi.

Semarang, Januari 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Asih Kuswardinah , M.Pd Rina Rachmawati ,S.E, M.M NIP 19570719 198303 2 001 NIP 19800307 200604 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Dra. Wahyuningsih , M.Pd NIP 19600808 198601 2 001


(4)

iv

PENGESAHAN KELULUSAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Panitia Ujian Skripsi

Ketua, Sekretaris,

Dra. Wahyuningsih , M.Pd Dra. Sri Endah Wahyuningsih, M.Pd NIP 19600808 198601 2 001 NIP 19680528 199303 2 001

Penguji,

Dra. Urip Wahyuningsih. M.Pd NIP 19670410 199103 2 001

Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II

Dr. Asih Kuswardinah , M.Pd. Rina Rachmawati ,S.E, M.M. NIP 19800307 200604 2 001 NIP 19570719 198303 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknik UNNES

Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd NIP 19660215 199102 1 001


(5)

v

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam sekrispi ini benar – benar hasil karya saya sendiri , bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam sekripsi ini di kutip atu di rujuk berdsarkan kode etik ilmiah.

Semarang , Januari 2013

Ari Friyani Nurul Fajri NIM. 5401408058


(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Jadikan sabar dan salat menjadi penolongmu dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecil bagi orang-orang yang khusyu’ (QS. Al Baqoroh : 45).

PERSEMBAHAN

Untuk ayahanda Supriyono, ibunda D. Sumaryani, Taufik Irfanto, Reza Adistya, teman-teman mahasiswa Tata Busana angkatan 2008, dan Almamaterku FT UNNES yang saya banggakan


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah , segala puji hanya milik Allah SWT semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga sekripsi yang berjudul

“Pengaruh Minat Belajar Dan Fasilitas Laboratorium Mesin Jahit Terhadap Hasil Belajar Tata Busana Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Brangsong Kendal 2012 “ , dapat terselesaikan dengan lancar.

Sekripsi ini di susun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana. Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Kosentrasi Tata Busana Fakultas Teknik UNNES. Skripsi yang mengambil judul “Pengaruh Minat Belajar Dan Fasilitas Laboratorium Mesin Jahit Terhadap Hasil Belajar Tata

Busana Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Brangsong Kendal 2012 “sekripsi ini

tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan dan inspirasi dari semua pihak yang terkait. Segala hormat dan kerendahan hati saya sampaikan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

2. Ketua Jurusan Jasa Dan Produksi Universitas Negeri Semarang

3. Dr. Asih Kuswardinah, M.Pd Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan yang sangat berharga serta pembelajaran dengan penuh kesabaran.

4. Rina Rachmawati, S.E, M.M Dosen Pembimbig II yang telah memberikan bimbingan dan masukan yang sangat berharga serta pembelajaran dengan penuh kesabaran.


(8)

viii

5. Dra.Sri Hartini, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Brangsong, yang telah memberikn ijin penulis untuk melaksanakan penelitian.

6. Ibu Wiji Astuti, Guru Tata Busana SMP Negeri 1 Brangsong dan Staf TU yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu telah membantu proses penelitian, semoga Allah membalas dengan yang lebih baik.

7. Siswa tata busana kelas VIII yang telah membantu dalam proses penelitian 8. Semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusunan sekripsi ini.

Penyusunan sekripsi ini masih jauh dari sempurna , maka kritik , saran dan masukan yang bersifat membangun demi sempurnanya sekripsi ini sangat di harapkan dan bermanfaat .

Semarang , Januari 2013


(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATAPENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 6

1.5 Penegasan Istilah ... 7

1.6 Sistematika Skripsi ... 9

BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pendidikan ... 11

2.2 Minat Belajar ... 12

2.2.1 Pengertian Minat Belajar ... 12

2.2.2 Faktor – faktor Mempengaruhi Minat Belajar ... 13

2.2.3 Macam – macam Minat Belajar ... 16

2.3 Fasilitas Laboratorium Ketrampilan Tata Busana ... 17

2.3.1 Pengertian Fasilitas Laboratorium Ketrampilan Tata Busana ... 17


(10)

x

2.3.3 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

pengelolaan laboratorium mesin jahit ... 24

2.4 Hasil Belajar ... 29

2.5 Mata Pelajaran Muatan Lokal Tata Busana ... 32

2.5.1 Pengertian Mata Pelajaran Muatan Lokal Tata Busana 32 2.5.2 Landasan Hukum Kurikulum Muatan Lokal ... 33

2.5.3 Tujuan Pelajaran Muatan Lokal ... 34

2.5.4 Materi Muatan Lokal Tata Busana di SMP N 1 Brangsong kelas VIII ... 35

2.5.5 Program Muatan Lokal Tata Busana di SMP N 1 Brangsong kelas VIII ... 35

2.5.6 Penilaian ( evaluasi ) Dalam Mata Pelajaran Muatan Lokal Tata Busana ... 36

2.6 Kerangka Berfikir ... 37

2.7 Hipotesis ... 39

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel ... 39

3.1.1 Lokasi Penelitian ... 39

3.1.2 Populasi ... 39

3.1.3 Sampel ... 40

3.2 Variabel Penelitian ... 41

3.2.1 Variabel Bebas (X) ... 41

3.2.2 Variabel Terikat (Y) ... 41

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 41

3.3.1 Metode Observasi ... 42

3.3.2 Metode Dokumentasi ... 42

3.3.3 Metode Angket atau Kuesioner ... 42

3.4 Uji Coba Instrumen ... 43

3.4.1 Validitas ... 43


(11)

xi

3.5 Metode Analisis Data ... 45

3.5.1 Uji Prasyarat Data ... 46

3.5.1.1 Uji Normalitas Data ... 47

3.5.2 Uji Hipotesis ... 49

3.5.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 50

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 51

4.2 Pembahasan ... 70

BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan ... 71

5.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana

Ruang Praktik Program Keahlian Tata Busana ... 19

Tabel 2.2 Ruang praktik Tata Busana dilengkapi sarana Standar Sarana pada Ruang Praktik Pola ... 20

Tabel 2.3 Standar Sarana pada Ruang Praktik Menjahit Manual ... 21

Tabel 2.4 Standar Sarana pada Ruang Praktik Menjahit Masinal ... 22

Tabel 2.5 Standar Sarana pada Ruang Praktik Peragaan Busana ... 23

Tabel 2.6 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Tata Busana ... 32

Tabel 3.1 Rincian Jumlah Populasi ... 40

Tabel 3.2 Interval kelas persentase dan kategorinya ... 46

Tabel 4.1 Deskripsi Minat Belajar Siswa ... 52

Tabel 4.2 Deskriptif Fasilitas Laboratorium ... 53

Tabel 4.3 Deskriptif Hasil Belajar ... 57

Tabel 4.4 Reliabilitas Instrumen ... 59

Tabel 4.5 Uji Normalitas Data ... 61

Tabel 4.6 Analisis Regresi ... 64

Tabel 4.7 Uji simultan ... 67


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Laboratorium Busana ... 28

Gambar 4.1 Deskripsi Minat Belajar Siswa ... 52

Gambar 4.2 Deskripsi fasilitas laboraturium ... 54

Gambar 4.3 Deskripsi Prestasi belajar siswa ... 58


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Usulan Penetapan Pembimbing ... 79

Lampiran 2 Surat Keputusan Pembimbing Skripsi ... 80

Lampiran 3 Surat Observasi ... 81

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian ... 82

Lampiran 5 Surat Telah Melaksanakan Penelitian ... 83

Lampiran 6 Kisi – Kisi Variabel Penelitian I ... 84

Lampiran 7 Kisi – Kisi Variabel Penelitian II ... 86

Lampiran 8 Kisi – Kisi Instrumen Angket ... 88

Lampiran 9 Angket penelitian... 109

Lampiran 10 Perhitungan Validitas ... 118

Lampiran 11 Perhitungan Reabilitas ... 119

Lampiran 12 Perhitungan Uji Validitas dan Reabilitas Data Penelitian . 120 Lampiran 13 Tabulasi Data Peneltian ... 121

Lampiran 14 Hasil SPSS ... 132

Lampiran 15 Daftar Nama dan Nilai sampel ... 134

Lampiran 16 Daftar Nilai Hasil Penelitian ... 138

Lampiran 17 Daftar Cek List Fasilitas Laboratorium ... 142


(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Sehingga permasalahan pendidikan tidak hanya terletak pada siswa dan guru tetapi masyarakat dan pemerintah juga turut andil dalam masalah pendidikan. Pemerintah berusaha memperbaiki mutu pendidikan melalui sistem pendidikan. Ketrampilan merupakan salah satu mutu pendidikan yang harus di kembangkan maka di sekolah perlu adanya mata pelajaran ketrampilan. Bentuk mata pelajaran ketrampilan tersebut adalah muatan lokal tata busana. Muatan lokal tata busana diajarkan mulai dari kelas VII sampai kelas XI. Mata pelajaran Tata Busana untuk kelas VIII meliputi berbagai macam materi yaitu : 1) Pemilihan Disain Busana, 2) Macam-macam pola, 3) Mengambil ukuran badan, 4)Pola konstruksi seragam sekolah, 5) Membuat seragam SMP. (sumber: buku paket muatan lokal tata busana). Salah satu keterampilan pada pelajaran muatan lokal tata busana adalah keterampilan menjahit yang di mulai dari kelas VIII.

Pelajaran teori dilaksanakan terlebih dahulu baru kemudian melakukan praktek. Setelah proses pembelajaran diharapkan siswa dapat memahami serta


(16)

terampil menjahit dengan baik dan benar, agar siswa mampu memilih karier, mengembangkan sikap profesionalisme dalam progam keahlian tata busana, membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Salah satu tujuan pelaksanaan pelajaran muatan lokal tata busana adalah siswa di harapkan dapat memilki pengetahuan dan keterampilan tata busana dalam mencukupi kebutuhan hidup di lingkungan rumah tangga ataupun masyarakat. Dengan adanya konveksi disekitar lingkungan daerah Brangsong sebagian para siswa yang tidak bisa melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi dikarenakan masalah kendala biaya orang tua dapat bekerja di konveksi tersebut.

Para siswa setelah lulus dari SMP dapat melanjutkan ke SMK atau langsung bekerja dikonveksi dengan menerapkan keterampilan yang didapat pada waktu di SMP. Ketrampilan menjahit di perlukan ruangan laboratorium yang nyaman saat melaksanakan praktek menjahit. Menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih dan arus globalisasi yang semakin hebat, sehingga banyak persaingan dalam berbagai hal yang menuntut peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terutama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berprestasi.

Keberhasilan siswa dalam pencapaian hasil belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari diri siswa yang meliputi minat, bakat, ketekunan, keuletan, kesabaran dalam mengatasi masalah atau tantangan yang mungkin timbul. Banyak kasus penyebab kegagalan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran tertentu disebabkan oleh kurangnya minat belajar, dengan adanya minat


(17)

maka siswa akan memiliki perhatian untuk melakukan segala sesuatunya menjadi lebih konsentrasi dan lebih mengingat atau tidak mudah bosan serta senang untuk mempelajari pelajaran muatan lokal tata busana. Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam berbagai bidang, baik pendidikan, kerja dan aktivitas di karenakan adanya minat. Minat belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perasaan senang siswa terhadap mata pelajaran tata busana.

Faktor eksternal salah satunya adalah tersedianya fasilitas laboratorium ketrampilan tata busana. Meskipun siswa memiliki bakat dan kepandaian serta adanya kurikulum dan tenaga pengajar yang bagus namun tanpa adanya fasilitas yang menunjang dalam proses belajar mengajar maka proses belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan cepat dan efisien. Secara umum alat menjahit dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu alat jahit pokok atau utama dan alat jahit penunjang. Alat jahit pokok antara lain mesin jahit manual, mesin jahit otomatis, mesin jahit industri, mesin penyelesaian. Alat jahit penunjang yaitu alat tulis, buku pola, skala, pita ukur, peterban, penggaris, pengukur panjang rok, pengukur kelim, gunting, jarum, alat pemasuk benang, bidal, pendedel jahitan, kapur jahit/pensil jahit, rader, karbon, setrika, bantal setrika, setrika bentuk panjang, papan setrika. Fasilitas laboratorium ketrampilan tata busana terdiri dari ruang desain, ruang pola, ruang menjahit, ruang mengepas, ruang penyimpanan, Ruang praktek busana.

SMP Negeri 1 Brangsong Kendal melaksanakan proses pembelajaran di dalam ruang keterampilan tata busana yang berukuran 13 x 13,8 M. Terdapat peralatan dan perlengkapan menjahit, tempat hasil penyimpanan hasil karya siswa


(18)

program keterampilan tata busana dalam ruangan tersebut. Jumlah peralatan mesin jahit yang terdapat di SMP Negeri 1 Brangsong Kendal yaitu mesin jahit ada 42 buah, mesin obras ada 2 buah, mesin bordir ada 42 buah, setrika ada 2 buah, meja potong ada 3, almari ada 2. Berdasarkan pengamatan awal penelitian jumlah siswa perkelas rata-rata ada 42 siswa dengan jumlah mesin jahit ada 42 buah. Maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas laboratorium ketrampilan tata busana sesuai dengan jumlah siswa karena tiap anak mendapatkan 1 mesin jahit dengan seperti itu waktu yang di gunakan dapat efisien.

Hasil survey awal yang di lakukan terhadap data prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran tata busana pada kelas V111 SMP N 1 Brangsong tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswanya keseluruhan dari 7 kelas terhadap nilai teori dan praktek yaitu 294 siswa, di ketahui bahwa yang memenuhi kriteria

ketuntasan dengan nilai 75 ≥ adalah 140 siswa atau 47,6% dan yang belum

mencapai kriteria nilai tersebut sebanyak 154 siswa atau 52,3% . Sedangkan dari siswa tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa keseluruhan dari 7 kelas yaitu 300 siswa , di ketahui bahwa yang memenuhi kriteria ketuntasan dengan

nilai 75 ≥ adalah 148 siswa atau 49,3% dan yang belum mencapai kriteria

ketuntasan sebanyak 152 siawa atau 50.6%. Hal ini menunjukan jumlah siswa yang nilainya sudah memenuhi KKM masih kurang di banding siswa yang nilainya tidak memenuhi KKM. Ini menujukkna bahwa hasil belajar tata busana siswa kelas VIII SMP N 1 Brangsong masih belum optimal.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui minat belajar siswa dan fasilitas laboratorium terhadap hasil belajar tata busana maka penulis


(19)

akan memilih judul di dalam penelitiannya yaitu: “Pengaruh Minat Belajar Dan Fasilitas Laboratorium Ketrampilan Tata Busana Terhadap Hasil Belajar Tata Busana Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Brangsong Kendal 2012 “.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.2.1 Apakah ada pengaruh minat belajar dan fasilitas laboratorium ketrampilan tata busana terhadap hasil belajar tata busana siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Brangsong Kendal 2012 ?

1.2.2 Seberapa besar pengaruh minat belajar dan fasilitas laboratorium ketrampilan tata busana terhadap hasil belajar tata busana siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Brangsong Kendal 2012 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui :

1.3.1 Untuk mengetahui apakah ada pengaruh minat belajar dan fasilitas laboratorium ketrampilan tata busana terhadap hasil belajar tata busana siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bransong Kendal 2012

1.3.2 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh minat belajar dan fasilitas laboratorium ketrampilan tata busana terhadap hasil belajar tata busana siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bransong Kendal 2012


(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian tersebut sebagai berikut : 1.4.1 Bagi Sekolah

Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah dapat memberikan sumbangan yang baik dalam rangka proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar menjahit peserta didik dan meningkatkan proses pembelajaran di sekolah. 1.4.2 Bagi guru

Hasil penelitian ini Di harapkan sebagai sumber informasi tetang hubungan minat belajar dengan fasilitas laboratorium ketrampilan tata busana terhadap hasil belajar tata busana di SMP Negeri 1 Brangsong Kendal.

1.4.3 Bagi peneliti

Hasil penelitian ini di harapakan dapat menambah kasanah pengetahuan tentang hubungan minat belajar dengan fasilitas laboratorium ketrampilan tata busana terhadap hasil belajar tata busana sehingga dapat dijadikan bekal bagi peneliti dalam menerapkan ilmu kependidikan yang telah diperoleh dikemudian hari.

1.4.4 Bagi ilmu pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat menyumbang untuk menambah kasanah ilmiah sebagai ilmu pengetahuan yaitu sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya dan diharapkan sebagai sumbangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan terutama yang berhubungan dengan hasil belajar tata busana di Sekolah Menengah Pertama


(21)

1.5 Penegasan Istilah

Agar tidak salah tafsir mengenai judul diatas, maka perlu adanya pembatasan masalah sehingga ruang lingkupnya jelas. Adapun pembatasan masalah sebagai berikut :

1.5.1 Pengaruh

Pengaruh menurut KBBI (2001: 849) adalah daya yang timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat belajar dan fasilitas laboraturium mesin jahit yang mempengaruhi terhadap hasil belajar.

1.5.2 Minat Belajar

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto 2002:180). Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2003:744) minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu keinginan. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dalam lingkungan (Slameto, 2002:2).

Minat beljar dalam penelitian ini adalah suatu rasa ketertarikan siswa dalam belajar tata busana.


(22)

1.5.3 Fasilitas Laboratorium

Menurut Sumarjo (2005:2) laboratorium pendidikan adalah sarana dan tempat untuk mendukung proses pembelajaran yang di dalamnya terkait dengan pengembangan, pemahaman, keterampilan dan inovasibidang ilmu sesuai dengan bidang pekerjaan yang ada pada mata pelajaran muatan lokal tata busana. Sedangkan dalam penelitian ini yang di maksud fasilitas laboraturium adalah sarana atau tempat untuk mendukung hasil belajar tata busana.

1.5.4 Hasil belajar

Hasil adalah sesuatu yang di adakan (di buat, dijadikan dan sebagainya) oleh usaha, pengertian belajar menurut Slavin dalam Katarina T.A adalah perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah dari hasil tes yang diberikan melalui tes teori ulangan harian sedangkan hasil belajar praktek yang diperoleh dari dokumen guru pengajar muatan lokal tata busana, hasil tersebut selanjutnya dirata-rata.

1.5.5 Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Brangsong

Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang mengikuti mata pelajaran tata busana di SMP N 1 Brangsong, sebagai mata pelajaran wajib muatan lokal untuk di ambil.


(23)

1.6 Sistematika Skripsi

Sistematika penyusunan skripsi merupakan rangkuman isi tiap-tiap bab dalam penelitian yang di buat untuk memberi gambaran mengenai hal-hal yang diuraikan dalam proyek akhir.

Adapun sistematika penyusunan skripsi adalah sebagai berikut: BAB 1 : Pendahuluan

Uraian dalam bab ini meliputi : latar belakang pemilihan dan penentuan judul, identifikasi perumusan masalah, tujuan, , manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penyusunan skripsi.

BAB 2 : Landasan Teori

Menguraikan tentang teori-teori yang mendukung penelitian BAB 3 : Metodelogi Penelitian

Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan penelitian, meliputi metode penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, BAB 4 : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini penulis menguraikan tentang hasil penelitian BAB 5 : Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan kesimpulan dan saran-saran mengenai apa yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya dan saran-saran yang


(24)

10

2.1

Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkunganya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan bagi dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara ide kuat dalam kehidupan masyarakat. (Hamalik, 2001: 79).

UU Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadaian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang perlu didirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Definisi UU Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 maka dapat kita simpulkan bahwa tugas utama pendidikan adalah menolong peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada serta sikap dan bentuk tingkah laku ke arah yang lebih baik sebagai sumber daya manusia sehingga ia dapat didayagunakan sebagai modal pembangunan dan berguna bagi perserta didik dalam menghadapi masalah yang terjadi.


(25)

2.2

Minat Belajar

2.2.1Pengertian Minat Belajar

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto 2002:180). Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2003:744) minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu keinginan. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dalam lingkungan (Slameto, 2002:2).

Pendapat di atas, dapat di simpulkan minat belajar adalah suatu perasaan tertarik terhadap suatu objek tertentu. Seseorang dapat dikatakan berminat terhadap suatu objek apabila ia menyatakan perasaannya tertarik pada objek tersebut. Adapun minat belajar dalam penelitian ini adalah suatu rasa ketertarikan siswa dalam belajar tata busana (Slameto 2002:180).

Seseorang memiliki minat belajar tinggi untuk mempelajari mata pelajaran, maka ia akan mempelajari pada waktu jangka tertentu. Misalnya seseorang yang tidak memiliki minat belajar maka seseorang tersebut tidak akan mencapai proses hasil belajar yang baik. Karena dia belajar tidak atas keinginan sendiri tetapi karena paksaan orang lain. Tetapi sebaliknya jika seseorang mempunyai minat untuk belajar meski ada yang mempengaruhinya, tetapi minat itu akan melekat pada dirinya dan belajarnya akan berhasil.

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang efektif untuk membangkitkan minat belajar pada suatu objek yang baru adalah dengan


(26)

menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Misalnya siswa menaruh minat belajar pada pelajaran tata busana yaitu menjahit. Sebelum mengajarkan menjahit pengajar dapat menarik perhatian siswa dengan menceritakan sedikit mengenai cara menjahit yang baru saja berlangsung. Kemudian sedikit demi sedikit diarahkan ke materi yang sesungguhnya.

Disamping pemanfaatan minat belajar yang telah ada tener (1995) menyarankan agar para pengajar juga membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Misalnya saja dengan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang.

2.2.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi minat belajar

Pelajaran muatan lokal tata busana sebagai kumpulan kajian dan pelajaran tentang dasar-dasar menjahit dengan memperhatikan estetika dan etika berbusana, mata pelajaran muatan lokal tata busana dalam pelaksanaannya harus didasari minat agar siswa bersungguh-sungguh untuk mengikuti mata pelajaran tata busana sehingga di harapkan mata pelajaran tersebut berguna bagi masa depan siswa. Saat ini mata pelajaran muatan lokal tata busana berdasarkan survey hanya diminati oleh siswa putri sedangkan siswa putra kurang berminat hal tersebut dipengaruhi oleh rendahnya motivasi, perasaan tidak senang materi yang di pelajari, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat yang kurang mendukung.


(27)

Singgih Dirgogunaso dalam Endang Tri Astuti, 1990 : 108 dalam pengantar psikologi mengatakan perhatian di pengaruhi oleh kuat lemahnya rangsang, gerakan, pengulangan, kesediaan dan harapan. Pendapat tersebut mengatakan bahwa minat di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor psikis dan faktor kondisi fisik. Faktor fisik yang di maksud adalah kondisi fisik dari individu. Misalnya cacat tubuh, mudah lelah dan sebagainya. Siswa yang berminat dalam pelajaran muatan lokal tata busana tetapi kondisi fisikmya lemah dengan demikian akan menghambat minat untuk belajar muatan lokal tata busana. Faktor psikis antara lain meliputi motif, perasaan, perhatian dan kondisi lingkungan. Faktor -faktor yang mempengaruhi minat yaitu:

a. Motif

Saat ini mata pelajaran muatan lokal tata busana berdasarkan survey hanya diminati oleh siswa putri sedangkan siswa putra kurang berminat hal tersebut dipengaruhi oleh rendahnya motif. Menurut natawidjaja (1979:87) motif adalah dorongan yang membuat seseorang berminat melakukan sesuatu. Motif merupakan suatu tenaga (dorongan,alasan,kemauan) dari dalam diri yang mnyebabkan kita berbuat atau bertindak yang mana tindakan itu diarahkan kepada tujuan tertentu yang hendak dicapai.

b. Perasaan

Menurut Winkel (1984:31) perasaan adalah aktifitas psikis yang didalamnya subyek menghayati nilai-nilai suatu obyek. Perasaan senang akan menimbulkan minat pula, yang diperkuat lagi oleh sikap yang positif. Hubungan perasaan dalam mencapai minat adalah digambarkan sebagai brikut:


(28)

Perasaan Sikap Minat

Perasaan senang merupakan suatu keadaan jiwa akibat adanya peristiwa yang datang pada subyek yang bersangkutan. Jika seorang senang terhadap sesuatu akan berdampak terhadap minatnya terhadap minatnya tersebut.

c. Perhatian

Menurut Kartini (1996:111) perhatian merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadarannya yang menyebabkan bertambahnya aktifitas, daya kosentrasi dan pembatasan kesadaran terhadap satu objek. Perhatian akan menimbulkan minat seseorang jika subyek mengalami keterlibatan dalam obyek. d. Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan yang mempengaruhi minat adalah lingkungan keluarga, Lingkungan sekolah, dan masyarakat. Lingkungan tersebut merupakan lingkungan , tingkah laku, karakter dan minat terhadap sesuatu. Didalam keluarga setiap individu belajar menggali bakat dan potensi yang ada dalam diri individu sehingga dapat berkembang dengan optimal. Lingkungan sekolah disamping sebagai tempat untuk tempat blajar juga dapat mempengaruhi perkembangan jiwa khususnya minat terhadap sesuatu. Disekolah diajarkan bagaimana menumbuhkan pengetahuan dan keterampilan yang nantinya dapat memunculkan minat terhadap sesuatu. Lingkungan masyarakat adalah lingungan disekitar tempat tinggal, tempat dimana seseorang berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Lingkungan masyarakat akan mempengaruhi minat


(29)

e. Kondisi fisik

Kondisi seseorang akan sangat berpengaruh terhadap minat. minat belajar pada saat mempelajari pelajaran muatan lokal tata busana. Orang yang memiliki fisik yang sehat tentu saja akan berbeda minatnya dibandingkan dengan orang yang lemah dan mempunyai cacat tubuh. Kondisi fisik adalah kemampuan fisik seseoarng untuk mengerjakan kegiatan tertentu. seseorang yang tinggal didalamnya. disekitar individu yang sangat mempengaruhi minatnya. Lingkungan keluarga merupakan peletak dasar pola pemikiran Suatu pekerjaaan yang relatif berat membutuhkan kondisi yang baik. Faktor fisik merupakan pendukung utama setiap aktivitas yang dilakukan.

2.2.3 Macam–macam minat belajar menurut Dewa Ketut Sukardi (1989:105) ada 3 yaitu:

2.2.3.1 Minat yang di ekspresikan (eksprsed interest)

Seseorang dapat mengungkap minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu.

2.2.3.2 Minat yang diwujudkan (manifest interest)

Seseorang dapat mengespresikan minat bukan melalui kata, tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut berperan aktif dalam aktifitas tertentu

2.2.3.3 Minat yang di investarikan (inventeroid interest)

Seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau antar pilihannya 7 kelompok aktifitas tertentu. Dapat dilakukan dengan angket.


(30)

Mata pelajaran muatan lokal tata busana dalam pelaksanaannya harus didasari minat agar siswa bersungguh-sungguh untuk mengikuti pelajaran tata busana, sehingga diharapkan mata pelajaran tersebut berguna bagi masa depan siswa. Saat ini pelajaran muatan lokal tata busana berdasarkan survai hanya diminati oleh siswa putri sedangkan siswa putra kurang berminat. Hal tersebut di pengaruhi oleh rendahnya motivasi, perasaan tidak senang materi yang diajarkan, kurangnya harapan mempelajari materi, kurangnya perhatian materi yang dipelajari, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat yang mendukung.

Adanya faktor penghambat diatas diharapkan baik pihak sekolah dan orang tua dapat membantu menumbuhkan minat siswa dalam mengikuti mata pelajaran muatan lokal tata busana. Dengan motivasi pada siswa akan manfaat ilmu yang diperoleh dapat menumbuhkan minat siswa mengikuti mata pelajaran muatan lokal tata busana. Adanya motivasi tersebut membuat perasaan senang pada materi yang diajarkan. Sehingga harapan untuk mempelajari keterampilannya membuat siswa mempunyai perhatian terhadap mata pelajaran muatan tata busana. Hal lain yang berpengaruh pada minat siswa adanya dukungan dari orang tua juga lingkungan tempat tinggal yang dapat memperkuat minat siswa untuk mengikuti mata pelajaran muatan lokal tata busana.

2.3

Fasilitas Laboratorium Ketrampilan Tata Busana

2.3.1 Pengertian Fasilitas Laboratorium Ketrampilan Tata Busana

Menurut (Sumarjo, 2005:2) laboratorium pendidikan adalah sarana dan tempat untuk mendukung proses pemebalajaran yang di dalamnya terkait dengan


(31)

pengembangan, pemahaman, keterampilan dan inovasi bidang ilmu sesuai dengan bidang pekerjaan yang ada pada bidang studi tata busana. Sedangkan dalam penelitian ini yang dimaksud laboratorium ketrampilan tata busana adalah sarana atau tempat untuk mendukung pembelajaran praktek menjahit (Sumarjo, 2005:2).

Menurut Sumarjo (2005:3) fungsi laboratorium seperti tercantum dalam peraturan pemerintah nomor 5 tahun 1990 pasal 27 yaitu bahwa laboratorium merupakan sarana penunjang jurusan dalam pembelajaran ipteks tertentu sesuai program studi yang bersangkutan. Pembelajaran ipteks tidak hanya terbatas pada ilmu pengetahuan alam atau teknologi. Fasilitas laboratorium ketrampilan tata busana terdiri dari ruang desain, ruang pola, ruang menjahit, ruang mengepas, ruang penyimpanan, Ruang praktek busana.

Menurut (Euis Ratna Dewi 2000 :11), ruang praktek laboratorium ketrampilan tata busana terdiri dari :

1) Ruang desain adalah tempat untuk merancang atau mendesain sebuah busana. Alat bahan dan perlengkapan desain seperti pensil, pensil warna, kertas gambar dan meja gambar tersedia secara khusus diruangan tersebut. 2) Ruang pola adalah tempat meja pembuatan pola sekaligus meja potong kain

sebagai bahan pembuatan busana dan alat-alat yang mendukung proses tersebut

3) Ruang menjahit adalah ruang untuk melaksanakan proses menjahit sampai dengan proses penyelesaian. Dalam ruangan ini terdapat mesin jahit meja, setrika dan lemari penyimpanan atau penataan.


(32)

4) Ruang mengepas adalah sebuah ruangan untuk mencoba atau mengepas busana yg dijahit dan di lengkapi dengan cermin rak baju dan tempat gantungan baju.

5) Ruang penyimpaanan adalah sebuah ruangan untuk menyimpan alat dan bahan untuk pembuatan busana yaitu berupa rak atau lenmari pakaian. 6) Ruang praktek busana adalah ruang dimana siswa melakukan kegiatan

untuk membuat busana dengan mempergunakan alat dan perlengkapannya. Untuk mencapai keberhasilan tersebut ada beberapa yang harus diperhatikan dalam pengelolaan laboratorium.

Tabel. 2.1 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik Program Keahlian Tata Busana

No Jenis Rasio Deskripsi

1 Ruang praktik pola 4 m²/peserta didik Kapasitas untuk 8 peserta didik.

Luas minimum adalah 32 m².

Lebar minimum adalah 4 m.

2 Ruang praktik menjahit manual

4 m²/peserta didik Kapasitas untuk 8 peserta didik.

Luas minimum adalah 32 m².

Lebar minimum adalah 4 m.

3 Ruang praktik menjahit masinal

4 m²/peserta didik Kapasitas untuk 8 peserta didik.


(33)

32 m².

Lebar minimum adalah 4 m.

4 Ruang praktik peragaan busana

15 m²/peserta didik Kapasitas untuk 8 peserta didik.

Luas minimum adalah 120 m².

Lebar minimum adalah 6 m.

5 Ruang penyimpanan dan instruktur

4 m²/instruktur Luas minimum adalah 48 m².

Lebar minimum adalah 6 m.

Tabel 2.2 Ruang praktik Tata Busana dilengkapi sarana Standar Sarana pada Ruang Praktik Pola

No Jenis

Rasio Deskripsi

1 Perabot

1.1 Meja kerja 1 set/ruang Untuk minimum 8 peserta didik pada pekerjaan membuat desain, pola dan memotong.

1.2 Kursi kerja/stool

1.3 Lemari simpan alat dan bahan

2 Peralatan 2.1 Peralatan untuk

pekerjaan membuat pola.

1 set/ruang Untuk minimum 8 peserta didik pada pekerjaan membuat desain, pola dan memotong.

3 Media pendidikan


(34)

8 peserta didik pada

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoritis.

4 Perlengkapan lain

4.1 Kotak kontak Minimum 2 buah/ruang.

Untuk mendukung

operasionalisasi peralatan yang memerlukan daya listrik.

4.2 Tempat sampah Minimum 1 buah/ruang.

Tabel 2.3 Standar Sarana pada Ruang Praktik Menjahit Manual

No Jenis

Rasio Deskripsi

1 Perabot

1.1 Meja kerja 1 set/ruang Untuk minimum 8 peserta didik pada pekerjaan menjahit secara manual. 1.2 Kursi kerja/stool

1.3 Lemari simpan alat dan bahan

2 Peralatan

2.1 Peralatan untuk pekerjaan menjahit manual.

1 set/ruang Untuk minimum 8 peserta didik pada pekerjaan menjahit secara manual. 3 Media pendidikan

3.1 Papan tulis 1 buah/ruang Untuk mendukung minimum 8 peserta didik pada pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar yang bersifat


(35)

teoritis. 4 Perlengkapan lain

4.1 Kotak kontak Minimum 4 buah/ruang.

Untuk mendukung

operasionalisasi peralatan yang memerlukan daya listrik.

4.2 Tempat sampah Minimum 1 buah/ruang.

Tabel 2.4 Standar Sarana pada Ruang Praktik Menjahit Masinal

No Jenis

Rasio Deskripsi

1 Perabot

1.1 Meja kerja 1 set/ruang Untuk minimum 8 peserta didik pada pekerjaan menjahit secara masinal. 1.2 Kursi kerja/stool

1.3 Lemari simpan alat dan bahan

2 Peralatan

2.1 Peralatan untuk pekerjaan menjahit masinal.

1 set/ruang Untuk minimum 8 peserta didik pada pekerjaan menjahit secara masinal. 3 Media pendidikan

3.1 Papan tulis 1 buah/ruang Untuk mendukung minimum 8 peserta didik pada pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoritis.


(36)

4 Perlengkapan lain

4.1 Kotak kontak Minimum 4 buah/ruang.

Untuk mendukung

operasionalisasi peralatan yang memerlukan daya listrik.

4.2 Tempat sampah Minimum 1 buah/ruang.

Tabel 2.5 Standar Sarana pada Ruang Praktik Peragaan Busana

No Jenis

Rasio Deskripsi

1 Perabot

1.1 Meja kerja 1 set/ruang Untuk minimum 8 peserta didik pada

pekerjaan memperagakan berbagai produk busana. 1.2 Kursi kerja/stool

1.3 Lemari simpan alat dan bahan

2 Peralatan

2.1 Peralatan untuk pekerjaan peragaan busana.

1 set/ruang Untuk minimum 8 peserta didik pada

pekerjaan memperagakan berbagai produk busana. 3 Media pendidikan

3.1 Papan tulis 1 buah/ruang Untuk mendukung minimum 8 peserta didik pada pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoritis.

4 Perlengkapan lain

4.1 Kotak kontak Minimum 8 buah/ruang.

Untuk mendukung


(37)

yang memerlukan daya listrik.

4.2 Tempat sampah Minimum 1 buah/ruang.

Sumber : Standarisasi Prasarana Ruang Praktik Program Keahlian Tata Busana

2.3.3 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan laboratorium ketrampilan tata busana :

2.3.3.1 Letak bangunan laboratorium

Laboratorium mesin jahit sebaiknya terpisah dari ruanagan untuk pembelajaran teori, sehingga pada waktu pembelajaran teori siswa tidak terganggu suara bising dari mesin jahit di laboraturium. Laboratorium sebaiknya berdekatan dengan gudang dan kamar kecil sehingga akan menghemat waktu dan tenaga siswa, hal ini karena bekerja dilaboratorium memerlukan waktu yang cukup lama dan menguras tenaga.

2.3.3.2 Luas laboratorium

Luas laboraturium mesin jahit sebaiknya di sesuaikan dengan jumlah siswa dan jenis kegiatan. Luas ruanagan yang dapat di gunakan sebagai pedoman untuk laboratorium mesin jahit adalah 3,21 m2 untuk tiap siswa, jadi untuk menentukan kebutuhan seluruh ruangan yang di butuhkan dengan cara mengalihkan jumlah siswa yang akan di tampung yaitu contoh 20 x 3,21 m2= 64,20 m2 atau dengan ukuran 9x7 meter (Jemina Siregar 1984;19) di usahakan juga ruangan laboraturium mesin jahit berbentuk empat segi panjang dengan perbandingan antara panjang dan lebar 3:2 (Soenarto,2005:10).


(38)

2.3.3.3 Keberhasilan dan kesehatan laboratorium

Usahakan agar laboratorium selalu dalam keadaan bersih dan rapi keberhasilan dapat di peroleh dengan melakukan perawatan baik sebelum dan sesudah praktek contoh menyapu dan mengepel sebelum sebelum dan sesudah praktek: untuk menjaga kesehatan sebaiknya pergantian udara dan penerangannya langsung dari sinar matahari juga di perhatikan, jika ruangan tidak ber AC sebaiknya perlu di buat ventilasi yang cukup dan sesuai dengan luas ruangan. Tempat sampah sebaiknya juga tersedia minimal 1 buah untuk satu ruangan tetapi alangkah baiknya jika 1 unit kerja tersedia tempat sampah.

Sedangkan di SMP 1 brangsong tidak ber AC namun untuk pertukaran udara dan cahaya sudah cukup baik karena dalam ruangan terdapat jendela yang cukup untuk penggantian udara dan penerangan langsung dari sinar matahari juga ditambah dengan lampu.

2.3.3.4 Keamanan laboratorium

Keamanan adalah hal terpenting bagi siswa dalam melaksanakan kegiatan praktek di laboratorium. Hal - hal yang harus di perhatikan dalam keamanan antara lain : dinding yang tidak sepenuhnya terbuat dari tembok tetapi merupakan perpaduan antara tembok dan jendela agar cahaya terang dapat masuk ke dalam ruangan jadi pada saat praktek nenjahit siswa tidak terluka terkena jarum, lantai laboratorium sebaiknya terbuat dari ubin yang tidak licin serta rata, hal ini bertujuan agar siswa merasa aman saat praktek menjahit. Siswa sebaiknya juga memperhatikan alas kaki saat bekerja di laboraturium. Contohnya: tidak menggunakan sandal atau sepatu yang berhak tinggi. Perhatikan juga pemasangan


(39)

instalansi listrik pada tempat yang tidak membahayakan. Peralatan laboratorium sebaiknya di atur dengan dengan baik dan sesuai tahap-tahap praktek menjahit, sehingga tidak mengganggu lalu lintas kerja dan memberi kesan teratur.

2.3.3.5 Keindahan dan Kelengkapan laboratorium

Laboratorium merupakan ruangan praktek untuk bekerja meskipun begitu keindahan dan kelengkapan juga harus di perhatikan. Keindahan dapat di peroleh dengan memperhatikan beberapa hal antara lain : warna dinding, tirai, gambar-gambar yang terpasang, sebaiknya warna yang di pilih jangan terlalu kontras, karena warna cukup mempengaruhi perasaan seorang dalam bekerja. Serta kelengkapan dapat di peroleh dengan memperhatikan barang – barang yang ada di dalam laboratorium.

2.3.3.6 Tata letak peralatan laboraturium ketrampilan tata busana

Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam penataan barang di dalam ruang laboratorium ketrampilan tata busana menurut (euis ratna dewi 2000:13) adalah

1. Mesin jahit dan meja potong sebaiknya berdekatan sehingga waktu proses menjahit mudah di jangkau tanpa banyak waktu terbuang.

2. Mesin obras dan mesin jahit sebaiknya di tempatkan berdekatan sehingga waktu pemakaiannya mudah di jangkau.

3. Papan setrika sebaiknya di letakkan dekat tempat aliran listrik sehingga jika di pergunakan tidak perlu memindahkannya.


(40)

4. Lemari dan alat bahan sebaiknya penempatannya tidak mengganggu aktifitas siswa dan mudah tanpa banyak mengeluarkan tenaga dan waktu. 5. Lalu lintas ruangan laboratorium mesin jahit

Peralatan di dalam laboratorium sebaiknya di atur dengan baik. Sehingga tidak mengganggu siswa dalam praktek menjahit dan tidak mengganggu guru dalam mengawasi siswanya. Agar lalu lintas praktek menjahit siswa maupun guru tidak saling terganggu sebaiknya meja praktek satu dengan yang lainnya memiliki jarak ±1 meter.

Beberapa hal yang harus di perlukan dalam lalu lintas ruang kerja menurut (euis ratna dewi 2000:13) adalah

a. Jarak penempatan satu dengan yang lainnya minimal 40 cm atau 2 kali lipat lebar badan seseorang

b. Sebaiknya penempatan alat tidak ada yang rapat kedinding jika minimal 20 cm.

c. Untuk jalur lalu lintas ruangan sebaiknya tidak terjadi dua arah sehingga terhindar dari tabrakan.

d. Efesiensi laboratorium mesin jahit.

e. Efesiensi hal ini tercapai jika peralatan kerja teratur sesuai urutan.


(41)

(42)

2.4

Hasil Belajar

Menurut Morgan etal (1986:140) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif yang terjadi karena hasil dari praktek atau pengalaman. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang diperkirakan dan di kerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi manusia.

Oleh karena itu dengan menguasai prinsip-prinsip dasar belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktifitas belajar itu memegang peranan penting dalam psikologis.

Menurut Gagne ( 1984 ) konsep tentang belajar terdapat 3 unsur utama: 1. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku untuk mengukur apakah

seseorang telah belajar. Maka di perlukan perbandingan antara perilaku sebelum dan sesudah mengalami kegiatan belajar. Apabila terjadi perbedaan perilaku, maka dapat di simpulkan bahwa seseorang telah belajar.

2. Perubahan perilaku itu terjadi karena di dahului oleh proses pengalaman. perubahan perilaku karena pertumbuhan dan kematangan fisik seperti tinggi dan berat badan kekuatan fisik tidak di sebut sebagai hasil belajar.

3. Perubahan perilakau karena belajar bersifat relatif permanen, namanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seorang adalah sukar untuk di ukur. Biasanya perubahan perilaku dapat berlangsung selama satu hari, satu minggu, satu bulan atau bahkan bertahun-tahun.


(43)

Belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling kait mengkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku (Gagne). Beberapa unsur yang di maksud adalah sebagai berikut:

1. Pembelajar dapat berupa peserta didik, pembelajar dapat berupa warga belajar dan peserta pelatihan pembelajaran memiliki organ penginderaan yang di gunakan untuk mentranformasikan hasil penginderaan kedalam memori yang komplek dan syarat atau otot yang di gunakan untuk menampilkan kinerja yang menunjukkan apa yang telah di pelajari.

2. Rangsangan (stimulus) yang diterima oleh pembelajar kemudian di organisir dalam bentuk kegiatan syarat beberapa rangsangan itu di simpan di dalam memorinya. Kemudian memori tersebut di terjemahkan ke dalam merespon sesuatu di rangsangan (stimulus). Peristiwa yang merangsang penginderaan pembelajar di situasi stimulus dalam kehidupan seseorang terdapat banyak stimulus yang berada di lingkungannya suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung dan orang adalah stimulus yang selalu berada di lingkungan seseorang. Agar pembelajar mampu belajar optimal ia harus memfokuskan pada stimulus tertentu.

3. Memori, memori pembelajar berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari aktifitas belajar sebelumnya. 4. Respon, tindakan yang di hasilkan dari aktualisasi memori di sebut respon.

Pembelajar yang sedang mengamati stimulus, maka memori yang ada dalam dirinya kemudian memberikan respon terhadap stimulus tersebut. Respon


(44)

dalam pembelajaran di amati pada akhir proses pembelajaran yang di sebut perubahan perilaku atau perubahan kinerja (performent)

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang di peroleh pembelajaran setelah mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang di pelajari oleh pembelajar oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep maka perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang di pelajari oleh pembelajar oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan terhadap konsep. Dalam pembelajaran perubahan perilaku yang akan di capai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktifitas belajar di rumuskan dalam tujuan pembelajaran Katarina Tri Ani (2004:5).

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Katarina Tri Ani (2004:11) adalah kondisi internal dan eksternal pembelajar. Kondisi internal mencakup kondisi fisik seperti kesehatan organ tubuh. Kondisi psikis seperti kemampuan intelektual, emosional. minat, kondisi sosial seperti kemampuan bersosialisasi dalam lingkungan, kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang di miliki pembelajar akan berpengaruh terhadap kesiapan proses hasil belajar. Faktor-faktor internal ini dapat berbentuk sebagai akibat dari pertumbuhan, pengalaman belajar dan perkembangan.

Beberapa faktor eksternal: variasi dan derajat, kesulitan materi (stimulus) yang di pelajari (di respon) tempat belajar, iklim, suasana lingkungan dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan proses dan hasil belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah dari hasil tes yang diberikan melalui tes teori


(45)

sedangkan hasil belajar praktek yang diperoleh dari dokumen guru pengajar muatan lokal tata busana, hasil tersebut selanjutnya dirata-rata.

Tabel 2.6 Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar Mata Pelajaran Tata Busana di SMP ( sumber : buku paket muatan lokal tata busana kelas VIII)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Mengkomunikasikan tentang disain busana anak dan mempraktekan pembuatan seragam sekolah.

2. Mengkomunikasikan penggunaan pola untuk membuat pakain

1.1 Mendiskripsikan tentang pemahaman disain busana yang sesuai untuk berbagai kesempatan

2.1 Mendiskripsikan penggunaan pola untuk membuat pakain 2.1.1 Mendiskripsikan

tentang penerapan dan cara mengambil ukuran badan anak putra dan putri.

2.1.2 Mendeskripsikan tentang cara membuat pola konstruksi 2.1.3 Mendiskripsikan

tentang cara membuat pola seragam smp dengan ukuran sebenarnya

2.4

Mata Pelajaran Muatan Lokal Tata Busana


(46)

Mata pelajaran Muatan Lokal Tata Busana merupakan mata pelajaran muatan lokal menurut kurikulum muatan lokal pendidikan dasar untuk kelas V111 SMP N 1 Brangsong. Mata pelajaran muatan lokal tata busana meliputi bahan kajian tentang pelaksanaan yang menyangkut kebutuhan hidup di lingkungan dan masyarakat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang di pelajari melalui kegiatan melibatkan pengetahuan dan praktek. Pelajaran muatan lokal tata busana perlu di kaitkan dengan kehidupan nyata seperti dalam bidang kesehatan, industri, sosial, budaya , ilmu pengetahuan dan lingkungan dalam rangka meningkatkan wawasan dan kebanggaan daerah serta kebangaan nasional ( Kurikulum Muatan Lokal SMP ).

Muatan Lokal Tata Busana adalah kumpulan bahan kajian dan pelajaran tentang dasar - dasar menjahit dengan memperhatikan estetika dan etika busana. Muatan lokal tata busana merupakan salah satu pelajaran yang di ajarkan di SMP N 1 Brangsong khususnya kelas V111 materi yang di sampaikan berupa materi teori dan materi praktek. Dalam materi praktek peserta didik di ajarkan cara membuat seragam sekolah khususnya pembuatan kemeja.

2.4.2 Landasan Hukum Kurikulum Muatan Lokal

Landasan hukum di berlakukannya kurikulum muatan lokal adalah sebagai berikut :

a. Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1V pasal 10 yang menyatakan bahwa: Pemerintah dan Pemerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang - undangan


(47)

yang berlaku. Selanjutnya pasal 11 ayat (1) juga menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga tanpa diskriminasi.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di jelaskan :

1. Sekolah dan komite sekolah atau madrasah dan komite madarasah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan di bawah supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab terhadap pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK serta departemen yng menangani urusan pemerintah di bidang agama untuk MI, MTS, MA dan MAK pasal 17 ayat (2).

2. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang - kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilian hasil belajar (pasal 20).

2.5.3 Tujuan Mata Pelajaran Muatan Lokal Tata Busana

Adapun tujuan pemberian muatan lokal tata busana berdasarkan Kurikulum Muatan Lokal Tata Busana di SMP N 1 Brangsong kelas V111 adalah: 1. Menumbuhkan apresiasi kerja pesrta didik sebagai dasar pembinaan etos


(48)

2. Membekali peserta didik dengan ketrampilan dasar untuk bekerja sesuai dengan tahap perkembangan anak usia tingkat SMP.

3. Peserta didik memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar estetika etika berbusana , pembuatan busana pemeliharaan busana dan lenan rumah tangga serta peralatan menjahit sebagai bekal untuk mengembangkan diri di bidang busana sehinggan bila terjun dalam masyarakat peserta didik dapat membawakan diri dengan baik.

4. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan.

2.5.4 Materi Muatan Lokal Tata Busana di SMP N 1 Brangsong kelas V111

Materi muatan lokal tata busana yang terdiri dari : 1. Mengenal berbagai produk kerajinan jahit dan sulam 2. Mengapresiasikan produk kerajinan jahit dan sulam

Materi Muatan Lokal tata busana yang berisi teori dan praktek :

1. Merencanakan prosedur kerja pembuatan produk kerajinan jahit dan sulam 2. Mendisaian kerajinan jahit dan sulam dengan ragam hias tradisional dan

mancanegara serta modifikasinya

3. Membuat produk kerajinan jahit dan sulam dengan ragam hias tradisional dan mancanegara serta modifikasinya

4. Membuat kemasan produk jahit dan sulam sehingga siap di pamerkan dan di jual .


(49)

2.5.5 Program Muatan Lokal Tata Busana di SMP N 1 Brangsong kelas V111

Program semester 1 materi muatan lokal yang terdiri dari teori : 1. Pengertian teknik jahit

2. Jenis peralatan dan produk jahit 3. Fungsi peralatan jahit

4. Prosedur teknik jahit

Program semester I dan II materi muatan lokal yang berisi teori dan praktek :

1. Perencanaan disain jahit 2. Disain kerajinan teknik jahit 3. Bahan dan alat

4. Kemasan

2.5.6 Penilaian (evaluasi) Dalam Mata Pelajaran Muatan Lokal Tata Busana

Penilaian dan Evaluasi di perlukan untuk mengukur seberapa besar hasil belajar peserta didik setelah mendapatkan materi pelajaran dari guru. Faktor – faktor penilaian yang di gunakan untuk mendapatkan nilai dalam mata pelajaran ketrampilan tata busana yaitu teknik tes. Teknik tes dalam penilaian mata pelajaran muatan lokal tata busana adalah sebagai berikut :

a. Tes praktek : di gunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam mempraktekan pelajaran muatan lokal tata busana . materi yang di berikan


(50)

dalam praktek meliputi : perencanaan disain jahit dan dan kerajinan teknik jahit , bahan , alat dan kemasan.

b. Ulangan harian : Untuk mengetahui sejauh mana bahan yang di ajarkan dapat di terima peserta didik. Materinya meliputi pengertian teknik jahit , jenis peralatan dan produk jahit. Fungsinya peralatan dan bahan jahit serta prosedur teknik jahit

c. Tugas mandiri : di gunakan guru untuk memberikan tugas kepada masing – masing peserta didik untuk di kerjakan di rumah dalam jangka waktu tertentu. Tugas mandiri berupa ketrampilan membuat macam – macam tusuk – tuuk di gumakan dalam busana .

d. Ujian akhir : di gunakan untuk mengetahui sejauh mana bahan materi yang di ajarkan oleh guru dalam satu semester dapat di terima oleh peserta didik.

2.5

Kerangka Berfikir

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar. Bahan mata pelajaran yang di pelajari tidak sesuai dengan minat membuat peserta didik malas untuk mengikuti mata pelajaran tersebut karena peserta didik tidak mempunyai kepuasan dari pelajaran itu. Peserta didik yang berminat untuk mengikuti mata pelajaran muatan lokal tata busana tentunya akan senang mengikuti mata pelajaran tersebut berlangsung. Kesungguhan mengikuti mata pelajaran muatan lokal tata busana tentunya di harapkan dapat memperoleh pengalaman dalam bidang tersebut. Lingkungan masyarakat juga memberikan pengaruh kuat pada minat anak, bila lingkungan anak banyak usaha konveksi tentunya anak juga mempunyai minat


(51)

yang besar untuk mengikuti mata pelajaran muatan lokal tata busana, maka akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya terhadap mata pelajaran muatan lokal tata busana.

Minat adalah suatu perasaan tertarik terhadap suatu objek tertentu. Seseorang dapat dikatakan berminat terhadap suatu objek apabila ia menyatakan perasaannya tertarik pada objek tersebut. Perasaan tidak dapat di pisahkan dari minat. Peserta didik yang tidak berminat mengikuti pelajaran muatan lokal tata busana tentunya kurang senang mengikuti mata pelajaran muatan lokal tata busana. Peserta didik yang berminat mengikuti pelajaran muatan lokal tata busana tentunya akan senang mengikuti mata pelajaran muatan lokal tata busana.

Keberhasilan siswa dalam pencapaian hasil belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari diri siswa yang meliputi minat, bakat, ketekunan, keuletan dan kesabaran dalam mengatasi masalah atau tantangan yang mungkin timbul. Faktor eksternal adalah tersedianya fasilitas laboraturium ketrampilan tata busana. Meskipun siswa memiliki bakat dan kepandaian serta adanya kurikulum dan tenaga pengajar yang bagus namun tanpa adanya fasilitas yang menunjang dalam proses belajar mengajar maka proses belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan cepat dan efisien.

Mata pelajaran muatan lokal tata busana sebagai materi yang tidak hanya berisi materi teori tetapi juga praktek ketrampilan. Untuk materi ketrampilan menjahit di perlukan ruangan laboratorium yang ruangannya tersebut nyaman pada saat melaksanakan praktek. Laboratorium adalah sarana dan tempat untuk


(52)

mendukung proses pembelajaran yang di dalamnya terkait dengan pengembangan, pemahaman, keterampilan dan inovasi bidang ilmu sesuai dengan bidang pekerjaan yang ada pada bidang studi tata busana. Agar pada saat praktek menjadi nyaman ada hal-hal yang harus di perhatikan dalam pengelolaan ruang laboratorium.

Hal-hal tersebut yaitu letak bangunan laboratorium, luas laboratorium, keberhasilan dan kesehatan laboratorium, keamanan laboratorium, keindahan laboratorium dan lay out peralatan laboratorium. Bekal yang di terima siswa dari bangku sekolah dapat di harapkan dapat bermanfaat untuk bekerja di perusahaan atau konveksi sehingga mendapatkan pendapatan secara materi untuk memenuhi kebutuhan hidup . Harapan untuk memanfaatkan ketrampilan yang di terima di bangku sekolah memberikan perhatian lebih pada saat mata pelajaran muatan lokal berlangsung .

2.6

Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitiana sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto ,1996: 67). Hipotesis dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut :

Hipotesis kerja (Ha)

1. Ha : Ada pengaruh minat belajar dan fasilitas laboratorium mesin jahit terhadap hasil belajar tata busana siswa kelas VIII SMP N 1 Brangsong.


(53)

2. Ho : tidak ada pengaruh minat belajar dan fasilitas laboratorium mesin jahit terhadap hasil belajar tata busana siswa kelas VIII SMP N 1 Brangsong.


(54)

40

Metodelogi penelitian merupakan cara atau langkah – langkah yang harus di tempuh dalam penelitian sehingga penelitian dapat mencapai sasaran. Dalam melalukan suatu penelitian untuk memperoleh data perlu adanya langkah - langkah sebagai berikut, yaitu menentukan: (a) populasi dan sampel (b) variabel penlitian (c) metode pengumpulan data (d) uji coba instrument (e) teknik analisis data.

3.1 Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel

3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SMP N 1 Brangsong Jl. Soekarno Hatta No. 65 Kabupaten Kendal. Adapun yang menjadi alasan dipilihnya SMP sebagai lokasi penelitian di sebabkan karena di sekolah tersebut memiliki program mata pelajaran wajib muatan lokal tata busana yang di dalamnya terdapat mata pelajaran menjahit yang akan dikaji dalam penelitian.

3.1.2 Populasi

Suharsimi Arikunto (2002:108) menjelaskan bahwa, “Populasi adalah

keseluruhan obyek penelitian” sesuai dengan pendapat tersebut populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Brangsong yang terdiri dari 7 kelas 1 kelas sebanyak 42 siswa jadi populasi ada 294 siswa.


(55)

3.1.3 Sampel

Sampel menurut Suharsimi Arikunto (2006:131) adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Menurut Sugiono dalam buku Statistika untuk penelitian, sampel adalah sebagian dari jumlah atau karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini di ambil 48% dari jumlah siswa SMP N 1 Brangsong. Jumlah sampel sebanyak 140 siswa dari kelas VIII A sampai VIII G. Teknik yang di gunakan adalah proportional random sampling

guna mengambil sampel. Menurut Arikunto (2006:112) propotional random sampling atau sampel acak, teknik ini di beri nama demikian karena pengambilan sampelnya, peneliti “mencampur” subyek - subyek di dalam populasi sehingga semua subyek di anggap sama. Dengan demikian peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan di pilih menjadi sampel. Maka dalam penelitian ini sudah di tentukan peserta didik menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 140 siswa dengan rincian sampel dapat dilihat pada tabel 3.1:

Tabel 3.1 Rincian Jumlah Populasi No Kelas Jumlah Peserta

Didik

48%

1 VIII A 42 0,48 x 42 = 20

2 VIII B 42 20

3 VIII C 42 20


(56)

5 VIII E 42 20

6 VIII F 42 20

7 VIII G 42 20

Jumlah 140

(Sumber : Biro Administrasi SMP N 1 Brangsong Kab. Kendal 2013)

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah konstruk yang sifat - sifatnya sudah di beri nilai dalam bentuk bilangan atau konsep yang mempunyai dua nilai atau lebih pada suatu kontinum (Hasan, 2004:12). Menurut Arikunto (2002:96) variabel adalah obyek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian

3.2.1 Variabel Bebas ( Independent Variable )

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab atau independent variabel (Arikunto, 2002 : 97) di nyatakan dengan X, Variabel bebas dalam penelitian ini adalah (X1) adalah minat belajar dan Variabel

bebas ( X2) adalah fasilitas laboratorium ketrampilan tata busana.

3.2.2 Variabel Terikat ( Dependent Variable )

Variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi variabel bebas. Di nyatakan dengan Y. Variabel penelitian terikat (Y) adalah hasil belajar siswa


(57)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu usaha untuk mengumpulkan data yang di lakukan secara sistematis dengan prosedur yang standar (Suharsimi Arikunto , 2002 : 197). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 3.3.1 Metode Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi di gunakan bila penelitian berkenandengan perilaku siswa , proses belajar, gejala – gejala alam, dan bila responen yang di amati tidak terlalu besar (Sugiono 2003:139). Metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data efektivitas pemanfaatan fasilitas laboraturium mesin jahit yang dimiliki SMP Negeri 1 Brangsong dan hasil belajar tata busana siswa kelas VIII. Alat yang digunakan adalah cek list, cek list adalah suatu daftar yang berisi nama-nama subyek dan faktor-faktor yang akan diteliti.

3.3.2 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang daftar nama siswa dan jumlah siswa tersebut merupakan data yang digunakan untuk meneliti sampel metode dokumentasi juga digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar tata busana semester 1.

3.3.3 Metode Angket (Kuesioner)

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau


(58)

hal-hal yang ia ketahui (Arikunto2002:128) angket dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai minat belajar (X1) dan fasilitas laboraturium ketrampilan tata busana (X2) metode angket digunakan adalah angket langsung yaitu daftar nama pertanyaan yang diberikan sebanyak 37 pertanyaan secara langsung pada siswa untuk di minta pendapat tentangkeadaan sendiri.

3.4 Uji Coba Instrumen

3.4.1 Validitas

(Saifuddin Azwar, 2012:7) validitas adalah sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Untuk memperoleh data yang relevan dan akurat maka diperlukan alat pengumpul data yang dapat dipertanggung jawabkan yaitu alat ukur yang valid dan reliabel. Salah satu usaha yang dilakukan yaitu mengadakan uji coba. Validitas dan realibilitas suatu alat ukur perlu ditetapkan terlebih dahulu sebelum alat tersebut digunakan. Hal ini penting karena tingkat validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan untuk menunjukan mutu instrumen tersebut baik benar-benar dapat mengukur yang ingin diukur dan apakah instrumen tersebut dapat diandalkan.

Validitas menunjukkan sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti dengan tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang gambaran tentang variabel yang di maksud. Dalam penelitian ini uji validitas yang di gunakan adalah


(59)

validitas butir soal, sebuah butir soal memiliki validitas yang tinggi apabila soal tersebut dapat mengukur apa yang akan di ukur. Untuk mengetahui ketepatan data diperlukan teknik uji validitas dengan rumus korelasi product moment:

Keterangan =

RXY = Koefisien korelasi X terhadap Y

N = Jumlah responden

∑X = Jumlah skor item ∑Y = Jumlah skor total ∑X2

= Jumlah Kuadrat skor item

∑Y2

= Jumlah Kuadrat skor total

∑XY = Jumlah perkalian skor item dengan skor total

3.4.2 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability, yang mempunyai istilah berbagai nama lain seperti konsistensi, keterandalan, keterpercayaan, kestabilan, keajegan, dan lain sebagainya, namun gagasan pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya (Saifuddin Azwar, 2012:7). Reabilitas dari penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Alpha karena instrument yang digunakan berupa angket dan skornya bukan 1 dan 0.


(60)

)(1-Keterangan =

R11 = Reabilitas instrument

K = Banyaknya butir pertanyaan

∑ð2

b = Jumlah varians total

ð = Varisi total

3.5

Metode Analisis Data

Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel-variabel yang ada pada penelitian ini yang terdiri dari: minat belajar dan fasilitas laboraturium ketrampilan tata busana.

Variabel-variabel tersebut terdiri dari beberapa indikator yang sangat mendukung dan kemudian indikator tersebut dikembangkan menjadi instrumen (angket).

langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat tabel distribusi jawaban angket

2. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan

3. Menjumlah skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden 4. Memasukan skor tersebut kedalam rumus sebagai berikut :

% = n X 100% N


(61)

Keterangan =

n = jumlah nilai yang diperoleh

N= jumlah nilai ideal (jumlah responden x jumlah soal x skor trtinggi)

5. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori. 6. Kesimpulan berdasarkan tabel kategori.

Untuk menentukan kategori atau tingkat DP yang diperoleh dibuat tabel kategori yang disusun melalui perhitungan sebagai berikut:

a. Persentase maksimal = (4/4) x 100% = 100% b. Persentase minimal = (1/4) x 100% = 25% c. Rentang persentase = 100% - 25% = 75%

d. Interval kelas persentase = 75% = 7. Membuat tabel interval kelas persentase dan kategori sarana dan lingkungan

Table 3.2 Interval kelas persentase dan kategorinya Interval Kriteria

81,26 % < % ≤ 100 % 62,51 % < % ≤ 81,25 % 43,76 % < % ≤ 62,50 %

25,00 % < % ≤ 43,75 %

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sumber : teknik analisis data 3.5.1 Uji Normalitas Data

Uji Normalitas Data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen mempunyai distribusi normal atau


(62)

tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dapat di lakukan. Salah satunya adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membntuk satu garis lurus diagonal dan loting data akan di bandingkan dengan garis diagonal . jika distribusi data adalah normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali 2009: 110) .

3.5.2 Uji Hipotesis .

Uji stimulasi ( Uji F ) Uji statistik F pada dasarnya menujukkan apakah semua variabel bebas yang di masukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2009: 88). Uji ini di lakukan dengan membandingkan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hasil perhitungan lebih besar dari pada nilai F menurut tabel, maka secara simultan variabel minat belajar dan fasilias laboratorium mesin jahit berpengaruh terhadap hasil belajar. Seperti halnya ketika kita melakukan uji t keputusan dalam melaksanakan uji F juga bisa di lihat dari tingkat signifikansinya. Jika tingkat signifikansinya di bawah 5% maka secara simultan variable - variabel minat belajar dan fasilias laboratorium ketrampilan tata busana berpengaruh terhadap hasil belajar.

3.5.3 Koefisien Determinasi ( R2 )

Koefisien Determinasi ( R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai


(63)

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu ( 0<R2<1). Nilai R2 yang kecil berati kemampuan variabel – variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel independen memberikan hamper semua informasi yang di butuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Gozhali , 2009 : 87).


(64)

50

4.1

Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan hasil kajian ilmiah untuk membuktikan adanya pengaruh minat belajar dan fasilitas laboraturium ketrampilan tata busana terhadap hasil belajar tata busana siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Brangsong Kendal 2012. Data diambil dengan angket untuk mengetahui minat belajar dan fasilitas laboraturium ketrampilan tata busana. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan analisa berganda.

4.1.1 Analisis Deskriptif Data

4.1.1.1 Analisis Deskriptif Minat Belajar Siswa

Disiplin belajar siswa dalam kajian penelitian ini terdiri dari dua sub variabel yaitu fisik dan psikis. Sub variabel fisik dilihat dari tiga indikator yaitu kemampuan dalam berfikir saat mempelajari muatan lokal tata busana, kesehatan, cacat tubuh, sedangkan sub variabel psikis dilihat dari empat indikator yaitu motif, perasaan, perhatian dan kondisi lingkungan keluarga. Secara umum gambaran minat belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Brangsong Kendal 2012 termasuk dalam kategori sangat tinggi, seperti tercantum pada tabel berikut:


(65)

Tabel 4.1 Deskripsi Minat Belajar Siswa

Interval Kriteria Frekuensi %

81,26 % < % ≤ 100 % Sangat tinggi 101 72%

62,51 % < % ≤ 81,25 % Tinggi 39 28%

43,76 % < % ≤ 62,50 % Cukup tinggi 0 0%

25,00 % < % ≤ 43,75 % Kurang tinggi 0 0%

Jumlah 140 100%

Sumber : hasil penelitian minat belajar kelas VIII SMP N 1 Brangsong Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 140 siswa yang diteliti, sebanyak 101 siswa (72%) mempunyai minat belajar yang sangat tinggi, sebanyak 39 siswa (28%) mumpunyai minat belajar yang tinggi. Secara rata-rata tingkat minat belajar siswa sebesar 82%. Hasil tersebut menunjukkan minat belajar siswa berada pada kategori sangat tinggi. Lebih jelasnya gambaran tentang minat belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Brangsong Kendal 2012 disajikan dalam grafik berikut ini.

Gambar 4.1 Deskripsi Minat Belajar Siswa

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik

72%

28%

0% 0%


(66)

4.1.1.2 Analisis Deskriptif fasilitas laboraturium ketrampilan tata busana Fasilitas laboraturium ketrampilan tata busana pada kajian penelitian ini dapat dilihat dari tujuh indikator yaitu letak bangunan laboraturium, luas laboraturium, kebersihan dan kesehatan laboratorium mesin jahit, keamanan laboratorium, keindahan dan kelengkapan, lay out penataan laboratorium. Secara umum gambaran Fasilitas Laboratorium Ketrampilan Tata Busana SMP Negeri 1 Brangsong Kendal tercantum pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Deskriptif Fasilitas Laboratorium

Interval Kriteria Frekuensi %

81,26 % < % ≤ 100 % Sangat baik 56 40%

62,51 % < % ≤ 81,25 % Baik 84 60%

43,76 % < % ≤ 62,50 % Cukup baik 0 0%

25,00 % < % ≤ 43,75 % Kurang baik 0 0%

Jumlah 140 100%

Sumber : hasil penelitian fasilitas laboratorium SMP N 1 Brangsong Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 140 siswa yang diteliti, sebanyak 56 siswa (40%) menyatakan pendapatnya bahwa fasilitas laboraturium yang dimiliki di SMP Negeri 1 Brangsong Kendal sangat baik, sebanyak 84 siswa (60%) menyatakan pendapatnya bahwa fasilitas laboratorium yang dimiliki di SMP Negeri 1 Brangsong Kendal baik. Secara rata-rata fasilitas laboraturium yang dimiliki di SMP Negeri 1 Brangsong Kendal sebesar 80%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa fasilitas laboraturium yang dimiliki di SMP Negeri 1 Brangsong Kendal berada pada kategori baik. Lebih jelasnya gambaran tentang fasilitas laboraturium yang dimiliki di SMP Negeri 1 Brangsong Kendal disajikan dalam grafik berikut ini.


(67)

Gambar 4.2 Deskripsi fasilitas laboraturium

4.1.1.3 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Sisiwa

Berdasarkan pada hasil penelitian tentang hasil belajar seperti pada lampiran, maka dapat dibuat tabel kategori sebagai berikut:

Tabel 4.4 Deskriptif Hasil Belajar Nilai Kategori Frekuensi %

≥ 75 Tuntas 107 76%

< 75 Tidak Tuntas 33 24%

Jumlah 140 100%

Sumber : dokumen guru muatan lokal tata busana

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Brangsong Kendal 2012 yang memenuhi kriteria ketuntasan dengan nilai ≥ 75 sebanyak 107 siswa (76%), sedangkan nilai siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan dengan nilai < 75 sebanyak 33 siswa (24%). Secara rata-rata hasil belajar siswa sebesar 79,89. Hasil tersebut menunjukkan hasil

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik

40%

60%

0% 0%


(68)

belajar siswa memenuhi kriteria ketuntasan. Berikut adalah diagram deskripsi variabel hasil belajar.

Gambar 4.3 Deskripsi Prestasi belajar siswa 4.1.2 Uji validitas dan relibiliatas

4.1.2.1 Hasil uji validitas

Untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid atau tidak, maka r yang diperoleh (r hitung) di konsultasikan dengan r tabel product moment

dengan taraf signifikan 5%. Apabila r hitung > r tabel maka instrumen di katakan

valid dan apabila rhitung < rtabel maka instrumen di katakan tidak valid.Perhitungan

uji validitas sebagai berikut :

rxy = 82940 – 58 x 1405

3680 – 58 2 20 x 99497 - 1405 2 rxy = 0,647

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

Tuntas Tidak Tuntas

76%

24%


(69)

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa rhitung > rtabel yaitu N=20 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,444, dengan demikian dapat di katakan bahwa instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini valid dan dapat di gunakan dalam pengambilan data.

4.1.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrument

Pengukuran reliabilitas instrumen diperoleh dari hasil uji coba instrumen terhadap 20 responden (lampiran). Hasil perhitungan reliabilitas variabel minat belajar dan fasilitas laboratorium dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.7 Reliabilitas Instrumen

Variabel r11

rtabel

(5%;N=20) Keterangan Minat belajar 0,869 0,444 Reliabel Fasilitas Laboratorium 0,823 0,444 Reliabel Sumber : Data primer diolah, 2012

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa rhitung > rtabel

yaitu untuk N=20 dengan taraf signifikan 5% pada masing-masing perhitungan Uji reliabilitas variabel kelengakapan alat terlihat ralpha adalah positif lebih besar dari rtabel maka butir-butir variabel tersebut adalah reliabel.

4.1.3 Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat


(70)

penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dan residualnya.

Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus

Kolmogorov-Smirnov dan grafik normal P-P plot. Perhitungan rumus

Kolmogorov-Smirnov dibantu dengan menggunakan SPSS Windows Realease 16.00. Dasar pengambilan keputusan adalah nilai probabilitas, yaitu jika nilainya lebih besar dari 0.05 maka data dalam penelitian berdistribusi normal.

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

MInat Belajar

Fasilitas

Laboratorium Hasil Belajar

N 140 140 140

Normal Parametersa Mean 67.1643 54.7500 79.8929

Std. Deviation 2.79416 3.05377 5.75857

Most Extreme Differences Absolute .088 .098 .083

Positive .088 .098 .083

Negative -.077 -.076 -.078

Kolmogorov-Smirnov Z 1.038 1.163 .978

Asymp. Sig. (2-tailed) .231 .134 .295

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov untuk variabel minat belajar sebesar 1.038 dengan probabilitas 0.231 lebih besar dari 0.05, sehingga dapat dinyatakan data untuk variabel minat belajar berdistribusi normal. Variabel fasilitas laboratorium sebesar 1.163 dengan probabilitas 0.134 lebih besar dari 0.05, sehingga dapat dinyatakan data untuk variabel fasilitas


(71)

laboraturium berdistribusi normal. Variabel hasil belajar sebesar 0.978 dengan probabilitas 0.295 lebih besar dari 0.05, sehingga dapat dinyatakan data untuk variabel hasil belajar berdistribusi normal.

Grafik normal P-P plot dapat dicari untuk mengetahui normalitas data penelitian semua variabel jika titik-titik yang dihasilkan mendekati garis diagonal. Sehingga dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal. Berikut adalah gambar grafik normal P-P plot

Gambar 4.4 Grafik P-Plot Normalitas Data Penelitian

Berdasarkan gambar di atas menggambarkan data membentuk suatu garis lurus diagonal. Maka data tersebut berdistribusi normal


(1)

4 Perlengkapan lain

4.1 Kotak kontak listrik 


(2)

Dokumentasi Penelitian

Ruang Laboratorium Mesin Jahit di SMP Negeri 1 Brangsong Lampiran 18


(3)

(4)


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN LABORATORIUM TATA BUSANA PADA KELAS UNGGULAN PROGRAM KEAHLIAN TATA BUSANA DI SMK NEGERI 3 MAGELANG

1 11 200

HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MENJAHIT BLUS PADA SISWA KELAS X JURUSAN TATA BUSANA DI SMK N 1 KENDAL

2 46 141

TINGKAT KEPUASAN SISWA TATA BUSANA PADA KECUKUPAN FASILITAS BELAJAR BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 KENDAL

0 13 160

HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGHIAS BUSANA DENGAN HASIL BELAJAR HIASAN SULAM PITA SISWA KELAS XI TATA BUSANA SMK PENCAWAN MEDAN.

2 14 27

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MEMBUAT POLA BUSANA WANITA PADA SISWA KELAS XI JURUSAN TATA BUSANA SMK NEGERI 1 KISARAN.

0 3 26

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KEHADIRAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP Pengaruh Minat Belajar Dan Kehadiran Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Mojosongo.

0 2 15

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KEHADIRAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP Pengaruh Minat Belajar Dan Kehadiran Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Mojosongo.

0 2 14

PENERAPAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA PENGELOLAAN USAHA BUSANA OLEH ALUMNI PENDIDIKAN TATA BUSANA.

0 2 21

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENGANTAR PARIWISATA PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TATA BUSANA DI SMK NEGERI 1 WONOSARI.

6 41 174

Pengaruh Hasil Belajar Matematika Terhadap Hasil Belajar Pembuatan Pola Busana Siswa Kelas XI Di SMKN1 Pogalan Jurusan Tata Busana - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 6 206