Pengaruh Konsentrasi Gliserol terhadap Drug Loading ke dalam Film

Yogyakarta, 30 November 2016 123 Krochta, J. M., Johnson, C. M., 1997, Edible Film and Biodegradable Polymer Film Challenger and Opportunities, Journal Food Technology, 51 2 ; 6174. Lehninger, A.L., 1988, Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1, Erlangga, Jakarta. Mishra, R.K., Datt, M., Banthia. A.K., 2008, Synthesis and Characterization of Pectin PVP Hydrogel Membranes for Drug Delivery System, American Association of Pharmaceutical Scientists, 9 2, 395-403 Mishra, R.K., Banthia, A.K., Majeed, A.B.A., 2012, Pectin Based Formulations for Biomedical Applications : A Review, Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research, Volume 5, 1-7 Sadeghi, M., 2011, Pectin-Based Biodegradable Hydrogels with Potential Biomedical Application as Drug Delivery Systems, Journal of Biomaterial and Nanotechnology, 2, 36-40. Silva, M.A., Bierhalz, A.C.K., and Kieckbusch, T.G, 2009, Alginate and Pectin Composite Films Crosslinked with Ca 2+ ions: Effect of The Plasticizer Concentration, Journal Carbohydrate Polymer, 77, 736-742. Suppakul, P., 2006, Plasticizer and Realtive Humidity Effects on Mechanical Properties of Cassava Flour Films, Department of Packaging Technology, Faculty of Agro-Industry, Kasetsart University, Bangkok, Thailand Waryoko, Rahardjo, B., Marseno, D.W., dan Karyadi, J.N.W., 2014, Sifat Fisik, Mekanik dan BarrierEdible Film Berbasis Pati Umbi Kimpul Xanthosoma Sagittifolium yang Diinkorporasi dengan Kalium Sorbat, Jurnal Agritech, 341, 72-80. Wirawan, S.K., Prasetya, A., Ernie, 2012, Pengaruh Plasticizer pada Karakteristik Edible Film dari Pektin, Jurnal Reaktor, 14 1, 61-67. 124 DASHBOARD EKSEKUTIF AKADEMIK DI UNIVERSITAS UNTUK SARANA EVALUASI DIRI, PERSIAPAN AKREDITASI, DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI KASUS UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA Dody Haryadi Teknik Informatika, Universitas Al Azhar Indonesia dodyharyadiuai.ac.id ABSTRAK Dunia korporasi saat ini menghadapi permasalahan, yaitu membengkaknya data akibat keberhasilan implementasi berbagai sistem terkomputerisasi. Begitu pula dalam dunia pendidikan, khususnya universitas. Keberhasilan Sistem Informasi Akademik SIA menuntut adanya berbagai laporan yang ingin dihasilkan secara cepat, tepat, akurat dan relevan. Laporan ini digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi performa dan mutu sebuah program studi atau perguruan tinggi. Akreditasi perguruan tinggi oleh BAN-PT merupakan salah satu parameter dalam menentukan mutu perguruan tinggi serta program studi di Indonesia. Keputusan mengenai mutu didasarkan pada penilaian terhadap berbagai bukti dan dokumen yang disiapkan institusi perguruan tinggi yang sesuai dengan standar yang telah diberikan oleh BAN-PT, diantaranya adalah evaluasi diri dan borang akreditasi program studi. Dalam melaksanakan proses evaluasi diri dan pengisian borang, diperlukan sumber data yang digunakan sebagai dasar dalam menilai pada suatu kriteria. Pada kebanyakan program studi, semua data tersebar pada sistem informasi dan dokumen fisik yang berbeda sehingga membutuhkan waktu dan usaha yang lebih untuk mengintegrasikan hingga menilainya. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang mampu mengambil dan menampilkan hasil evaluasi secara visual secara otomatis dengan lebih hemat waktu dan usaha. Pengembangan system ini menggunakan metode System Development Live Cycle SDLC. Salah satu bentuk visualisasi yang dapat menggambarkannya adalah dashboard. Melalui dashboard, pihak internal program studi atau perguruan tinggi dapat mengetahui posisi penilaian mereka pada periode tertentu sehingga dapat mengevaluasi keadaan internal program studi, dan mampu memperbaikinya dimasa datang. Penelitian dimaksudkan untuk mengembangkan dashboard eksekutif akademik. Kata kunci : dashboard monitoring, akreditasi, akademik, SDLC ABSTRACT The corporate world nowadays facing so many troubles, such as data explosion caused by the successful implementation of computerization systems on so many aspects. So as in education world, especially university. The success of Sistem Informasi Akademik SIA demands many reports to be produced quickly, properly, accurately, and relevant. These reports are used to analyze and evaluate both performance and quality of a department in an Indonesian university and the university itself. University accreditation by BAN-PT is one of the parameter to determine the quality of a university and the department in Indonesia. The decision about quality are based on valuation from documents and proofs which is prepared by the university based on BAN- PT’s standards, in between are self-evaluation and department accreditation forms. In the process self-evaluation and form filling, data sources are a necessity for a foundation in a criteria valuation. In most of the departments, all data spreads among different information systems and physical documents so it takes a lot of time in integrating up to valuating process. For that purpose, a system that capable of take and visually display the evaluation result automatically, efficiently and effortlessly is highly necessary. The development for this system is using System Development Live Cycle SDLC method. One of the visualization form that can display it calls dashboard. Through dashboard, internal department or the university able to locate their valuation position so that they can evaluate their internal condition and capable to improve in the future. This research are held to improve academic executive dashboard. Keywords : dashboard monitoring, accreditation, academic, SDLC Yogyakarta, 30 November 2016 125 PENDAHULUAN Salah satu cara penilaian perguruan tinggi di Indonesia adalah dengan sistem akreditasi. Penilaian tersebut digunakan sebagai tolak ukur mutu di seluruh program studi dan institusi pendidikan tinggi, baik negeri maupun swasta menyelenggarakan program profesi maupun akademik. Semakin baik nilai akreditasi akan berdampak pada pandangan pihak luar mengenai kualitas program studi dan institusi pendidikan tinggi tersebut. Proses akreditasi sendiri dilakukan dalam periode tertentu dan perlu diperbarui paling lambat 6 bulan sebelum masa berlaku akreditasi berakhir. Sehingga elemen perguruan tinggi yang terkait perlu untuk memperbarui data pendukung akreditasi tersebut sebagai persiapan untuk evaluasi yang akan datang. Elemen-elemen pendukung dalam program studi atau institusi, terutama ketua prodiinstitusi, dosen, serta tim akreditasi internal perlu melakukan tahap evaluasi diri sebelum menggunakan borang yang kemudian dijadikan sebagai dasar dalam penilaian oleh tim Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi BAN PT. Borang adalah sebuah formulir yang digunakan tim akreditasi sebagai dasar penilaian berisi detail kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam proses penilaian. Pihak internal prodiinstitusi perlu untuk menyesuaikan keadaan sekarang dan keadaan yang diharapkan pada standar BAN PT. Dalam pengukuran tersebut dapat diketahui seberapa besar nilai mutu prodiinstitusi berdasarkan dokumen- dokumen pendukung yang ada BAN PT Buku II, 2009. Pada kebanyakan program studi atau perguruan tinggi, semua data tersebar pada sistem informasi dan dokumen fisik yang berbeda sehingga membutuhkan waktu dan usaha yang lebih untuk mengintegrasikan hingga menilainya. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana mengorganisasikan keseluruhan data program studi yang tersebar dan tidak teratur dengan baik agar lebih mudah dievaluasi sendiri sebelum periode penilaian oleh lembaga akreditasi nasional. Seperti pada studi kasus di Universitas Al Azhar Indonesia UAI, yang memiliki 17 program studi, apabila telah masuk masa akreditasi maka unit Pusat Komputer dan Sistem Informasi PKSI cukup kewalahan dalam menyiapkan laporan untuk Borang A dan Evaliasi Diri yang bersumber dari Sistem Informasi Akademik SIA dan sumber eksternal sistem lainnya, dengan format data yang bisa berbeda-beda. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang mampu mengambil dan menampilkan hasil evaluasi secara visual secara otomatis dengan lebih hemat waktu dan usaha. Salah satu bentuk visualisasi yang dapat menggambarkannya adalah dashboard. 126 METODE PENELITIAN Penelitian ini diawali dengan melakukan studi pendahuluan dengan studi literatur, dan review hasil penelitian pendahulu. Tahapan pengembangan “Dashboard Eksekutif Akademik “ ini mengacu kepada langkah- langkah dalam Software Development life Cycle SDLC Rainer,2009, yaitu pertama, dilakukan system investigation, meliputi observasi awal Sistem Informasi Akademik SIA, identifikasi masalah dan peluang, menentukan tujuan yang dicapai, batasan scope of work, metode, tools, risk analysis, budget, team, time schedule. Pada tahap ini menghasilkan dokumen perencanaan. Kemudian pada tahap system analysis, dilakukan mengumpulkan kebutuhan sistem requirement gathering dengan melakukan teknik-teknik fact finding meliputi wawancara dengan stakeholder di UAI yang akan menjadi pengguna dashboard, observasi SIA, review dokumen Borang dan Evaluasi Diri BAN PT. Peneliti setelah itu mengkaji kebutuhan tampilan dalam dashboard eksekutif akademik. Pada tahap ini peneliti merumuskan dan memberikan rekomendasi untuk Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak Software Requirement Specification yang berisi requirement statement dan usecase modeling. Selanjutnya, pada tahap system design, akan dilakukan rancangan tampilan dashboard, rancangan menu aplikasi dan user interface. Bagian ini juga dilakukan persiapan data, dengan pengambilan data mentah yang dimiliki oleh program studi untuk melengkapi data-data yang tidak dihasilkan oleh keluaran sistem informasi pada program studi. Kemudian, tahap implementasi, diawali dengan melakukan proses Extract Transform Load ETL untuk menggabungkan antara data-data dari berbangai sumber, yang dihasilkan dari keluaran Sistem Informasi Akademik SIA program studi dengan data-data yang belum didapatkan dari sistem informasi tersebut berupa data eksternal. Umumnya yang terjadi adalah sebagian data yang dijadikan sumber masih terdapat perbedaan format, perbedaan tipe data, adanya kalkulasi dasar, serta penguranganreduksi data yang tidak dibutuhkan. Sehingga perlu dilakukan proses ETL supaya output yang dihasilkan dapat selaras dengan masukan dan desain dashboard yang diinginkan. Setelah aplikasi ini jadi akan dilakukan testing dan evaluation oleh beberapa pengguna dashboard. Bila aplikasi dinilai belum sesuai, ada beberapa perbaikan, maka akan diperbaiki sehingga dapat dinilai sesuai. Metode Penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Yogyakarta, 30 November 2016 127 Studi Literatur Studi Pendahuluan Mulai Perencanaan Pengembangan Dashboard Eksekutif Akademik Fact Finding, Requirement Gathering Requirement Statement Merumuskan dan memberikan rekomendasi untuk strategi dalam sistem Mengembangkan Rancangan Dashboard Eksekutif Akademik Testing dan Evaluasi Pembuatan Aplikasi Reporting Observasi awal Sistem Informasi Akademik Wawancara Stakeholder di UAI, Observasi SIA, Review Dokumen Borang dan Evaluasi Diri BAN PT Mengkaji kebutuhan tampilan dalam dashboard untuk eksekutif akademik Usecase UML Studi literatur, review hasil penelitian pendahulu, dan observasi awal Sistem Informasi Akademik SIA Identifikasi masalah dan peluang, Menentukan tujuan yang dicapai, batasan scope of work, metode, tools, Budget, team, time schedule System Design Implementation System Investagion System Analysis Gambar 3 Metode Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN System Investigation Universitas Al Azhar Indonesia UAI memiliki 17 program studi, pada saat proses pengisian borang akreditasi, banyak permintaan data yang ditujukan ke unit biro. Daftar unit biro tersebut yaitu unit Pusat Komputer dan Sistem Informasi PKSI, Biro Sarana dan Prasarana BSP, Biro Administrasi Keuangan BAK, dan unit Perpustakaan. Masa pengurusan akreditasi untuk masing-masing program studi berbeda-beda, dan format data yang 128 diminta-pun terkadang berdeda juga. Bagi unitbiro, hal ini sangat memerlukan waktu dan ketelitian, karena harus mengerjakan hal yang sama berulang-ulang, terlebih lagi jika format data yang diminta berbeda-beda. Permintaan data-data akademik diajukan ke unit PKSI, jumlah data yang dibutuhkan lebih banyak. Data-data tersebut diambil dari Sistem Informasi Akademik SIA, dengan melakukan query langsung ke database, sesuai dengan format data yang diminta. Kondisi saat ini dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 4 Proses bisnis sebelum ada sistem Dengan kondisi di atas, penulis menganalisa data-data apa saja yang dibutuhkan, kemudian melakukan pemetaan terhadap borang akreditasi. Banyak data yang diambil dari SIA, sehingga perlu dilakukan analisa basis data SIA. Dari daftar kebutuhan tersebut akan dirancang sistem “Dashboard Eksekutif Akademik” yang menyediakan data-data kuantitatif yang diperlukan untuk mengisi borang akreditasi. Dengan adanya sistem ini, prodi dapat langsung mengakses data-data kuantitatif yang diperlukan, dan unitbiro dapat langsung mengisinya ke sistem. System Analysis Yogyakarta, 30 November 2016 129 Dengan adanya sistem ini akan mempersingkat proses pengambilan data oleh prodi. Prodi dapat langsung mengaksesnya melalui sistem tanpa harus meminta ke unitbiro, alurnya dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 5 Proses Bisnis setelah ada sistem Hasil dari analisa dokumen borang akreditasI, terdapat 22 jenis data yang dapat disajikan dalam sistem. Rinciannya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis data yang akan dibuat dalam sistem No Jenis Data Penyedia Data SIA Unit Biro Borang 3A 1 3.1.1. Mahasiswa dan Lulusan √ 2 3.1.4. Mahasiswa Reguler 7 thn √ 3 4.3.3. Aktivitas Dosen Tetap SKS √ 4 4.3.4. Aktivitas Mengajar Dosen Tetap Sesuai Keahlian √ 5 4.4.2. Aktivitas Mengajar Dosen Tidak Tetap √ 6 5.4.1. Pembimbing Akademik √ 130 7 5.5.1. Pembimbing Tugas Akhir √ 8 6.2.1. Realisasi Perolehan Dana √ 9 6.2.1. Realisasi Alokasi Dana √ 10 6.3.2. Data Prasarana √ 11 6.3.3. Data Prasarana Penunjang √ 12 6.4.1. Rekapitulasi Pustaka √ 13 6.4.1. Jurnal √ 14 6.4.2. Sumber Pustaka di Tempat Lain √ 15 6.4.3. Peralatan Laboratorium √ 16 6.5.2. Aksesibilitas Jenis Data √ Borang 3B 1 3.1.2. Mahasiswa Reguler dan Transfer √ 2 3.2.1. Rerata Masa Studi dan IPK √ 3 4.2. Mata Kuliah Fakultas √ 4 6.1.1. Jumlah Dana GajiUpah √ 5 6.1.1. Penggunaan Dana √ 6 6.4.2. Aksesibilitas Data √ Data yang diminta ke unitbiro ada yang berasal dari SIA, maupun dari dokumen yang belum tersistemkan. Untuk data yang belum diambil dari SIA, unitbiro dapat mengisinya langsung ke dalam sistem. Pada Tabel 1 dapat dilihat mana saja jenis data yang diambil dari SIA maupun Unit Biro. Berdasarkan standardisasi spesifikasi pemodelan berorientasi objek atau yang biasa dikenal dengan UML, penulis menggunakan use case diagram dalam perancangan sistem aplikasi. Daftar aktor yang terlibat dalam aplikasi dapat dilihat di Tabel 2. Tabel 2 Daftar Aktor Aktor Deskripsi Prodi Aktor yang mengambil data di sistem, yang termasuk ke dalam aktor ini yaitu Kepala Program Studi, Sekretaris Program Studi dan Dosen Tetap sesuai dengan Program Studi masing-masing . Yogyakarta, 30 November 2016 131 Penyedia Data - SIA Sistem Informasi Akademik berfungsi sebagai sumber data yang akan diolah menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan untuk mengisi borang akreditasi. - Unit Biro Aktor ini bertugas menyediakan data yang belum tersedia di SIA. Gambaran umum sistem dapat dilihat pada Gambar 4. Terdapat 2 aktor yang terlibat yaitu Prodi dan Penyedia Data. Aktor Penyedia Data dikelompokkan menjadi penyedia data yang diambil dari SIA dan penyedia data yang diambil dari Unit Biro. Prodi DASHBOARD EKSEKUTIF AKADEMIK Penyedia Data SIA Unit Biro Mengakses Borang 3A dan 3B Mengakses Borang 3A dan 3B Manage Data Borang 3A dan 3B Manage Data Borang 3A dan 3B Menyajikan Data Akademik Menyajikan Data Akademik Export Export Gambar 6 Use Case Diagram secara umum Pada use case di Gambar 5, dapat dilihat aktor Unit Biro dikelompokkan lagi berdasarkan bagiannya masing-masing. extend 132 DASHBOARD EKSEKUTIF AKADEMIK SIA Unit Biro 6.2.1. Realisasi Perolehan Dana 6.2.1. Realisasi Perolehan Dana 3.1.1. Mahasiswa dan Lulusan 3.1.1. Mahasiswa dan Lulusan 3.1.4. Mahasiswa Reguler 7 thn 3.1.4. Mahasiswa Reguler 7 thn 4.3.3. Aktivitas Dosen Tetap SKS 4.3.3. Aktivitas Dosen Tetap SKS 4.3.4. Aktivitas Mengajar Dosen Tetap Sesuai Keahlian 4.3.4. Aktivitas Mengajar Dosen Tetap Sesuai Keahlian 4.4.2. Aktivitas Mengajar Dosen Tidak Tetap 4.4.2. Aktivitas Mengajar Dosen Tidak Tetap 5.4.1. Pembimbing Akademik 5.4.1. Pembimbing Akademik 5.5.1. Pembimbing Tugas Akhir 5.5.1. Pembimbing Tugas Akhir 3.1.2. Mahasiswa Reguler dan Transfer 3.1.2. Mahasiswa Reguler dan Transfer 3.2.1. Rerata Masa Studi dan IPK 3.2.1. Rerata Masa Studi dan IPK 4.2. Mata Kuliah Fakultas 4.2. Mata Kuliah Fakultas Biro Adm. Keuangan Biro Sarana Perlengkapan Unit Perpustakaan Unit PKSI 6.2.1. Realisasi Alokasi Dana 6.2.1. Realisasi Alokasi Dana 6.1.1. Jumlah Dana GajiUpah 6.1.1. Jumlah Dana GajiUpah 6.1.1. Penggunaan Dana 6.1.1. Penggunaan Dana 6.3.2. Data Prasarana 6.3.2. Data Prasarana 6.3.3. Data Prasarana Penunjang 6.3.3. Data Prasarana Penunjang 6.4.3. Peralatan Laboratorium 6.4.3. Peralatan Laboratorium 6.4.1. Rekapitulasi Pustaka 6.4.1. Rekapitulasi Pustaka 6.4.1. Jurnal 6.4.1. Jurnal 6.4.2. Sumber Pustaka di Tempat Lain 6.4.2. Sumber Pustaka di Tempat Lain 6.5.2. Aksesibilitas Jenis Data 6.5.2. Aksesibilitas Jenis Data Gambar 7 Use case berdasarkan penyedia data System Design Tampilan yang dibuat untuk sistem aplikasi Dashboard Eksekutif Akademik dapat dilihat pada Gambar 6 . Yogyakarta, 30 November 2016 133 Gambar 8 Tampilan Sistem Dashboard Eksekutif Akademik KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis masalah dan sistem yang telah dibangun, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Program studi yang akan mengisi borang akreditasi dapat mengakses data yang dibutuhkan melalui sistem ini. 2. Format data yang disediakan dalam sistem diseragamkan dengan acuan kepada Borang 3A dan Borang 3B. 3. Sistem dapat menyajikan data dalam periode tertentu, dan juga berdasarkan program studi. 4. Terdapat beberapa formulir borang yang belum terintegrasi dengan sistem informasi lainnya, sehingga harus diisi rekapitulasi-nya oleh unitbiro yang bersangkutan. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tulisan ini dapat diselesaikan. Terima kasih juga kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, 134 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang telah membiayai penelitian ini sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomor: 003SP2HLTDRPMII2016 dan 214SP2HLTDRPMIII2016, tanggal 17 Februari 2016 dan 10 Maret 2016. DAFTAR PUSTAKA Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Buku II Standar dan Prosedur Akreditasi Program Studi Sarjana, BAN-PT: Jakarta 2009. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Buku VI Matriks Penilaian Akreditasi Program Studi Sarjana, BAN-PT: Jakarta 2009. Bedi, Stephen S. Herrmann, Timothy W. Dayton, Stephen B. “Using a Dashboard Report Card to Monitor and Report Institutional Performance” in Finding Common Ground: Quality Assurance,Quality Improvement”, vol 4, North Central Association of Colleges and School: Chicago 2008 35. CIBIA Certified International Business Intelligent Associate Module, PASSAS, 2015 Rasmussen, Bansal, Chen, Business Dashboards: A Visual Catalog for Design and Development, John Wiley Sons: New Jersey, 2009 Rainer, RK, and Turban, E. 2009. Introduction and Information System: Supporting and Transforming Business. John Wiley and Sons. Saputro. Fandi C., dkk. Pembuatan Dashboard Berbasis Web Sebagai Sarana Evaluasi Diri Berkala untuk Persiapan Penilaian Akreditasi Berdasarkan Standar Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ITS, 2012 Turban Efraim, Decision Support Systems And Intelligent Systems, Prentice Hall, Upper Saddle River, Nj, 1998 Widyaningtias. Kurnia, Yuhana. Umi Laili, Ariyani. Nurul Fajrin, 2011, December 07, Pembangkitan Borang Akreditasi Nasional di Perguruan Tinggi Berbasis OLAP pada Data SDM dan Penelitian. Available: digilib.its.ac.idpublicITS-Undergraduate-14277- paperpdf.pdf diakses pada tanggal 07 Desember 2011. Goldman, C. R. and A. J. Horne. 1983. Limnology. International Student Edition. Mc. Graw Hill. Int. Book. Co. Tokyo. Rapaglia, John P., and Henry J. Bokuniewicz. 2009. The effect of groundwater advection on salinity in pore waters of permeable sediments. Limnology and Oceanography. Vol. 542 : 630-643. Yogyakarta, 30 November 2016 135 Ahalya, N and Ramachandra T.V. 2001. Wetlands Restoration and Conservation – What, How and Why? Proceedings of National Conference on Control of Industrial Pollution and Environmental Degradation. September 14-15, 2001. PSG College of Engineering, Coimbatore : 560-564. 136 PENERAPAN KEBIJAKAN SATU IDENTITAS PADA KTP-el SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI DALAM PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA Fatria Khairo Dosen Tetap STIH-Sumpah Pemuda Email : stihpadagmail.com ABSTRAK Kebijakan Satu Identitas pada KTP-el di Indonesia bertujuan untuk menghasilkan database yang lengkap dan akurat pada gilirannya akan mampu menyediakan data bagi perumusan kebijakan, perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomis masyarakat baik pusat maupun daerah. Salah satunya akan bermanfaat bermanfaat untuk mencegah dan menutup peluang adanya KTP ganda dan KTP palsu, sehingga dapat digunakan untuk mencegah ataupun menanggulangi salah satunya penyamaran dokumen sebagai salah satu dari modus tindak pidana korupsi di Indonesia. Kata kunci : KTP-el, korupsi ABSTRACT One Identity Policy on KTP-el in Indonesia aims to produce a complete and accurate database in turn will be able to provide data for policy formulation, planning and economic activities of both central and local communities. Beneficial of One Identity Policy to prevent and preclude their dual identity card and fraud identity, so it can be used to prevent for fraud document as one of the motif of corruption in Indonesia. Keywords : KTP-el, corruption PENDAHULUAN Lord Acton pernah membuat sebuah ungkapan yang menghubungkan antara korupsi dengan kekuasaan yakni “power tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely” bahwa kekuasaan cenderung untuk korupsi dan kekuasaan yang absolut cenderung korupsi absolut. Tindak pidana korupsi merupakan masalah yang sangat serius, karena tindak pidana korupsi dapat membahayakan stabilitas dan keamanan negara dan masyarakatnya, membahayakan pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat, politik bahkan dapat pula merusak nilai-nilai demokrasi serta moralitas bangsa karena dapat berdampak membudayakan tindak pidana korupsi tersebut Djaja, 2008. Masalah korupsi sebenarnya bukanlah masalah baru di Indonesia, karena telah ada sejak era tahun 1950-an. Bahkan berbagai kalangan menilai bahwa korupsi telah menjadi bagian dari kehidupan, menjadi suatu sistem dan menyatu dengan penyelengaaraan pemerintahan negara. Keadaan yang demikian suka atau tidak suka akan menggoyahkan demokrasi sebagai sendi Yogyakarta, 30 November 2016 137 utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, melumpuhkan nilai-nilai keadilan dan kepastian hukum serta semakin jauh dari tujuan tercapainya masyarakat yang sejahtera. Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, penegakan hukum merupakan faktor yang sangat penting bagi tegak dan kokohnya negara hukum harus dilakukan secara konsisten yang berorientasi kepada keadilan akan merupakan konsekuensi logis bagi bangsa dan negara indonesia sebagai negara hukum. Upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah bukanlah sebatas retorika, akan tetapi senantiasa diarahkan demi terwujudnya supremasi hukum. Untuk menyukseskan agenda ini, tidak hanya menjadi tugas pemerintah saja, akan tetapi dituntut pula komitmen setiap warga masyarakat untuk taat pada hukum dan tentunya bagi aparat penegak hukum sudah menjadi tugas dan kewajibannya untuk menegakkan dan menjamin kepastian hukum yang berintikan keadilan. Chaeruddin, dkk,2007. Terkait dengan kebijakan Satu Identitas yang digalakkan oleh Dirjen Dukcapil, dimana kebijakan tersebut bertujuan untuk mewujudkan pendataan satu indentitas setiap warga masyarakat yang berperan penting dalam mendukung penegakan hukum , seperti yang diamanatkan oleh Pasal 58 ayat 4 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan mengamatkan bahwa data kependudukan yang digunakan untuk semua keperluan adalah data kependudukan dari kementrian dalam negeri antara lain untuk 1. pemanfaatan, pelayanan Publik, 2. Perencanaan Pembangunan, 3. Alokasi Anggaran, 4. Pembangunan Demokrasi dan 5. Penegakan Hukum dan pencegahan kriminal. Masalah Adminduk di Indonesia seperti disampaikan oleh Dirjen Dukcapil pada saat Kuliah Umum di STIHPADA tanggal 1 Oktober 2016 antara lain 1. Jumlah Penduduk yang besar 257 Juta belum sadar urgensi dokumen kependudukan, 2 Prosedur pengurusan yang panjang, 3 penduduk banyak yang memiliki KTP lebih dari satu , 4 Pemenfaatan data penduduk belum terintegrasi, 5 Wilayah Indonesia Luas dan berpulau-pulau. Pada point Penduduk banyak yang memiliki KTP lebih dari satu, penulis menganalaogikan bahwa hal tersebut dapat pula menyebabkan Penyamaran Dokumen bahkan Pemalsuan Dokumen atau Fraud yang pada akhirnya sangat rentan untuk terindikasi terjadinya Tindak Pidana Korupsi. Berdasarkan hal tersebut penulis ingin menelaah lebih lanjut tentang : “PENERAPAN KEBIJAKAN SATU IDENTITAS PADA KTP-el SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI DALAM PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA ” METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah menggunakan penelitian hukum normatif, data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa studi kepustakaan . 138 Bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer yaitu Peraturan perundang- Undangan, Bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Analisis yang digunakan secara kualitatif sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang dibahas dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Mengapa perlunya Kebijakan Satu Identitas di Indonesia ? 2. Bagaimana Kebijakan satu Identitas berperan dalam sebagai Salah satu strategi dalam penegakan hukum tindak pidana korupsi di Indonesia. PEMBAHASAN 1. Perlunya Kebijakan Satu Identitas pada KTP-el di Indonesia Kebijakan satu Identitas yang disampaikan oleh Dirjen Dukcapil Prof Dr. Zudan Arif Fakrullloh, SH., MH. pada saat kuliah Umum di STIH-Sumpah Pemuda Pada tanggal 1 Oktober 2016, menurut penulis merupakan kebijakan yang harus sangat didukung oleh seluruh warga negara Indonesia. Dalam mensukseskan Program Strategi Nasional Kependudukan dan Pencatatan Sipil tolak ukurnya tidak hanya didukung pada regulasi semata. Aturan hukum dan regulasi mutlak diperlukan sebagai landasan dan melaksanakan program kerja, namun lebih dari itu yang paling utama adalah komitmen bersama antara Pemimpin di daerah dengan melihat jauh ke depan betapa besar manfaatnya dalam mendukung kesejahteraan rakyat karena berkaitan dengan konsep kebijakan pembangunan itu sendiri. Dengan komitmen dan dukungan semua pihak, diharapkan masalah kependudukan dapat teratasi sehingga kebijakan pembangunan tepat sasaran. Tujuan penggunaan Satu Identitas yang tertera pada NIK dan penerapan e-KTP, akan menghasilkan database yang lengkap dan akurat pada gilirannya akan mampu menyediakan data bagi perumusan kebijakan, perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomis masyarakat baik pusat maupun daerah. Disamping itu, penggunaan NIK nasional dan penerapan e-KTP juga akan bermanfaat untuk mencegah dan menutup peluang adanya KTP ganda dan KTP palsu, sehingga memberikan rasa aman dan kepastian hukum bagi masyarakat mendukung terwujudnya database kependudukan yang akurat, mendukung peningkatan keamanan Negara sebagai dampak positif dari tertutupnya peluang KTP ganda dan KTP palsu. Terkait masalah data palsu, penulis berasumsi bahwa data palsu merupakan jembatan untuk menuju suatu tindak korupsi. Penggunaan data palsu dapat dipergunakan untuk berbagai tindak pidana misalnya, Yogyakarta, 30 November 2016 139 pencucian uang dan lainnya. Penyamaran dokumen salah satunya banyaknya KTP ganda adalah salah satu dari modus tindak pidana korupsi di Indonesia 94 .Rohim,2008. Dalam menjalankan aturan kependudukan di Indonesia terdapat Dasar Hukum yang menaungi Administrasi Kependudukan, yaitu; UU no. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan; PP No. 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan; Perpres NO. 25 Tahun 2008 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil; Perpres No. 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP Berbasis NIK secara Nasional; dan Perpres No. 35 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Perpres No. 26 Tahun 2009. Substansi adminduk adalah berupa pencatatan sipil dan pendaftaran kependudukan. Pencatatan sipil berupa pencatatan kelahiran, lahir mati, perkawinan, pembatalan perkawinan, perceraian, pembatalan perceraian, kematian, pengangkatan pengesahan dan pengakuan anak, perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan, peristiwa penting dan pelaporan penduduk yang tidak bisa melapor sendiri. Sementara pendaftaran kependudukan berupa pencatatan biodata penduduk per keluarga berikut sidik jari biometrik, pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan, pendataan penduduk rentan kependudukan, pelaporan penduduk yang tidak dapat melapor sendiri. Manfaat yang diperoleh pemerintah adalah dalam hal perumusan kebijakan, perencanaan pembangunan, kebutuhan sektor pembangunan lain, pemilu dan pilkada, penyusunan perkembangan kependudukan; penyusunan proyeksi pembangunan, verifikasi jati diri penduduk dan dokumen kependudukan. Strategi yang dilakukan dalam rangka mewujudkan tertib administrasi kependudukan adalah melalui pemutakhiran database kependudukan; meningkatkan kualitas database kependudukan KabKota, Provinsi dan Pusat melalui pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dengan menggunakan SIAK secara on line dari KabupatenKota ke Provinsi dan Pusat; percepatan penguatan regulasi di daerah melalui Perda penyelenggaraan administrasi kependudukan serta diikuti dengan penegakan hukum Law Enforcement bagi pelanggaran administrasi kependudukan; penerapan awal uji petik KTP berbasis NIK secara Nasional yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip; pemberian; menerapkan KTP berbasis NIK secara Nasional yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip e-KTP ; melakukan kerjasama antara Kemendagri dengan BPPT, Lembaga Sandi Negara, ITB dan APTIKOM untuk mengantisipasi kebutuhan tenaga teknis. 94 Rohim, Modus Operandi Tindak Pidana Korupsi, Pena Multi Media, Jakarta, 2008, hlm. 87. 140 Penerapan KTP berbasis NIK secara nasional yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip memiliki dasar hukum yang menjadi payung dalam pelaksanaannya. Pasal-Pasal yang berkaitan dgn e-KTP Perpres No. 26 Tahun 2009 adalah pasal 2 bahwa standart dan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak dan blangko e-KTP diatur dengan Peraturan Menteri jo Permendagri No. 38 Tahun 2009; pasal 6 Ayat 1 bahwa e-KTP memuat kode keamanan sidik jari dan rekaman elektronik chip; Tujuan dari penerapan KTP berbasis NIK yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip e-KTP ini adalah memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum atas dokumen kependudukan; memberikan perlindungan status hak sipil setiap penduduk; merupakan bentuk pengakuan negara bagi setiap penduduk. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 23 Tahun 2006, NIK terdiri dari 16 enam belas digit terdiri atas: 6 enam digit pertama merupakan kode wilayah provinsi, kabupatenkota dan kecamatan tempat tinggal pada saat mendaftar 6 enam digit kedua adalah tanggal, bulan, dan tahun kelahiran dan khusus untuk perempuan tanggal lahirnya ditambah angka 40; dan 4 empat digit terakhir merupakan nomor urut penerbitan NIK yang diproses secara otomatis dengan SIAK Sistem Informasi Administrasi Kependudukan. Kinerja Dirjen Dukcapil dalam menerapkan program Satu Identitas tidak lain untuk mendukung Tujuan Administrasi Kependudukan yaitu : Pertama, Tertib Database Kependudukan meliputi terbangunnya database kependudukan yang akurat di tingkat KabupatenKota, Provinsi dan Pusat; database kependudukan Kabupaten Kota tersambung online dengan Provinsi dan Pusat dengan menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan SIAK; database kependudukan Depdagri dan daerah tersambung online dengan instansi pengguna. Kedua, Tertib Penerbitan NIK meliputi NIK diterbitkan setelah penduduk mengisi biodata penduduk per keluarga F-1.01 dengan menggunakan SIAK; tidak adanya NIK ganda. Ketiga, Tertib Dokumen Kependudukan KK, KTP, Akta Pencatatan Sipil meliputi prosesnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku; tidak adanya dokumen kependudukan ganda dan palsu.

2. Pemanfataan Kebijakan Satu Identitas pada KTP-el dalam Penegakan Hukum

Tindak Pidana Korupsi di Indonesia. Untuk mendukung sistem penyelenggaraan negara anti korupsi dan berbasis keadilan. Pelaksanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia seutuhnya dan seluruhnya secara adil, makmur, sejahtera, dan tertib berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen Keempat, diperlukan Yogyakarta, 30 November 2016 141 usaha-usaha yang bersifat berkesinambungan dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pada umumnya dan tindak pidana korupsi pada khususnya. Di dalam pelaksanaan pembangunan nasional di berbagai bidang dan aspirasi masyarakat untuk memberantas korupsi serta bentuk-bentuk penyimpangan lainnya yang semakin meningkat, karena dalam kenyataannya tindak pidana korupsi telah menimbulkan kerugian negara yang sangat besar yang pada gilirannya berdampak pada timbulnya krisis di berbagai bidang. Upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi perlu semakin ditingkatkan dan diintensifkan dengan tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kepentingan masyarakat 95 . Djaja, 2010 Sejalan dengan itu, maka untuk mewujudkan keseriusan pemerintah dalam upaya memberantas korupsi, telah dikeluarkan berbagai kebijakan. Diawali dengan penetapan Hari Anti Korupsi Sedunia oleh PBB pada tanggal 9 desember 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, yang menginstruksikan secara khusus kepada Jaksa Agung dan Kapolri : 1. Mengoptimalkan upaya-upaya penyidikanpenuntutan terhadap tindak pidana korupsi untuk menghukum pelaku dan menyelamatkan uang negara. 2. Mencegah dan memberikan sanksi tegas terhadap penyalahgunaan wewenang yang dialkukan oleh Jaksa penuntut Umumanggota POLRI dalam rangka penegakan hukum 3. Meningkatkan kerjasama antara Kejaksaan dengan Kepolisian Negara RI, selain dengan BPKPPPATK dan Institusi Negara yang terkait dengan upaya penegakan hukum dan pengembalian kerugian keuangan negara akibat tindak pidana korupsi. Kebijakan selanjutnya untuk mendukung hal diatas adalah: 1. Mendesain ulang pelayanan publik, terutama pada bidang-bidang yang berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan kepada masyarakat sehari-hari 2. Memperkuat transparansi, pengawasan dan sanksi pada kegiatan-kegiatan pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi dan sumber daya manusia 3. Meningkatkan pemberdayaan perangkat-perangkat pendukung dalam pencegahan korupsi 96 .Chaeruddin, dkk,2008 95 Ermansjah Djaja, Tipologi Tindak Pidana Korupsi di Indonesia, CV.Mandar Maju , Jakarta, 2010, hlm.139. 96 Chaeruddin dkk, Loc .Cit, hlm. 13. 142 Sesuai amanat Pasal 58 ayat4 Undang-Undang No.24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas UU No.23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan mengamanatkan bahwa data kependudukan yang digunakan untuk semua keperluan adalah data kependudukan dari Kementrian Dalam negeri antara lain untuk pemanfaatan: a Pelayanan publik, b Perencanaan pembangunan, c Alokasi anggaran, d Pembangunan demokrasi, e Penegakan hukum dan pencegahan kriminal. Selain hal tersebut diatas manfaat penerapan KTP berbasis NIK yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip e-KTP adalah identifikasi jatidiri, data dalam e-KTP benar-benar menunjukkan identitas diri pemegang e-KTP serta mencegah terjadinya pemalsuan dokumen maupun dokumen ganda dengan pengamanan data yang dapat diandalkan. Sehingga jika dihubungkan dengan tulisan ini, maka diharapkan penggunaan Kebijakan Satu Identitas pada KTP-el dapat membantu dalam penegakan hukum terhadap Tindak Pidana Korupsi. Saat ini beberapa manfaat Data Kependudukan KTP-el telah digunakan antara lain untuk mengetahui dengan cepat korban lalu lintas, pengungkapan identitas korban WNI dalam musibah Air Asia QZ 8501, Identifikasi korban tragedi Mina, Pengungkapan Identitas olah TKP Bom Starbucks coffe Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat, Perkara Teroris di Ciputat Jakarta Selatan, Pengungkapan Identitas Korban Bencana Tanah Longsor di Purworejo, Pengungkapan Identitas Korban Tabrak Lari, Pengungkapan Identitas Korban pembunuhan Wanita dalam Kardus di kolong jembatan Tol PIK tanggal 12-06-2016, Fakrulloh,2016. Dengan telah diterapkan beberapa manfaat KTP-el diatas maka diharapkan dengan kebijakan Satu Identitas pada KTP-el akan menghasilkan suatu sistem pengamanan yang baik untuk NKRI, konsolidasi antar sektor untuk memanfaatkan data kependudukan yang terintegrasi untuk kepentingan pembangunan dan pomerintahan yang pada akhirnya dapat memberikan kesejahteraan bagi Rakyat. PENUTUP Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada uraian terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut : 1. Kesimpulan a. Perlunya Kebijakan Satu Identitas pada KTP-el di Indonesia bertujuan untuk menghasilkan database yang lengkap dan akurat pada gilirannya akan mampu menyediakan data bagi perumusan kebijakan, perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomis masyarakat baik pusat maupun daerah. b. Pemanfataan Kebijakan Satu Identitas pada KTP-el dalam Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi di Indonesia,