Analisis Sifat Mekanik Film Analisis Drug Loading Sadeghi, 2011

116 Kuat tarik adalah gaya tarik maksimum yang dapat ditahan oleh sebuah film. Parameter ini menggambarkan gaya maksimum yang terjadi pada film selama pengukuran berlangsung. Hasil uji kuat tarik pada film dengan variasi pati jagung ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3. Hasil uji kuat tarik pada film dengan variasi komposisi polimer pektin dan pati jagung Gambar 3 menunjukkan bahwa nilai kuat tarik menurun karena penambahan pati jagung pada rentang 0-1 gram. Jika penambahan pati jagung pada pektin lebih dari 1 gram, maka film yang dihasilkan kualitas warnanya kurang bagus yaitu berwarna kecoklatan. Pada komposisi pektin-pati jagung 3 gram dan tanpa penambahan pati jagung, nilai kuat tarik yang diperoleh merupakan nilai tertinggi sebesar 3,2284 MPa. Setelah film ditambahkan pati jagung 0,25; 0,5; 0,75; dan 1 gram, nilai kuat tarik menurun cukup signifikan. Nilai kuat tarik terendah terjadi saat komposisi pektin-pati jagung 2:1 gg yaitu sebesar 1,9763 MPa. Hal ini dimungkinkan karena pektin memiliki rantai lebih panjang daripada pati jagung, sehingga memberikan efek sifat aditif kekuatan tarik yang lebih baik dibandingkan pati jagung. Penambahan pati jagung bertujuan untuk mengurangi jumlah pektin dalam polimer tersebut karena pati jagung lebih mudah dibuat dan murah. Pengujian Persen Pemanjangan Elongation pada Edible Film Persen pemanjangan merupakan perubahan panjang maksimum saat terjadi peregangan hingga sampel film terputus. Hasil uji persen pemanjangan elongation pada film dengan variasi pati jagung ditunjukkan pada Gambar 4. 3,2284 2,8154 2,7968 2,7343 1,9763 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 1 2 3 4 5 K uat T ari k MP a Komposisi Pektin-Pati Jagung gg 3:0 2,75:0,25 2,5:0,5 2,25:0,75 2:1 Yogyakarta, 30 November 2016 117 Gambar 4. Hasil uji persen pemanjangan elongation pada film dengan variasi komposisi poimer pektin dan pati jagung Gambar 4 menunjukkan bahwa nilai persen pemanjangan elongation meningkat karena penambahan pati jagung pada rentang 0-1 gram. Pada penambahan pati jagung 1 gram, nilai persen pemanjangan yang diperoleh merupakan nilai persen pemanjangan tertinggi sebesar 12,17. Nilai persen pemanjangan yang diperoleh berkisar antara 10,11 – 12,17 dengan komposisi tertinggi pada komposisi pektin-pati jagung yaitu 2 : 1 gg. Menurut Krochta dan Johnson 1997, nilai persentase pemanjangan yang dikategorikan kurang baik jika kurang dari 10. Edible film dari modifikasi pektin-pati jagung tergolong baik karena memiliki nilai lebih dari 10, sehingga edible film bersifat elastis.

3. Pengaruh Konsentrasi Gliserol pada Karakteristik Edible Film

Karakteristik edible film yang diukur yaitu ketebalan, kuat tarik tensile strength dan persen pemanjangan elongation. Pengukuran Ketebalan Edible Film Ketebalan film merupakan sifat fisik yang dipengaruhi oleh konsentrasi padatan terlarut dalam larutan dan ukuran plat pencetak. Hasil pengukuran ketebalan film diperoleh berkisar antara 0,061-0,125 mm. Ketebalan yang diperoleh tidak selalu sama karena pencampuran larutan kurang homogen saat dituang ke dalam cetakan. Pengujian Kuat Tarik Tensile Strength padaEdible Film Hasil uji kuat tarik film dengan variasi konsentrasi gliserol ditunjukkan pada Gambar 5. 10,11 10,36 11,54 11,59 12,17 2 4 6 8 10 12 14 1 2 3 4 5 P er se n P em anjanga n Komposisi Pektin-Pati Jagung gg 3:0 2,75:0,25 2,5:0,5 2,25:0,75 2:1