Yogyakarta, 30 November 2016
119
Gambar 6. Hasil uji persen pemanjangan elongation pada film dengan variasi konsentrasi gliserol
Gambar 6 menunjukkan nilai persen pemanjangan elongation meningkat karena penambahan konsentrasi gliserol pada rentang 0-15. Pada konsentrasi gliserol 15, nilai
persen pemanjangan yang diperoleh merupakan nilai persen pemanjangan tertinggi sebesar 26,75. Gliserol sebagai plasticizer dapat mengurangi gaya intermolekul antara ikatan polimer
sehingga meningkatkan fleksibilitas filmdan persen pemanjangan pun meningkat. Hal tersebut sesuai dengan yang dilaporkan Waryoko, dkk 2014 bahwa apabila gliserol ditambahkan ke
dalam larutan film, berbagai modifikasi struktur terjadi dalam polimer, matriks film menjadi kurang rapat, rantai polimer bergerak, dan fleksibilitas film meningkat.
Nilai persen pemanjangan yang diperoleh berkisar antara 12,01 - 26,75. Menurut Krochta dan Johnson 1997, nilai persentase pemanjangan yang dikategorikan kurang baik jika
kurang dari 10. Edible film dari pektin untuk konsentrasi gliserol yang lainnya tergolong baik karena memiliki nilai lebih dari 10, sehingga edible film bersifat elastis.
4. Pengaruh Komposisi Polimer terhadap Drug Loading ke dalam Film
Proses drug loading bertujuan untuk mengetahui efisiensi obat yang dapat dimasukkan ke dalam film. Waktu drug loading berlangsung selama 1 jam. Hal ini dikarenakan selama
waktu tersebut film belum mengalami pembengkakan hingga hancur. Pengukuran massa obat yang dapat terloading ke dalam film tidak bisa dilakukan secara
langsung, yaitu dengan pengukuran konsentrasi obat yang tersisa di cairan. Massa obat yang dapat terloading ke dalam film dicari melalui perhitungan selisih massa obat awal dengan massa
obat yang tersisa di cairan. Massa obat awal yang dimasukkan ke dalam film sebesar 500 mg. Massa obat setelah proses drug loading ditunjukkan pada Tabel 2.
12,01 14,88
16,57 26,75
5 10
15 20
25 30
1 2
3 4
P er
se n
pem anjangan
Konsentrasi gliserol
10 5
15
120
Tabel 2. Massa obat yang ter loading ke dalam film
No. Komposisi polimer pektin - pati
jagung gg Massa obat terloading
ke dalam film mg Efisiensi Drug
Loading 1.
3:0 288,4211
57,68 2.
2,75:0,25 303,4586
60,69 3.
2,5:0,5 326,0150
65,20 4.
2,25:0,75 378,6466
75,73 5.
2:1 416,2406
83,25
Hasil pada Tabel 2 menunjukkan massa obat yang terloading bertambah banyak dengan adanya penambahan pati jagung. Efisiensi drug loading dihitung sebagai rasio antara massa
obat terloading dengan massa obat awal. Efisiensi drug loading pada film dengan variasi komposisi pektin-pati jagung ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 7. Efisiensi drug loading dengan variasi komposisi pektin-pati jagung
Hasil pada Gambar 7 menunjukkan nilai efisiensi drug loading meningkat karena penambahan pati jagung pada rentang 0-1 gram. Nilai tertinggi diperoleh pada komposisi
pektin-pati jagung 2:1 gg sebesar 83,25. Hal ini disebabkan karena penambahan pati jagung pada pektin membuat berat molekul polimer berkurang sehingga film lebih fleksibel. Adanya
fleksibilitas film akan memperlebar ruang kosong molekul dan melemahkan ikatan hidrogen pada rantai polimer, sehingga obat asam salisilat lebih mudah masuk loading ke dalam film.
Nilai efiiensi drug loading pada film berkisar antara 57,68-83,25.
57,68 60,69
65,20 75,73
83,25
20 40
60 80
100
1 2
3 4
5
E fi
si ensi
drug loadi
ng
Komposisi Pektin-Pati Jagung gg
3:0 2,75:0,25 2,5:0,5 2,25:0,75 2:1
Yogyakarta, 30 November 2016
121
5. Pengaruh Konsentrasi Gliserol terhadap Drug Loading ke dalam Film
Proses drug loading pada variasi konsentrasi gliserol berlangsung sama dengan variasi komposisi polimer pektin-pati jagung. Pengukuran massa obat yang terloading ke dalam film
tidak bisa dilakukan secara langsung, yaitu dengan pengukuran konsentrasi obat yang tersisa di cairan. Massa obat setelah proses drug loading ditunjukkan pada Tabel 7.
Tabel 3. Massa obat yang ter loading ke dalam film
No. Konsentrasi gliserol Massa obat terloading ke dalam
film mg Efisiensi Drug Loading
1. 202,1429
40,43 2.
5 301,4286
60,29 3.
10 344,2857
68,86 4.
15 394,2857
78,86
Hasil pada Tabel 7 menunjukkan massa obat yang terloading bertambah banyak dengan adanya penambahan konsentrasi gliserol. Efisiensi drug loading dihitung sebagai rasio antara
massa obat terloading dengan massa obat awal. Hasil efisiensi drug loadingpada filmdengan variasi konsentrasi gliserol ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 8. Efisiensi drug loading dengan variasi konsentrasi gliserol
Hasil pada Gambar 8 menunjukkan nilai efisiensi drug loading meningkatkarena penambahan konsentrasi gliserol pada rentang 0-15. Hal ini disebabkan karena gliserol di
dalam film membuat film lebih fleksibel dan elastis. Menurut Suppakul 2006, gliserol dapat
40,43 60,29
68,86 78,86
20 40
60 80
100
1 2
3 4
E fi
si ensi
drug loadi
ng
Konsentrasi gliserol
10 5
15