Prinsip Organisasi Syariah Budaya, Iklim, Kolektivitas Organisasi, Teori Pembentukan Kelompok dalam

Yogyakarta, 30 November 2016 69 - Keeratan hubungan Penguat Kelompok - Keeratan hubungan berbasis Kepercaya an Kolektif - Derajat Identitas keeratan hubungan kolektif - Keeratan Kohesi Religiusitas Organisasio -nal Kohesi Organisasi Kohesi Tugas dan Sosial Kolektivitas organisasi Budaya organisasi Prinsip organisasi syariah Atmos iklim organisasi Ajaran Agama Bdy Universal Suasana Bathin Persepsi para Organisasi Individu dan tujuan organisasi Prinsip Syariah tahap membuat norma norming, tahap mewujudkan performing, dan tahap menyesuaikan adjouring. Erez dan Somech, 1996, kolektivis melihat diri mereka sebagai bagian integral dari hubungan sosial dan lebih memungkin untuk mendefinisikan diri mereka sebagai terikat kepada orang lain dalam jaringan sosial mereka, Erez dan Somech 1996 menyatakan bahwa bekerja dengan orang lain dan membuat kontribusi kepada kinerja kelompok membantu kolektivis memenuhi diri saling tergantung dan memperkuat identitas kelompok mereka. Gambar 4. Kohesi Religiousitas Organisasional Sumber : dikembangkan untuk keperluan tulisan ini

D. Proposisi Kohesi Religiusitas Organisasional

Berdasarkan kajian-kajian teori sebelumnya, maka dapat disampaikan proposisi sebagai berikut : Kohesi Religiusitas Organisasional merupakan keeratan hubungan dalam lingkungan kerja yang berkembang pada para anggota dalam suatu organisasi yang bercirikan adanya Penguatan Kelompok, Kepercayaan Kolektif, Derajat Identitas Kolektif, dan Keeratan Hubungan Fastabiqul Khoirat. 70 Gambar 5. Gambar Piktograp Proposisi Sumber : dikembangkan untuk keperluan tulisan ini KESIMPULAN 1 Kohesivitas organisasional merupakan salah satu aspek modal sosial yang perlu dibangun oleh manajemen agar muncul suatu iklim yang positif melalui persepsi yang terbangun atas keeratan dan kebersamaan dari masing-masing individu yang ada di dalam organisasi tersebut 2 Kohesivitas organisasi merupakan keeratan yang ada dalam organisasi berkait dengan adanya atraksional diantara masing-masing anggota untuk saling tarik menarik yang mengakibatkan adanya kemauan dan kesediaan para individu untuk tetap berada di dalam organisasi tersebut dan bahkan mau dan bersedia memunculkan keterlibatan yang tinggi pada organisasi. 3 Kohesivitas organisasi pada dasarnya terbentuk secara bersama-sama antara kohesi tugas dan kohesi sosial. Kedua kohesi ini saling mensuport untuk meningkatkan kualitas kohesi dalam organisasi 4 Namun demikian sangat memungkinkan bahwa kohesi organisasi ditingkatkan lebih lagi dengan memunculkan gagasan baru dalam kohesi, yaitu kohesi religiusitas 5 Kohesi religiusitas merupakan kohesi yang terbangun dari latar belakan karakter religiusitas pada masing-masing individu yang ada di dalamnya, sehingga disamping kohesi yang terbentuk atas orientasi tugas dan orientasi interaksi sosial, juga adanya interaksi yang dapat saling meningkatkan kualitas religiusitas masing-masing individu, sehingga semakin meningkatkan pula aspek tolong menolong dan keikhlasannya. Dengan demikian kohesi organisasional dapat lebih meningkat tidak saja sebesar kualitas kohesi yang terbentuk aatas dasar kohesi tugas dan kohesi sosial, namun juga bersama dengan kohesi religius. Derajat Identitas Keeratan Hubungan Kohesi Religiusitas Organisasional Keeratan Hubungan Penguatan Kelompok Keeratan Hubungan berbasis Kepercayaan Kolektif Keeratan Hubungan Fastabiqul Khairat