68 Pemikiran atas Sloane White, didasarkan atas apa yang dikemukakan oleh Rudnyckyj, D.,
2009, yang menyebutkan ekonomi spiritual Muslim, memberikan kursus pelatihan menggunakan syariah atau ajaran Islam untuk mengubah kesalehan dan menjadikan karyawan
untuk membentuk mereka menjadi personel kompetitif secara global untuk ekonomi kapitalis neoliberal.
b. Lembaga Keuangan Syariah
El Hawary
et al.2004
mendefinisikan Perbankan
Islam dan
Finance IBF sebagai sistem yang melekat pada empat prinsip berikut: - Risiko-Sharing : transaksi keuangan harus mencerminkan risk return yang
terdistribusikan secara simetris diantara pihak-pihak yang bertransaksi. - Materialitas: Semua transaksi keuangan harus secara langsung terkait dengan transaksi
ekonomi riil. - Tidak Mengeksploitasi : harus tidak ada pihak untuk dieksploitasi.
- Tidak ada pendanaan kegiatan berdosa: Transaksi tidak dapat digunakan untuk memproduksi barang dilarang oleh Al-Quran.
C.
Kajian Budaya, Iklim, Kohesivitas, Kolektivitas Organisasi, Karakter Organisasi Syariah dan Prinsip Organisasi Syariah dalam menguraikan Konsep Kohesi Religiusitas
Organisasional Berkaitan dengan Budaya Organisasi, Kasali 1996, mengemukakan tujuan keberadaan
budaya organisasi dapat melengkapi para angota dengan perasaan memiliki dan banga atas organisasi tersebut, sehingga para anggota dapat menemukan budaya organisasi sebagai
identitas perusahaan. Iklim organisasi oleh Nistrom dalam King dan Anderson 1995, dapat dilihat sebagai
atmosfir yang berlaku dan suasana bathin dalam kelompok atau organisasi, sedangkan menurut Schein 1992, sebagai perasaan seseorang yang dibawakan oleh individu ke dalam kelompok
melalui tata ruang fisik dan cara-cara baru yang memungkinkan anggota organisasi untuk berkomunikasi satu sama lain, bekomunikasi dengan pelanggan, atau dengan orang lain di luar
organisasi. Kohesivitas, menurut Saragih dan Akib 2004, merupakan keterikatan anggota
kelompok terhadap kelompok dan anggotanya merasa selalu menjadi bagian dari kelompoknya. Mengenai kelompok, Tuckman 1965, mengemukakan, bahwa terdapat 5 lima tahapan
pembentukan kelompok, yaitu : tahap pembentukan forming, tahap mengacau Storming,
Yogyakarta, 30 November 2016
69
- Keeratan
hubungan Penguat
Kelompok -
Keeratan hubungan
berbasis Kepercaya
an Kolektif
- Derajat
Identitas keeratan
hubungan kolektif
- Keeratan
Kohesi Religiusitas
Organisasio -nal
Kohesi Organisasi
Kohesi Tugas dan
Sosial Kolektivitas
organisasi
Budaya organisasi
Prinsip organisasi
syariah
Atmos iklim organisasi
Ajaran Agama Bdy Universal
Suasana Bathin
Persepsi para
Organisasi
Individu dan tujuan organisasi
Prinsip Syariah
tahap membuat norma norming, tahap mewujudkan performing, dan tahap menyesuaikan adjouring.
Erez dan Somech, 1996, kolektivis melihat diri mereka sebagai bagian integral dari hubungan sosial dan lebih memungkin untuk mendefinisikan diri mereka sebagai terikat kepada
orang lain dalam jaringan sosial mereka, Erez dan Somech 1996 menyatakan bahwa bekerja dengan orang lain dan membuat kontribusi kepada kinerja kelompok membantu kolektivis
memenuhi diri saling tergantung dan memperkuat identitas kelompok mereka.
Gambar 4. Kohesi Religiousitas Organisasional
Sumber : dikembangkan untuk keperluan tulisan ini
D. Proposisi Kohesi Religiusitas Organisasional
Berdasarkan kajian-kajian teori sebelumnya, maka dapat disampaikan proposisi sebagai berikut :
Kohesi Religiusitas Organisasional merupakan keeratan hubungan dalam lingkungan kerja yang berkembang pada para anggota dalam suatu organisasi yang bercirikan adanya
Penguatan Kelompok, Kepercayaan Kolektif, Derajat Identitas Kolektif, dan Keeratan
Hubungan Fastabiqul Khoirat.