Yantra Ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra

176 Kelas XII SMA Semester 1 energi alam semesta yang merupakan perwujudan Devata Titib, 2003:469- 470. Selain itu yantra adalah suatu lukisan geometri dari tipe tertentu yang mempunyai makna serta mempunyai bentuk yang berbeda-beda sehingga pada masing-masing bentuk memiliki struktur dan komposisi dari suatu Deva tertentu Tim Penyusun, 1987:6. Yantra merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang dalam hal melakukan pemujaan serta persembahan kehadapan Tuhan. Yantra dilihat dari struktur memiliki bentuk yang beragam serta disusun sesuai dengan si penggunanya. Hal senada dijelaskan pula dalam kamus jawa Kuno oleh L. Mardiwarsito dalam Wiana 2004:189, kata yantra dinyatakan berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya sarana untuk memuja Deva, sedangkan dalam kamus Sanskerta-Indonesia, kata yantra diartikan harta kekayaan, bantuan, alat perlengkapan dan lain-lain. Yantra merupakan kebutuhan dasar untuk menggambarkan semua simbol- simbol, semua wujud suci, altar, pura dan mudra. Yantra dipergunakan dalam upacara pemujaan, Devata dihadirkan dengan menggambar melalui yantra dan memanggil nama yang gaib. Yantra dapat diekspresikan ke dalam aspek internal dari setiap bentuk ciptaan. Sifat alami manusia dan binatang-binatang, seperti halnya Deva-Deva dapat diekspresikan melalui yantra Titib, 2003:469. Yantra dapat berbentuk diagram, dilukis atau dipahatkan di atas logam, kertas atau benda-benda lain dan disucikan seperti menyucikan pretima, kemudian dilakukan pemujaan melalui sarana yantra tersebut, seperti pemujaan melalui pratima, arca patung, dan sebagainya. Mantra yang berbeda digunakan untuk melakukan pemujaan yang berbeda, demikian pula halnya dengan penggunaan yantra-yantra. Menurut Ensiklopedi Hindu, yantra merupakan simbol seperti banten atau alat-alat upacara Tim Penyusun, 2011:619. Yantra adalah dipergunakan oleh seseorang yang telah suci pribadi, pemangku, pendeta atau sulinggih dalam memuja Ida Sang Hyang WidhiTuhan Yang Maha Esa Sumber: Dokumen I N. Mudana11-07-2013 Gambar 4.4 Tempat Pemujaan Amatilah gambar berikut ini dengan baik dan benar, selanjutnya buatlah narasinya, paparkanlah di depan kelas anda dengan bimbingan BapakIbu guru yang mengajarnya Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 177 beserta manifestasi-Nya. Selain itu, yantra lebih banyak mengejawantah ke dalam berbagai lambang-lambang atau simbol beserta peralatan, sarana dan prasarana ritual bersangkutan. Yantra adalah garis-garis lurus dan garis-garis lengkung yang dipadukan sedemikian rupa, yang merupakan basis dari energi dan alam semesta sebagai perwujudan devata. “Yantra adalah wujudnya, mantra adalah jiwanya dan devata adalah atma yang menghidupkannya. Perbedaan antara yantra dengan devata adalah seperti halnya badan dan roh”. Yantra diyakini merupakan basis alami, atau kebenaran, indeogram daripada tulisan-tulisan yang muncul. Segala bentuk garis, titik, garis lurus, tanda tambah, lingkaran, segi tiga dan sebagainya mengandung arti simbolis berhubungan dengan gerak alami. Hal ini dapat dikombinasikan lebih kompleks untuk menjadi gambaran kekuatan tertentu atau sifat wujud dalam beberapa aspek penciptaan. Tidak ada bentuk, tidak ada gerakan yang mungkin tidak direduksi melalui pertolongan yantra dengan analisis yang benar dan penggambaran kekuatan penciptaan dari alam semesta yang kita sebut sebagai yang suci. Yantra walapun digambarkan di atas lembaran sebagai suatu yang menumbuhkan kesan bentuk tiga dimensi merupakan wujud dari yantra. Bentuk yantra tiga dimensi itu sendiri sebagai wujud bayangan yang statis dalam gerak, berkombinasi dengan kekuatan hidup yang menggambarkan Devata tertentu. Yantra merupakan kebutuhan dasar untuk menggambarkan semua simbol-simbol, semua wujud suci, semua arca, semua bangunan suci, altar, pura dan mudra. Yantra digunakan dalam upacara pemujaan pada umumnya, devata dihadirkan dengan menggambarkan melalui yantra dan memanggil nama yang gaib. Yantra dapat diekspresikan ke dalam aspek internal dari setiap bentuk ciptaan. Sifat alami manusia dan binatang- binatang, seperti halnya Deva-Deva dapat diekspresikan melalui yantra. Yantra merupakan aspek dalam dari bentuk penciptaan. Sifat dasar manusia dan binatang, seperti halnya para devata dapat diekspresikan melalui yantra. “di dunia ini terdapat yantra yang tidak terhitung jumblahnya. Setiap bentuk adalah yantra, setiap daun dan bunga, melalui bentuk, warna, bau harum, dan sebagainya, semua menjelaskan kepada kita cerita tentang pencipataan” Danielou. 1964. Yantra, umumnya berarti alat untuk melaksanakan sesuatu guna mencapai tujuan. Di dalam pemujaan, yantra adalah sarana tempat memusatkan pikiran. Dalam Yogini Tantra dikatakan bahwa Devi harus dipuja di dalam pratima, mandala atau yantra. Pada tingkat tertentu, kemajuan spiritual sadhaka diperkenankan memusatkan bhaktinya melalui yantra. Siddha-yogi di dalam proses pemujaan internal yang dilakukannya antarpuja memulainya dengan melakukan pemujaan melalui yantra, yang merupakan perlambang dari 178 Kelas XII SMA Semester 1 Brahma-vijnana. Sebagaimana halnya mantra adalah lambang dari perwujudan devata. Dinamakan yantra karena sarana itu juga mencegah timbulnya ni- yantrana nafsu, kemarahan, dan kekeruhan lain dari jiwa dan mencegah penderitaan yang diakibatkan oleh kekeruhan jiwa tersebut. Yantra biasanya berbentuk diagram, di lukis atau dipahatkan di atas logam, kertas atau benda-benda yang lain, dan disucikan seperti menyucikan pratima, kemudian dilakukan pemujaan melalui sarana yantra tersebut, seperti pemujaaan melalui pratima, arca patung dan sebagainya. Mantra yang berbeda digunakan untuk melakukan pemujaan yang berbeda, demikian pula halnya dengan penggunaan yantra-yantra itu. Terdapat berbagai jenis lukisan di dalam yantra, tergantung dari tujuan pemujaan Avalon, 1997: 93. Demikian sehingga dalam waktu singkat makna yantra sebagai simbol sesuatu yang dikenakan oleh setiap pemakai dapat dirasakan hasilnya.

3. Mantra

Kata mantra berasal dari bahasa Sanskerta dari kata “Man” artinya pikiran dan “Tra” artinya menyebrangkan. Mantra adalah media untuk menyeberangkan pikiran dari yang tidak suci atau tidak benar menjadi semakin suci dan semakin benar Wiana, 2004:184. Mantra memiliki tujuan untuk melindungi pikiran dari jalan sesat menuju jalan yang benar dan suci. Menurut Danielou dalam Titib 2003:437 bahasa yang benar yang merupakan ucapan suci yang digunakan dalam pemujaan disebut dengan mantra. Kata mantra berarti “bentuk pikiran”, sehingga seseorang yang mampu memahami makna yang terkandung di dalam mantra dapat merealisasikan apa yang digambarkan di dalam mantra tersebut. Mantra adalah kumpulan dari pada kata-kata yang mempunyai arti Ya indra sasty-avrato anuûvàpam-adevayuá, svaiá sa evair mumurat poûyam rayiý sanutar dhei taý tataá. Terjemahannya; Tuhan Yang Maha Yang Maha Esa, orang yang tidak beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah lamban dan mengantuk, mati oleh perbuatannya sendiri. Berikanlah semua kekayaan yang dikumpulkan oleh orang semacam itu, kepada orang lain’ Ågveda VIII. 97.3. Renungkanlah bait mantra ini dengan baik dan benar, buatlah narasinya, paparkanlah di depan kelas-mu, mintalah tanggapan dari teman-teman-mu atas bimbimgam BapakIbu guru yang mengajar di kelas Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 179 mistik, serta umumnya berasal dari bahasa Sanskerta dan dinamai Bijaksara Tim Penyusun, 1987:6. Mantra disusun dengan menggunakan aksara-aksara