Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 77
Filsafat Hindu mengajarkan sistem dan metode penyampaian buah pikiran. Logika dan pragmatisme guna mendapatkan kebenaran ilmu pramana yang
disebut satya. Kita harus menyadari bahwa hukum itu menyangkut berbagai bidang, oleh sebab itu, ilsafat sangat diperlukan untuk menyusun hipotesis
hukum. Bahkan boleh dikatakan ilsafat menduduki kedudukan yang amat penting di dalam ilmu hukum yang disebut ”ilsafat hukum”. Agama bukan
hanya mengajarkan bagaimana manusia menyembah Tuhan, tetapi juga memuat tentang; ilsafat, hukum, dan lain-lain.
Manawa Dharmasastra adalah kitab suci Agama Hindu, yang memuat berbagai masalah hukum dilihat dari sistem keilsafatannya, sosiologinya, dan bahkan
dari aspek politik. Mengingat masalah hukum tersebut menyangkut berbagai bidang yang sangat luas, maka tidak akan terelakkan betapa pentingnya arti
ilsafat dalam menyusun suatu hipotesa hukum, bahkan ilsafat menduduki tempat yang terpenting dalam ilmu hukum yang dituangkan dalam suatu
cabang ilmu hukum yang disebut ”ilsafat hukum”.
5. Sumber Hukum menurut Veda
Dalam sloka II.6 kitab Manawadharmasastra ditegaskan bahwa, yang menjadi sumber hukum umat sedharma “Hindu” berturut-turut sesuai urutan adalah
sebagai berikut:
1 Sruti 2 Smrti
3 Sila 4 Sadacara
5 Atmanastuti Pudja dan Sudharta, 2004:31. P.N. Sen, dan G.C. Sangkar, menyatakan bahwa sumber-sumber hukum Hindu
berdasarkan ilmu dan tradisi adalah: 1 Sruti
2 Smrti 3 Sila
4 Sadacara 5 Atmanastuti
6 Nibanda Nibanda adalah nama kelompok buku atau tulisan yang dibuat oleh para ahli
pada zaman dahulu yang isinya bersifat pembahasan atau kritik terhadap materi hukum yang terdapat dalam kitab-kitab terdahulu. Sruti sebagai sumber hukum
78 Kelas XII SMA
Semester 1
Hindu pertama, sebagaimana kitab Manawadharmasastra II.10 menyatakan bahwa; sesungguhnya Sruti adalah Veda, Smrti itu Dharmasastra, keduanya
tidak boleh diragukan apapun juga karena keduanya adalah kitab suci yang menjadi sumber dari pada hukum. Selanjutnya mengenai Veda sebagai sumber
hukum utama, sebagaimana dinyatakan dalam kitab Manawadharmasastra II.6 bahwa; seluruh Veda sumber utama dari pada hukum, kemudian barulah
smrti dan tingkah laku orang-orang baik, kebiasaan dan atmanastuti.
Pengertian Veda sebagai sumber ilmu menyangkut bidang yang sangat luas sehinga Sruti dan Smrti diartikan sebagai Veda dalam tradisi Hindu.
Sedangakan ilmu hukum Hindu itu sendiri telah membatasi arti Veda pada kitab Sruti dan Smrti saja. Kitab-kitab yang tergolong Sruti menurut tradisi
Hindu adalah : Kitab Mantra, Brahmana dan Aranyaka. Kitab Mantra terdiri dari : Rg Veda, Sama Veda, Yajur Veda dan Atharwa Veda.
Smrti merupakan kitab-kitab teknis yang merupakan kodiikasi berbagai masalah yang terdapat di dalam Sruti. Smrti bersifat pengkhususan yang
memuat penjelasan yang bersifat autentik, penafsiran dan penjelasan ini menurut ajaran Hukum Hindu dihimpun dalam satu buku yang disebut
Dharmasastra. Dari semua jenis kitab Smrti yang terpenting adalah kitab Dharmasastra, karena kitab inilah yang merupakan kitab Hukum Hindu. Ada
beberapa penulis kitab Dharmasastra antara lain:
1 Manu 2 Apastambha
3 Baudhayana 4 Wasistha
5 Sankha Likhita 6 Yanjawalkya
7 Parasara Dari ketujuh penulis tersebut, Manu yang terbanyak menulis buku dan
dianggap sebagai standar dari penulisan Hukum Hindu itu. Secara tradisional Dharmasastra telah dikelompokkan manjadi empat kelompok menurut
zamannya masing-masing yaitu:
1 Zaman Satya Yuga, berlaku Dharmasastra yang ditulis oleh Manu. 2 Zaman Treta Yuga, berlaku Dharmasastra yang ditulis oleh Yajnawalkya.
3 Zaman Dwapara Yuga, berlaku Dharmasastra yang ditulis oleh Sankha Likhita.
4 Zaman Kali Yuga, berlaku Dharmasastra yang ditulis oleh Parasara.