Ajaran Tri Purusha KelasXII Hindu BS www.divapendidikan.com

Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 259 Pelinggih Padma Tiga di Pura Besakih sebagai sarana untuk memuja Tuhan sebagai Sang Hyang Tri Purusha. Fungsi dan jenis pelinggih Padmasana yang memakai bhedawangnala, bertingkat lima dan di puncaknya ada satu ruang. Pelinggih Padma Tiga di Pura Besakih, selain digunakan sebagai niyasa stana Sanghyang Siwa Raditya atau Sanghyang Tri Purusha, juga sebagai niyasa Sanghyang Tunggal yaitu Sang Hyang Widhi WasaTuhan Yang Maha Esa. Bangunan yang paling utama di Pura Besakih adalah palinggih Padma Padmasana Tiga. Letaknya di Pura Penataran Agung Besakih. Palinggih tersebut terdiri atas tiga bangunan berbentuk padmasana berdiri di atas satu altar. Perkembangan awal dari Tri Purusha ini disebutkan bahwa ketika Dang Hyang Nirartha pertama kali tiba di Pulau Bali dari Blambangan sekitar tahun saka 1411 atau 1489 M, dan ketika itu Kerajaan Bali Dwipa dipimpin oleh Dalem Waturenggong, beliau mendapat wahyu di Purancak, Jembrana bahwa di Bali perlu dikembangkan paham Tripurusha. Ida Bagus Gede Agastia Pengamat agama dan budaya mengatakan bangunan suci Padma Tiga yang berada di Pura Agung Besakih adalah tempat pemujaan Tri Purusa yakni Úiwa, Sada Úiwa, dan Parama Úiwa Tuhan Yang Mahaesa. Piodalan di Padmasana Tiga dilangsungkan setiap Purnama Kapat. Ini terkait dengan tradisi ngapat. Sasih Kapat atau Kartika, merupakan saat-saat bunga bermekaran. Kartika juga berarti penedengan sari. Padmasana tersebut dibangun dalam satu altar atau yoni. Palinggih padmasana merupakan sthana Tuhan Yang Maha Esa. Padmasana berasal dari kata padma dan asana. Padma berarti teratai dan asana berarti tempat duduk atau singgasana. Jadi, padmasana artinya tempat duduk atau singgasana teratai. Tuhan Yang Maha Esa secara simbolis bertahta di atas tempat duduk atau singgasana teratai atau padmasana. Padmasana lambang kesucian dengan astadala atau delapan helai daun bunga teratai. Bali Dwipa atau Pulau Bali dibayangkan oleh para Rsi Hindu zaman dulu sebagai padmasana, tempat duduk Tuhan Úiwa, Tuhan Yang Mahaesa dengan asta saktinya delapan kemahakuasaan-Nya yang membentang ke delapan penjuru asta dala Sumber: http: serbaserbiHindu.blogspot. com 11-07-2013. Gambar 6.2 Pura Besakih 260 Kelas XII SMA Semester 1 Pulau Bali masing-masing dengan Deva penguasanya. Deva Iswara berada di arah Timur, bersemayam di Pura Lempuyang. Brahma di selatan bersemayam di Pura Andakasa. Deva Mahadeva di barat Pura Batukaru, Wisnu di utara Pura Batur, Maheswara di arah tenggara Pura Goa Lawah, Rudra di barat daya Pura Uluwatu, Sangkara di barat laut Pura Puncak Mangu, Sambhu di timur laut Pura Besakih, Úiwa bersemayam di tengah, pada altar dari Pura Besakih dengan Tri Purusa-Nya yaitu Parama Úiwa, Sada Úiwa dan Úwa. Tri Purusha tersebut dipuja di Padmasana Tiga Besakih. Palinggih Padmasana Tiga tersebut merupakan intisari dari padma bhuwana, yang memancarkan kesucian ke seluruh penjuru dunia. ‘’Karena itu, sumber kesucian tersebut penting terus dijaga, sebagai sumber kehidupan. Pembangunan Pura Agung Besakih dan Pura-pura Sad Kahyangan lainnya adalah berdasarkan konsepsi Padma Mandala, bunga padma dengan helai yang berlapis-lapis Catur Lawa dan Astadala. Pura Besakih adalah sari padma mandala atau padma bhuwana. Pura Gelap, Pura Kiduling Kerteg, Pura Ulun Kulkul dan Pura Batumadeg adalah Catur Lawa. Sedangkan Pura Lempuyang Luhur, Goa Lawah, Andakasa, Luhur Uluwatu, Batukaru, Puncak Mangu, dan Pura Batur adalah Astadala. Pura-pura tersebut sangat disucikan dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Pura-pura tersebut pusat kesucian dan kerahayuan bagi umat Hindu. Di masing-masing Desa AdatPekraman dan atau Desa Dinas umat sedharma melaksanakan pemujaan ke hadapan Ida Sang Hyang WidhiTuhan Yang Maha Esa dengan berbagai manifestasi-Nya bertempat di Padmasana yang ada pada Kahyangan Tiga dari Desa yang bersangkutan. Selain itu bagi umat sedharma yang berdomisili di wilayah tingkat Kecamatan, KabupatenKota dan Provinsi dapat memuja Ida Sang Hyang Widhi WasaTuhan Yang Maha Esa di Padmasana seperti yang dibangun pada Pura Jagatnhata di tingkat KabupatenKota yang ada di seluruh Indoesia. Dalam posisi vertikal Tuhan Parama Úiwa, Sada Úiwa dan Úiwa dipuja di Padma Tiga Pura Besakih, sedangkan dalam posisi horisontal Beliau Berahma, Wisnu dan Siwa dipuja di Pura Kahyangan Tiga masing-masing Desa Pakrama setempat. Demikianlah TuhanIda Sang Hyang Widhi Wasa dipuja oleh umat sedharma yang ada di KabupatenKota seluruh Indonesia. Sumber: www.bali-maps.net. Gambar 6.3 Padmasana Pura Jagadnatha Bali Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 261 Latihan: 1. Setelah membaca teks tentang ajaran Tri Purusha dalam ajaran Hindu, apakah yang anda ketahui tentang agama Hindu? Jelaskan dan tuliskanlah 2. Buatlah ringkasan yang berhubungan dengan ajaran Tri Purusha dalam ajaran Hindu, dari berbagai sumber media pendidikan dan sosial yang anda ketahui Tuliskan dan laksanakanlah sesuai dengan petunjuk dari Bapak Ibu guru yang mengajar di kelas 3. Bagaimana caramu untuk mengetahui ajaran Tri Purusha menurut agama Hindu ? Jelaskan dan tuliskanlah pengalamanmu 4. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya untuk mengetahui ajaran Tri Purusha dalam agama ajaran Hindu ? Tuliskanlah pengalaman anda 5. Amatilah lingkungan sekitar anda terkait dengan ajaran Tri Purusha guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan agama Hindu, buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tuamu Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1 – 3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman – 12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kuarto; 4-3-3-4

B. Bagian-Bagian Tri Purusha

Perenungan. “Tad eva-agnis tad àdityas tad vàyus tad u candramàh, tad eva úukram tad brahma tà àpah sa prapàtih. Terjemahan: ‘Tuhan Yang Maha Esa yang maha agung memiliki berbagai nama, Dia dinamakan Agni Api, Aditya Matahari, Vayu udara, Candramas Bulan, Sukra Cahaya, Brahman Makhluk teragung, Apah yang meliputi semuanya, air, Prajapati Deva para makhluk Yajurveda XXXII.1. 262 Kelas XII SMA Semester 1 Umat Hindu mempunyai keyakinan atau kepercayaan terhadap kekuatan Hyang Widhi. Agama Hindu mempunyai keyakinan atau kepercayaan akan adanya Hyang Widhi Tuhan Yang Mahaesa yang memiliki kemahakuasaan di luar batas kemampuan kita. Keyakinan dan kepercayaan itu dalam ajaran agama Hindu disebut dengan Úraddhà. Dengan Úraddhà orang akan mencapai Tuhan. Banyak fakta yang menyebabkan timbulnya keyakinan di dalam diri manusia terhadap adanya Tuhan. Bagi kebanyakan orang keyakinan itu timbul berdasarkan agama yaitu berdasarkan cerita-cerita atau ucapan- ucapan dari orang Úuci yang dapat dipercaya seperti para Mahàrûi Agama pramana. Ada juga orang yang percaya akan adanya Tuhan berdasarkan suatu perhitungan yang logis Anumana pramana. Serta ada juga orang meyakini adanya Tuhan berdasarkan pengalaman langsung Praktyaksa pramana. Misalnya kita ketahui bahwa segala yang ada, ada yang mengadakannya, seperti adanya meja dibuat oleh tukang kayu, adanya rumah dibuat oleh tukang bangunan, adanya HP dibuat oleh pabriknya, dan sebagainya. Kemudian adanya matahari, planet, bintang, gunung, laut, hutan, bumi, binatang, tumbuh- tumbuhan yang beraneka ragam. Siapakah gerangan yang mengadakannya? Beliaulah yang Maha Pencipta yang merupakan asal mula dari yang ada, tanpa permulaan, tanpa tengah, dan tanpa akhir tan paadi, tan pamadhya, tan paanta Demikian pula di dunia ini ada tata tertib sehingga nampak adanya suatu rencana yang berdasarkan pemikiran dan tujuan tertentu. Seperti misalnya mengenai siklus kehidupan semua makhluk di dunia ini. Peredaran bumi, bulan, planet, bintang yang tidak terhitung banyaknya sebagai isi cakrawala ini namun satu dengan yang lainnya tidak saling bertubrukan dan betapa luasnya ruang angkasa ini. Dari hal tersebut akan timbul kekaguman dalam hati kita mengenang kebenaran dan keanehan di alam ini yang seolah-olah ada kekuatan yang Maha bijaksana dan cerdas yang menciptakan dan mengatur alam ini. Apakah kiranya yang mengatur alam semesta ini. Apakah kiranya kekuatan-kekuatan itu? Ada yang menyebutkan hukum alam, namun ada juga yang menyebutkan hukum kebijaksanaan Tuhan. Dengan menyimpulkan berdasarkan gejala-gejala yang terjadi dari keanehan alam ini manusia dapat percaya dengan adanya Tuhan. Tuhan Yang Maha Esa, Tri Puruûa, Brahman terdiri dari: Sumber: http: serbaserbiHindu.blogspot. com 11-07-2013 Gambar 6.4 Padma Tiga Pura Besakih