214 Kelas XII SMA
Semester 1
Latihan:
1. Setelah membaca teks tentang cara mempraktikkan ajaran Tantra,
Yantra, dan Mantra dalam ajaran Hindu, apakah yang anda ketahui tentang Agama Hindu? Jelaskan dan tuliskanlah
2. Buatlah ringkasan yang berhubungan dengan cara mempraktikkan
ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra
dalam ajaran Hindu, dari berbagai sumber media pendidikan dan sosial yang anda ketahui
Tuliskan dan laksanakanlah sesuai dengan petunjuk dari bapakibu guru yang mengajar di kelas anda
3. Apakah yang anda ketahui terkait dengan cara-
cara mempraktikkan ajaran
Tantra, Yantra, dan Mantra dalam ajaran Hindu
? Jelaskanlah 4.
Bagaimana cara-mu untuk mengetahui teknis mempraktikkan
ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra
dalam ajaran Hindu ? Jelaskan
dan tuliskanlah pengalamannya 5.
Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya untuk memengetahui
cara mempraktikkan ajaran Tantra,
Yantra, dan Mantra Hindu dalam kehidupan dan penerapan ajaran
Hindu ? Tuliskanlah pengalaman anda
6. Amatilah lingkungan sekitar anda terkait dengan adanya cara-
cara untuk mempraktikkan ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra
ajaran Hindu dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan Agama Hindu,
buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tuanya
Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1 – 3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman – 12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas
kuarto; 4-3-3-4
- Selamat Belajar -
Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 215
“Pra te yakûi pra ta iyarmi manma bhùvo yathà vandhyo no haveûu,
ghanvatriva prapà asi tvagagna iyakûave purave pratna ràjan.
Terjemahan:
‘Kepada-Mu kami persembahkan sesajian, kepada-Mu kami panjatkan do’a kami; Engkau adalah ibarat mata air dalam gurun pasir, ya Tuhan Yang Maha
Esa Bagi manusia yang menyembah-Mu, oh raja yang abadi Ågveda, X.4.1.
Persembahan yang dilakukan dengan ketulusan hati oleh seorang pemuja Tuhan, dapat memberikan kemegahan pada
hati yang melakukannya, mengapa kita belum melakukannya? Renungkanlah
Nawa Widha Bhakti
Bab V
216 Kelas XII SMA
Semester 1
A. Ajaran Nawa Widha Bhakti
Perenungan. “Chatur-vidhà bhajante màm,
janàh sukritino ‘rjuna, àrto jijñàsur arthàrthi,
jnàni cha bharatashabha”
Terjemahan:
Ada empat macam orang yang baik hati memuja pada Ku, wahai
Bharatasabha, mereka yang sengsara, yang mengejar ilmu, yang mengejar
artha dan yang berbudhi, wahai Arjuna Bhagawadgita, VII.16
Ajaran bhakti dalam Agama Hindu mengajarkan umat manusia untuk bersembah sujud kehadapan yang dihormati ‘Tuhan Yang Maha Esa’ beserta
manifestasi dan prabhawa-Nya. Bhakti atau menyembah kepada-Nya dapat dilaksanakan secara abstrak dan juga dengan mempergunakan nyasa atau
pratima berupa arca atau mantra. Menyembah Tuhan dalam wujud abstrak dapat dilakukan dengan menanggalkan pikiran kepada yang disembah adalah
amat baik namun kesulitan, hambatan, dan tantangan tetap ada, karena Tuhan tanpa wujud, kekal abadi, dan tidak berubah-ubah. Memuja Tuhan dalam
wujud nyata seperti yang dilakukan oleh umat kebanyakan ‘yoga biasa’ diperlukan adanya sarana seperti pratima atau arca, umat sedharma akan lebih
mudah untuk mewujudkan rasa baktinya, tetapi ini bukan berarti satu-satunya jalan yang terbaik bagi umat semua.
Nawa Widha Bhakti adalah salah satu ajaran yang dapat dimaknai dan dipedomani untuk meningkatkan såadha dan bhakti umat sedharma terhadap
Tuhan sebagai hamba-Nya. Nawa widha bhakti dapat dimaknai untuk membangun dan menciptakan masyarakat yang berbudi dan individual dalam
menciptakan situasi dan kondisi yang damai dan sentosa di tengah-tengah jalinan hubungan sosial yang serasi, selaras dan harmonis. Umat sedharma
juga dapat menumbuh-kembangkan kesadaran prinsip hidup bersama yang saling menghargai, menghormati, melayani dan dilayani satu sama yang
lainnya dalam satu kesatuan organ-organ sosial sesuai dengan prinsip-prinsip dasar aturan keimanan, kebajikan dan acara keagamaan yang dianutnya serta
aturan-aturan etika, moralitas dan kebajikan yang berlaku untuk umum. Kitab Ågveda
menjelaskan sebagai berikut;
Sumber: Dok. I N. Mudana, 6 Desember 2014
Gambar 5.1 Sembahyang
Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 217
“Yaste stanaá úaúayo yo mayobhür yena viúvàà pusyasi vàryàni,
yo ratnadhà vasuvid yaá sudatraá saraswati tam iha dhatave kaá.
Terjemahan:
‘Sarasvati air susu-Mu yang berlimpah-limpah sebagai sumber kesejahteraan, yang Engkau berikan kepada semua yang baik, yang mengandung harta benda,
mengandung kekayaan, memberikan hadiah yang baik, Susu-Mu Engkau sediakan untuk kehidupan kami Ågveda, I.164.49.
Dengan Bhakti Kirthanam yakni bhakti dengan jalan melantunkan Gita nyayian atau kidung suci memuja dan memuji nama suci, keagungan dan
kekuasaan Tuhan, umat dapat melaksanakan pemujaan kepada-Nya. Melalui arah vertikal wujud sadhana Bhakti Kirtanam ini di antaranya; dengan jalan
berekspresi atau ber-sadhana melalui media gita nyanyian suci atau kidung suci memuji dan memuja keagungan dan kemahakuasaan Tuhan Brahman
yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari nitya karma maupun di saat-saat hari-hari tertentu naimitika karma, juga umat sedharma dapat melaksanakan
pemujaan kehadapan-Nya. Sedangkan pada arah gerak horizantal yaitu pada konteks kehidupan sosial dengan melakukan Sadhana pelayanan khususnya
dalam hal ini adalah Sewaka Dharma Kirthanam. Maksud dari Sewaka Dharma Kirthanam pada konteks sosial ini adalah kesadaran untuk berbesar
hati membuka diri dan berbagi dalam memberikan pelayanan yang tulus dengan cara memuji dan memuja sesama dan lingkungan ini. Sehingga terjadi
keseimbangan arah yang menyerupai tanda tambah tapak dara bhs.Bali” arah garis vertikal dan arah garis horizontal” yang mengisyaratkan terjadinya
keseimbangan antara hubungan vertical dan horizontal.
Diskusikanlah sloka berikut di bawah ini “Sameta viúvà ojasà patim divo ya eka id bhür atithirjànàý, sa pürvyo
nutanam àjigoûan tam vartanor anu vavåta eka it.
Terjemahan:
‘Berkumpullah wahai engkau semua, dengan kekuatan jiwa menuju Tuhan Yang Maha Esa, tamu seluruh umat manusia, Yang Abadi yang kini akan
datang, semua jalan menuju kepada-Nya Samaveda