Tri Puruûa Sebagai Manifestasi Sang Hyang Widhi

Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 265 d. MahaDeva, e. Sang Hyang Widhi, f. Sang Hyang Sangkan Paran, dan lain-lain. 3. Siwa: Siwa sebagai bagian ketiga dari Tri Purusha adalah keadaan Tuhan sebagai Siwatma yaitu dapat menyatu dan menjiwai tubuh makhluk. Penggambaran Tuhan dalam wujud Siwa digambarkan seperti sebuah bola lampu. Di mana bola lampu akan menyala bila sudah dialiri oleh listrik. Listrik yang mengalir akan menyesuaikan dengan bentuk sebuah lampu. Kalau dalam makhluk hidup, bila Tuhan dalam Úiwatma akan menyatu dengan ciptaan-Nya menjadi tubuh makhluk yang disebut Atma. Atmalah yang menjiwai manusia, hewan dan tumbuhan. Ketika Tuhan sudah berada dalam makhluk ciptaan-Nya, maka Tuhan akan dipengaruhi oleh keadaan makhluk itu dan menjadi lupa akan asalnya dan akan mengalami suka duka. Dalam mahzab Úiwaisme dikenal istilah Tri Purusha. “menurut Piagam Besakih, Tuhan dipuja sebagai Sang Hyang Tri Purusha Tiga Manifestasi Tuhan sebagai jiwa alam semesta”. Tri Purusha didalam Tattwa Jnana disebutkan “……yang disebut Siwa Tattwa ada tiga yaitu; Paramasiwa Tattwa, Sadasiwa Tattwa, Atmika Tattwa” Tattwa Jnana. Dengan demikian pada dasarnya Úiwa adalah satu namun keadaan dan sifatnya berbeda, yang secara vertikal dipilah menjadi tiga bagian menyangkut keadaan-Nya yaitu: Paramasiwa Trancendent, Sadasiwa Immanent, dan Atmika Tattwa atau Siwatma Immanent. Atmika TattwaÚiwatma merupakan aspek Tuhan yang bersemayam didalam hati setiap makhluk. Sadasiwa Tattwa merupakan aspek Tuhan berwujud Saguna Brahman, sedangkan aspek Tuhan yang tak berwujud Nirguna Brahman adalah Paramasiwa Tattwa. Dalam mahzab Waisnawa aspek Tuhan yang berwujud adalah Bhagavan, aspek Tuhan tak berwujud adalah Brahman dan aspek Tuhan yang bersemayam di dalam hati setiap makhluk adalah Paramatman. Latihan: 1. Setelah membaca teks tentang ajaran Tri Purusha sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi dalam agama Hindu, apakah yang anda ketahui tentang Agama Hindu? Jelaskan dan tuliskanlah 266 Kelas XII SMA Semester 1 2. Buatlah ringkasan yang berhubungan dengan ajaran Tri Purusha sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi dalam Agama Hindu, dari berbagai sumber media pendidikan dan sosial yang anda ketahui Tuliskan dan laksanakanlah sesuai dengan petunjuk dari BapakIbu guru yang mengajar di kelas anda 3. Bagaimana caramu untuk mengetahui tentang ajaran Tri Purusha sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi dalam agama Hindu ? Jelaskan dan tuliskanlah pengalamanmu 4. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya untuk memengetahui ajaran Tri Purusha sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi dalam ajaran Agama Hindu ? Tuliskanlah pengalaman anda 5. Amatilah lingkungan sekitar anda terkait dengan adanya ajaran Tri Purusha sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi menurut agama Hindu dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan Agama Hindu, buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tuamu Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1 – 3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman – 12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kuarto; 4-3-3-4

D. Bentuk Pemujaan Tri Purusha

Perenungan. “Bhadram icchanta åûayas tapo diksàm upanisedur agre, tato ràstram balam ojaúca jàtam tadasmai devà upasamnamantu. Terjemahan: ‘Para rsi futurelog yang memikirkan tentang kemakmuran bangsa mendapatkan dua faktor, yakni kesetiaan dan pengabdian dedikasi, Dengan menjalankan faktor-faktor itu bangsa ini menjadi kuat dan mulia. Maka dari itu faktor-faktor ini seharusnya dibina Atharvaveda XIX.41.1. Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 267 Padmasana. Pelinggih Padma Tiga di Pura Besakih merupakan sarana untuk memuja Tuhan sebagai Sang Hyang Tri Purusha yaitu jiwa agung alam semesta. Purusha artinya jiwa atau hidup. Tuhan sebagai jiwa dari Bhur Loka disebut Siwa, sebagai jiwa Bhuwah Loka disebut Sadha Úiwa dan sebagai jiwa dari Swah Loka disebut Swah Loka. Pelinggih Padma Tiga sebagai media pemujaan Sang Hyang Tri Purusha yaitu Siwa, Sadasiwa dan Paramasiwa. Hal ini dinyatakan dalam Piagam Besakih dan juga dalam beberapa sumber lainnya seperti dalam Pustaka Pura Besakih yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan Propinsi Bali tahun 1988. Pura Besakih adalah merupakan sumber kesucian, tempat pemujaan Tri Purusha. Pura Besakih banyak mengandung ilosoi. Menurut Piagam Besakih, Pura Agung Besakih adalah Sari Padma Bhuwana atau pusatnya dunia yang dilambangkan berbentuk bunga padma. Oleh karena itu, Pura Agung Besakih dijadikan sebagai pusat untuk menyucikan dunia dengan segala isinya. Pura Besakih juga pusat kegiatan upacara agama bagi umat Hindu. Di Pura Agung Besakih setiap sepuluh tahun sekali dilangsungkan upacara Panca Bali Krama dan setiap seratus tahun diselenggarakan upacara Eka Dasa Rudra. Pura Agung Besakih secara spiritual adalah sumber kesucian dan sumber kerahayuan bagi umat Hindu. Pelinggih Padma Tiga di Pura Besakih sebagai sarana untuk memuja Tuhan sebagai Sang Hyang Tri Purusha. Fungsi dan jenis pelinggih Padmasana yang memakai bhedawangnala, bertingkat lima dan di puncaknya ada satu ruang. Pelinggih Padma Tiga di Pura Besakih, selain digunakan sebagai niyasa stana Sanghyang Siwa Raditya atau Sanghyang Tripurusa, juga sebagai niyasa Sanghyang Tunggal yaitu Sang Hyang Widhi WasaTuhan Yang Maha Esa. Bangunan yang paling utama di Pura Besakih adalah palinggih Padma Padmasana Tiga. Letaknya di Pura Penataran Agung Besakih. Palinggih tersebut terdiri atas tiga bangunan berbentuk padmasana berdiri di atas satu altar. Perkembangan awal dari Tri Purusha ini disebutkan bahwa ketika Dang Hyang Nirartha pertama kali tiba di Pulau Bali dari Blambangan sekitar tahun caka 1411 atau 1489 M, dan ketika itu Kerajaan Bali Dwipa dipimpin oleh Dalem Waturenggong, beliau mendapat wahyu di Purancak, Jembrana bahwa di Bali perlu dikembangkan paham Tri Purusha ini. Sumber: http: serbaserbiHindu.blogspot. com 11-07-2013. Gambar 6.5 Padma Tiga Pura Besakih saat Pujawali