Susastra Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan dalam Praktik Kehidupan Sesuai
Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 193
e. Patala yantra: adalah yantra yang di bagian atas bentuknya lebih besaran
dari pada bentuk bagian bawahnya yang ‘kecil’. Bentuk ini kebalikan dari meru Pristha yantra
Setiap Yantra baik dari segi bentuk maupun goresan yang tertera pada Yantra tersebut akan mempunyai arti yang berbeda serta tujuan yang berbeda pula.
Karena yantra mempunyai tujuan dan manfaat yang berbeda. Bentuk-bentuk yantra dikembangkan dan diberi sentuhan artistik modern sehingga yantra
tidak lagi kelihatan seperti barang seni atau sebuah perhiasan belaka, tetapi disesuaikan dengan makna dan ciri yantra serta kebutuhan si pemakainya.
Sesuai perkembangan jaman sekarang banyak sekali yantra dibentuk kecil, misalanya dalam bentuk kalung, gelang dan cincin. memang sebaiknya yantra
tersebut diusahakan selalu dekat dengan si pemakainya, dengan kedekatan itu maka energi yang ada dalam yantra dan energi pemakai menjadi saling
menyesuaikan. Yantra dapat diibaratkan sebagai polaritas energi positif yang secara terus menerus mempengaruhi si pemakainya sehingga dalam waktu
singkat fungsi yantra yang dikenakan dapat dirasakan manfaatnya atau hasilnya.
Siwa lingga adalah bagian dari Tantrisme. Dewasa ini hampir di semua tempat
suci Pura seseorang dapat melihat Siwalingga yang diwujudkan dengan
lingga – yoni. Menurut Siwa Purana, itu melambangkan ruang di mana alam
semesta menciptakan dan melenyapkan dirinya berulang-kali. Sedangkan menurut
Tantra mewujudkannya dengan phalus dan yoni sebagai perlambang dari sifat laki-laki
dan wanita. Ia juga melambangkan prinsip- prinsip kreatif dari kehidupan. Siwalingga
bisa bersifat Chala bergerak atau Achala tidak bergerak. Chala Lingga dapat
ditempatkan di Pura atau rumah atau dapat dibuat secara sementara dari tanah liat atau
adonan atau nasi. Achala Linga biasanya ditempatkan di Pura, terbuat dari batu.
Bagian terbawah dari Siwalingga disebut Brahmabhaga yang melambangkan Brahma, bagian tengah yang berbentuk segi delapan disebut Wishnubhaga
yang melambangkan Wishnu, dan bagian menonjol yang berbentuk silinder disebut Rudrabhaga, serta pemujaan kepadanya disebut Pujabhaga.
Sumber: http: ruangkumemajangkarya11-07-2012’
Gambar 4.8 Mandala Yantra
194 Kelas XII SMA
Semester 1
Mandala artinya “lingkaran.” Ia sesungguhnya bentuk yantra yang paling rumit. Ia berwujud dalam segala bentuk dan sifatnya sangat artisitik. Dalam
agama Hindu, mandala digunakan sebagai alat bantu meditasi. Keindahan dari tempat-tempat suci Pura Hindu terletak dalam jumlah mandala yang
dipahat di batu-batu di dinding Pura. Sebuah mandala terdiri dari satu pusat titik, garis-garis dan lingkaran-lingkaran yang diletakkan secara geometrik di
sekeliling lingkaran. Pusatnya biasanya adalah sebuah titik Bindu. Kita juga dapat melihat mandala di Wihara Buddha. Dibalik setiap mandala terdapat
sejumlah besar pikiran-pikiran. Kadang-kadang melihat sebuah mandala sepertinya kita melihat melalui sebuah kaleidoskop.
Sri Chakra adalah satu dari yantra yang paling kuat dalam ajaran agama Hindu,
yang biasanya digunakan oleh penganut sakti Devi ibu, dalam pemujaan-Nya. Sri
Chakra adalah simbol dari Lalitha aspek dari Ibu Suci. Ia terdiri dari sebuah titik
Bindu pada pusatnya, yang dikelilingi oleh sembilan Trikona, lima dari padanya dengan
puncak menghadap ke bawah dan empat yang lain menghadap ke atas. Interseksi
atau persinggungan dari sembilan segi tiga ini menghasilkan empat puluh tiga segi tiga
secara total. Ini dikelilingi oleh lingkaran konsentris dari delapan daun bunga teratai
dan juga oleh tiga lingkaran konsentris. Akhirnya pada sisi paling luar, ada sebuah segi empat Chaturasra yang dibuat dari tiga garis, garis yang satu
ada di dalam garis yang lain, membuka ditengah-tengahnya masing-masing sisi sebagai empat gerbang.
Mandala dalam konsep Agama Hindu adalah gambaran dari alam
semesta. Secara harafiah mandala berarti “lingkaran.” Mandala ini
terkait dengan kosmologi India kuno yang berpusatkan Gunung
Mahameru, sebuah gunung yang diyakini sebagai pusat alam semesta.
Di dalam Tantrayana mandala juga menggambarkan alam kediaman para
makhluk suci, yang sangat penting
Sumber: http: ruangkumemajangkarya11-07-2012’
Gambar 4.9 Sri Chakra Kurma
Sumber: http:ruangkumemajangkarya11-07-2012
Gambar 4.10 Mandala Konsep Alam Semesta
Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 195
bagi ritual atau sadhana Tantra. Saat berlangsungnya sadhana, sadhaka akan menyusun ulang mandala ini baik secara nyata ataupun visualisasi.
Sesungguhnya semua orang diantara kita setiap hari telah menyusun mandalanya masing-masing. Mandala adalah melambangkan cakupan
karya dan medan pemikiran seseorang. Menurut ajaran Vajrayana, mandala hendaknya disusun secara cermat. Ini menandakan bahwa dalam berkarya
seseorang hendaknya cermat dan melakukan yang sebaik-baiknya.