menguntungkan lawan tutur ataupun sebagai suatu impositif Leech, terjemahan Oka, 1993: 192-193.
4. Mengungkapkan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat
dalam ilokusi, misalnya, mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf merupakan ilokusi ekspresif yang cenderung menyenangkan.
Oleh karena itu, secara instrinsik ilokusi ini sopan. Pada dasarnya bertata krama pada fungsi ini sopan santun lebih positif bentuknya dan bertujuan
mencari kesempatan untuk beramah-tamah Leech, terjemahan Oka, 1993: 163-165.
5. Istilah permintaan maaf yaitu terungkap penyesalan penutur atas suatu
perbuatan yang menyinggung perasaan lawan tutur dan ilokusi ini tidak menyiratkan bahwa perbuatan itu menguntungkan penutur. Permintaan maaf
tetap tersirat adanya transaksi karena ilokusi ini merupakan tawaran kepada lawan tutur untuk mengubah atau memperbaiki hubungan antara penutur dan
lawan tutur Leech, terjemahan Oka, 1993: 196-197. 6.
Ucapan terima kasih berarti pengakuan atas adanya ketidakseimbangan dalam hubungan antara penutur dan lawan tutur Leech, terjemahan Oka, 1993:
197. 7.
Bentuk sapaan hormat yaitu seseorang yang memiliki otoritas atau kekuasaan yang lebih tinggi dapat menggunakan bentuk sapaan yang hormat kepada
orang lain Leech, terjemahan Oka, 1993: 199.
3. Paradoks Pragmatik Sopan Santun
Leech Terjemahan Oka, 1993: 175-176 mengemukakan bahwa adanya paradoks-paradoks pragmatik dalam sopan santun. Paradoks sopan santun
berfungsi sebagai alat untuk mencegah terjadinya paradoks-paradoks yang lebih berbahaya. Paradoks yang lebih berbahaya ini terjadi bila logika tindakan yang
berorientasi tujuan dilanggar. Hal ini terjadi bila dua individu
a
dan
b
mempunyai tujuan-tujuan yang berlawanan atau yang tidak sejalan. Paradoks-paradoks ini
dapat diperingatkan pada sebuah skala derajat bahaya yang menurun, sebagai berikut.
1. Konflik sesungguhnya paling bahaya
a b
melakukan tindakan, tetapi
b
melakukan tindakan. 2. Ketidaktaatan
a
memberi perintah kepada atau menyuruh
b
melakukan tindakan tetapi
b
tidak melakukan. 3. Pengabaian Keinginan
a
mengatakan kepada
b
bahwa
a
ingin
b
melakukan tindakan, tetapi
b
tidak melakukan tindakan.
4. Ketidaksesuaian keinginan paling berbahaya
a
mengkomunikasikan kepada
b
bahwa
a
ingin
b
melakukan tindakan, tetapi
b
mengkomunikasikan kepada
a
bahwa
b
tidak mau melakukan tindakan. Membuat atau berusaha
membuat
Berusaha tidak
Pasangan dari empat jenis situasi berbahaya ini ada empat jenis situasi berbahaya yang lain, tetapi di sini posisi perbuatan-perbuatan positif dan negatif
dibalik. 1a. Konflik sesungguhnya paling bahaya
a b
melakukan tindakan, tetapi
b
tindakan. 2a. Ketidaktaatan
a
melarang
b
melakukan tindakan tetapi
b
melakukan. 3a. Pengabaian Keinginan
a
mengatakan kepada
b
bahwa
a
ingin
b
tidak melakukan tindakan, tetapi
b
melakukan tindakan. 4a. Ketidaksesuaian keinginan paling berbahaya
a
mengkomunikasikan kepada
b
bahwa
a
ingin
b
tidak melakukan tindakan, tetapi
b
mengkomunikasikan kepada
a
bahwa
b
mau melakukan tindakan.
4. Aspek-aspek Metalinguistik Sopan Santun
Sopan santun tidak hanya terungkap dalam isi percakapan, tetapi juga dalam cara percakapan dikendalikan dan dipola oleh para pemeran sertanya. Misalnya,
dalam percakapan, perilaku tertentu mengandung implikasi-implikasi tidak sopan, seperti bicara pada saat yang keliru menyela atau diam pada saat keliru. Jika
menuturkan sesuatu, kadang-kadang merasa perlu untuk menyebut tindak ujar yang sedang dilakukan atau yang dilakukan oleh pemeran serta yang lain, supaya
Menghentikan atau berusaha menghentikan
Berusaha melakukan melakukan