Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Kesantunan berbahasa di lingkungan sekitar dapat ditemukan di dalam media cetak, khususnya surat kabar. Surat kabar merupakan lembaran tercetak
yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat, bersifat umum dan memuat berita-berita dalam berbagai topik.
Surat kabar adalah media cetak nomor satu yang sering dibaca banyak orang. Bahasa yang digunakan dalam surat kabar tidak hanya baik dan benar,
tetapi juga bersifat santun. Penggunaan ragam bahasa perlu diperhatikan. Ragam bahasa yang digunakan yaitu ragam bahasa jurnalistik yang mempunyai ciri
tertentu. Menurut Barus 2010: 31 ada lima ciri bahasa jurnalistik, yaitu
accuracy
akurat, cermat dan teliti,
universality
berlaku umum,
fairness
jujur dan adil,
humanity
nilai kemanusiaan, dan
immediate
segera. Sementara itu, Djawoto via Barus, 2010: 32 menyebutkan bahwa sebuah berita harus mencakup lima
unsur, yaitu benar, cepat, lengkap, objektif, dan tersusun baik. Kelima ciri dan unsur tersebut harus ada di dalam setiap berita, mengingat surat kabar selalu
dibaca oleh semua lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya. Media cetak khususnya surat kabar sangat erat kaitannya dengan
masyarakat karena surat kabar merupakan bacaan setiap hari bagi masyarakat. Hal tersebut menjadi salah satu pertimbangan ketika meneliti aspek kesantunan
berbahasa di dalam surat kabar. Oleh karena itu, semakin santun bahasa yang digunakan, surat kabar tersebut semakin dibutuhkan oleh pembacanya.
Cara manusia dalam berbahasa untuk menyalurkan gagasan atau ide kreatif mereka tidak hanya secara lisan, tetapi juga secara tertulis. Hal ini bisa dilihat
dalam surat kabar yang memuat berbagai informasi secara tertulis. Berbagai
informasi tersebut dapat berbentuk
headline
, artikel, opini,
feature
, tajuk rencana, surat pembaca, dan sebagainya. Di dalam surat kabar juga terdapat jenis tindak
tutur lisan yang dituliskan melalui SMS
Short Message Service
. Sampai sekarang, banyak orang menyampaikan gagasan mereka, baik itu berupa saran
atau kritik dalam segala bidang melalui SMS yang dimuat dalam surat kabar. Surat kabar tersebut menyediakan rubrik atau kolom khusus untuk menampung
SMS-SMS yang telah dikirim ke redaksi untuk dimuat. Salah satu contoh rubrik yang menampung SMS-
SMS dari pembaca adalah rubrik “Halo Jogja”. Rubrik “Halo Jogja” terdapat di dalam surat kabar
Harian Jogja
. Rubrik tersebut memuat SMS pembaca
Harian Jogja
yang berisi masukan, kritik, dan saran. Rubrik “Halo Jogja” memang sengaja disediakan bagi pembaca untuk
menyalurkan gagasan mereka melalui bahasa yang singkat, jelas, sederhana, dan mudah dipahami oleh semua orang. Masukan, kritik, dan saran tersebut biasanya
ditujukan untuk masyarakat umum, sehingga bahasa yang digunakan seharusnya tidak hanya baik dan benar, tetapi juga santun.
Melalui observasi awal, kesantunan dalam wacana SMS pembaca
Harian Jogja
merupakan tuturan yang berupa ujaran impositif, komisitif, ekspresif, dan asertif. Menurut Wijana 1996: 55-56 bentuk ujaran komisitif adalah bentuk
ujaran yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran. Ujaran impositif adalah ujaran yang digunakan untuk menyatakan perintah atau suruhan. Ujaran
ekspresif adalah ujaran yang digunakan untuk menyatakan sikap psikologis pembicara terhadap sesuatu keadaan. Ujaran asertif adalah ujaran yang lazim
digunakan untuk menyatakan kebenaran proposisi yang digunakan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penelitian ini berjudul “Kesantunan Berbahasa dalam Wacana SMS Pembaca pada Rubrik „Halo Jogja‟
di Surat Kabar
Harian Jogja
”. Peneliti memilih surat kabar
Harian Jogja
karena surat kabar ini merupakan surat kabar di Daerah Istimewa Yogyakarta dan rubrik
“Halo Jogja” merupakan wadah bagi masyarakat untuk mengirimkan gagasannya ke redaksi
Harian Jogja
berupa SMS untuk dimuat. SMS tersebut berisi tentang permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat dan sering kali
disampaikan dengan menggunakan kata-kata tidak santun. Dengan demimikian, peneliti tertarik untuk melalukan penelitian tentang kesantunan berbahasa disetiap
isi SMS tersebut. Di surat kabar lain seperti surat kabar
Kompas
dengan rubrik “Swara Warga” yang isinya SMS dari pembaca yang mencakup wilayah nasional,
sehingga bahasa dari SMS tersebut terkesan santun dan tidak menarik untuk diteliti. Surat kabar
Kedaulatan Rakyat
dengan rubrik “Suara Rakyat” yang isinya SMS dari pembaca yang mencakup wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Jawa Tengah bagian selatan, peneliti beranggapan bahwa bahasa SMS tersebut sudah terkesan santun dan tidak menarik untuk diteliti.
Pada umumnya dalam SMS pembaca ada yang memperhatikan aspek kesantunannya dan ada pula yang tidak memperhatikannya. Dari permasalahan
tersebut, kesantunan berbahasa ini perlu dikaji guna mengetahui seberapa banyak pematuhan atau pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa ketika sedang
berkomunikasi dengan orang lain. Pematuhan atau pelanggaran kesantunan berbahasa tersebut dapat dilihat dari prinsip kesantunan berbahasa dengan
berbagai maksimnya yang dikemukakan oleh Leech di dalam bukunya yang sudah diterjemahkan oleh Oka berjudul
Prinsip-prinsip Pragmatik 1993
. Leech Terjemahan Oka, 1993: 206-207 mengemukakan prinsip-prinsip
kesantunan berbahasa yang meliputi enam maksim, yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahhatian, maksim
kesepakatan, dan maksim kesimpatian. Melalui maksim-maksim tersebut, dapat diketahui adanya
SMS pembaca pada rubrik “Halo Jogja” di surat kabar
Harian Jogja
yang mematuhi ataupun melanggar prinsip kesantunan berbahasa. Hal ini menjadi salah satu alasan peneliti menggunakan teori Leech Terjemahan Oka,
1993: 206-207 tentang prinsip kesantunan berbahasa. Teori-teori lain mengenai kesantunan berbahasa tidak sedetail teori-teori
yang dikemukakan oleh Leech Terjemahan Oka, 1993: 206-207. Adanya prinsip kesantunan berbahasa menjadikan teori Leech berbeda dan lebih unggul
dibandingkan dari teori-teori kesantunan berbahasa yang lainnya. Selain adanya prinsip kesantunan berbahasa tersebut, teori yang dikemukakan oleh Leech
meliputi pemarkah penanda kesantunan, skala kesantunan, aspek-aspek metalinguistik, dan implikatur sopan santun.
Peneliti beranggapan bahwa penelitian kesantunan berbahasa dalam wacana SMS pemba
ca pada rubrik “Halo Jogja” di surat kabar
Harian Jogja
dengan menggunakan teori kesantunan berbahasa Leech Terjemahan Oka, 1993: 206-207 sangat menarik untuk dilakukan.