metode deskriptif kualitatif, data yang diperoleh berupa SMS yang merupakan suatu ungkapan verbal. Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap data dengan
menggunakan metode padan pragmatik, yaitu untuk memahami hubungan semantis suatu wacana SMS pembaca pada surat kabar
Harian Jogja
. Analisis data merupakan upaya sang peneliti menangani langsung masalah
yang terkandung dalam data. Penanganan itu tampak dari adanya tindakan mengamati, membedah, menguraikan dan memburaikan atau memorakkan
masalah yang bersangkutan dengan cara-cara khas tertentu Sudaryanto, 1993: 6. Cara-cara khas tertentu yang dilakukan oleh peneliti untuk memahami
problematik satuan lingual yang diangkat sebagai objek yaitu dengan cara memasukkan data ke dalam indikator-indikator kesantunan yang telah dibuat.
F. Keabsahan Data
Untuk menguji keabsahan data yang didapat dalam penelitian ini digunakan ketekunan pengamatan. Menurut Moleong 2012: 329 ketekunan
pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Hal itu berarti
bahwa peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Kemudian peneliti
menelaah secara rinci sampai pada suatu titik sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh faktor yang dilelaah sudah dipahami dengan
cara yang biasa Moleong, 2012: 330. Untuk keperluan itu teknik ini menuntut agar peneliti mampu menguraikan secara rinci bagaimana proses analisis data
secara rinci tersebut dapat dilakukan sampai pada akhirnya dapat menjelaskan
rumusan masalah penelitian. Alasan dilakukan ketekunan pengamatan yaitu supaya data penelitian lebih valid dan untuk mengurangi tingkat kesalahan dalam
penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian kesantunan berbahasa dalam wacana SMS pembaca pada rubrik “Halo Jogja” di surat kabar
Harian Jogja
berupa deskripsi pematuhan maksim kesantunan berbahasa, pelanggaran maksim kesantunan berbahasa, serta
pematuhan dan pelanggaran maksim kesantunan berbahasa yang terjadi pada SMS pembaca di surat kabar
Harian Jogja
. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian, ditemukan adanya pematuhan maksim kesantunan berbahasa,
pelanggaran maksim kesantunan berbahasa, serta pematuhan dan pelanggaran maksim kesantunan berbahasa. Keseluruhan data yang terkumpul berdasarkan
jumlah kartu data yakni 208 kartu data SMS. Kartu data yang berupa pematuhan maksim kesantunan berbahasa berjumlah 65 data, pelanggaran maksim
kesantunan berbahasa berjumlah 121 data, dan pematuhan dan pelanggaran maksim kesantunan berbahasa berjumlah 22 data.
1. Pematuhan Maksim Kesantunan Berbahasa dalam SMS Pembaca di
Rubrik “Halo Jogja”
Pematuhan maksim kesantunan berbahasa yang ditemukan dalam SMS pembaca
pada rubrik “Halo Jogja” di surat kabar
Harian Jogja
berjumlah 65 SMS. Data pematuhan maksim tersebut berupa maksim kearifan, maksim
kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahhatian, maksim kesepakatan, dan maksim kesimpatian. Jenis pematuhan maksim kesantunan ini berupa
pematuhan satu maksim, dua maksim, dan tiga maksim. Pematuhan satu maksim
55
terdiri dari 9 SMS maksim kearifan, 9 SMS maksim kedermawanan, 5 SMS maksim pujian, 22 SMS maksim kesepakatan, dan 7 SMS maksim kesimpatian.
Pematuhan dua maksim terdiri dari 1 SMS maksim kearifan dan maksim kedermawanan, 1 SMS maksim kearifan dan maksim kesepakatan, 2 SMS
maksim kedermawanan dan maksim kesepakatan, 4 SMS maksim kedermawanan dan maksim kesimpatian, 1 SMS maksim kesepakatan dan maksim
kerendahhatian, dan 1 SMS maksim kearifan dan maksim kesimpatian. Sementara itu, pematuhan tiga maksim terdiri dari 1 SMS maksim pujian, maksim
kesepakatan dan maksim kesimpatian, dan 2 SMS maksim kedermawanan, maksim kesepakatan dan maksim kesimpatian.
Berikut ini ditampilkan tabel hasil penelitian pematuhan maksim kesantunan berbahasa pada SMS pembaca di Harian Jogja.