suatu  pernyataan  yang  diperkirakan  oleh  ilokusi,  misalnya,  minta  maaf,  merasa ikut  bersimpati,  mengucapkan  selamat,  memaafkan,  dan  mengucapkan
terimakasih. Tuturan asertif melibatkan pembicara pada kebenaran proposisi yang diekspresikannya,  misalnya,  menduga,  menegaskan,  meramalkan,  memprediksi,
mengumumkan, dan mendesak. Rahardi 2005: 62-63 menyebutkan maksim pujian dengan nama maksim
penghargaan.  Di  dalam  maksim  penghargaan  dijelaskan  bahwa  orang  akan dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha memberikan penghargaan
kepada  pihak  lain.  Dengan  maksim  ini,  para  peserta  diharapkan  agar  pertuturan tidak saling mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak yang lain.
Penutur  yang  sering  mengejek  lawan  tutur  di  dalam  kegiatan  bertutur  akan dikatakan  sebagai  orang  yang  tidak  sopan.  Dikatakan  demikian  karena  tindakan
mengejek  merupakan  tindakan  tidak  menghargai  orang  lain.  Karena  merupakan perbuatan  tidak  baik,  perbuatan  itu  harus  dihindari  dalam  pergaulan
sesungguhnya. Untuk memperjelas  hal  itu, tuturan 6 pada contoh  berikut  dapat dipertimbangkan.
14 Dosen A :  “Pak,  aku  tadi  sudah  memulai  kuliah  perdana
untuk kelas Business English.” Dosen B
: “Oya, tadi aku mendengar Bahasa Inggrismu jelas sekali dari sini.”
Informasi Indeksial: Dituturkan  oleh  seorang  dosen  kepada  temannya  yang  juga
seorang dosen dalam ruang kerja dosen pada sebuah perguruan tinggi.
Pemberitahuan  yang  disampaikan  dosen  A  terhadap  rekannya  dosen  B pada contoh di atas, ditanggapi dengan sangat baik bahkan disertai dengan pujian
atau  penghargaan  oleh  dosen  A.  Dengan  demikian,  dapat  dikatakan  bahwa  di dalam  pertururan  itu  dosen  B  berperilaku  santun  terhadap  dosen  A  Rahardi,
2005: 62-63.
d. Maksim Kerendahhatian
Maksim  kerendahhatian  mempunyai  dua  segi,  yaitu  segi  negatif    pujilah diri  sendiri  sedikit  mungkin  dan  segi  positif  kecamlah  diri  sendiri  sebanyak
mungkin Leech, terjemahan Oka, 1993:207. Maksim pujian berpusat pada orang lain, sedangkan maksim kerendahhatian berpusat pada diri sendiri.
Maksim  kerendahhatian  diungkapkan  dengan  kalimat  ekspresif  dan kalimat  asertif  sama  seperti  maksim  pujian.  Maksim  kerendahhatian  menuntut
setiap peserta pertuturan untuk memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri, dan meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri Wijana, 1996: 58.
Di  dalam  maksim  kesederhanaan  atau  maksim  kerendahan  hati,  peserta tutur  diharapkan  dapat  bersikap  rendah  hati  dengan  cara  mengurangi  pujian
terhadap dirinya sendiri. Orang akan dikatakan sombong dan congak hati apabila di  dalam  kegiatan  bertutur  selalu  memuji  dan  mengunggulkan  dirinya  sendiri.
Dalam masyarakat  bahasa dan budaya  Indonesia, kesederhanaan dan kerendahan hati  banyak  digunakan  sebagai  parameter  penilaian  kesantunan  seseorang
Rahardi, 2005: 64. Perhatikan contoh tuturan berikut. 15   A: Mereka baik sekali terhadap kita.
B : Ya, betul. 16
A: Anda baik sekali B : Ya, betul.
17 Bodoh sekali saya
17a   Pandai sekali saya 18
Bodoh sekali anda 18a  Pandai sekali anda
19 Terimalah hadiah yang kecil ini sebagai tanda penghargaan kami.
20 Terimalah hadiah yang besar ini sebagai tanda penghargaan kami.
Leech, terjemahan Oka, 1993: 214 Kalimat 15 menunjukkan bahwa memang sopan jika penutur sependapat
dengan pujian orang lain, kecuali kalau pujian itu ditunjukkan kepada diri sendiri. Begitu  juga  kalimat  17  menunjukkan  bahwa  mengecam  diri  sendiri  dianggap
baik karena kecaman itu dilebih-lebihkan untuk tujuan melucu. Pada kalimat 19, mengecilkan arti  kemurahan hati diri  sendiri  dianggap normal  dan konvensional,
tetapi tidak demikian bila kemurahan hati ini dibesar-besarkan. Dapat dilihat pada 16  dan  20  bahwa  melanggar  submaksim  pertama  maksim  kerendahhatian
berarti  membual  dan ini merupakan suatu  pelanggaran sosial  Leech,  terjemahan Oka, 1993: 214-215.
e. Maksim Kesepakatan
Maksim  kesepakatan  mempunyai  dua  segi,  yaitu  segi  positif  cenderung melebih-lebihkan kesepakatannya dengan orang lain dan segi negatif mengurangi
ketidaksepakatannya  dengan  ungkapan-ungkapan  penyesalan,  kesepakatan sebagian,  dan  sebagainya  Leech,  terjemahan  Oka,  1993:  217.  Apabila  terdapat
kesepakatan antara diri  penutur dan mitra tutur  dalam kegiatan bertutur, masing- masing dari mereka akan dapat dikatakan bersikap santun Rahardi, 2005: 64.
Maksim kesepakatan atau maksim kecocokan diungkapkan dengan tuturan asertif dan ekspresif Wijana, 1996: 59. Menurut Leech Terjemahan Oka, 1993:
327, tuturan
ekspresif mempunyai
fungsi untuk
mengekspresikan, mengungkapkan,  atau  memberitahukan  sikap  psikologis  sang  pembicara  menuju
suatu  pernyataan  yang  diperkirakan  oleh  ilokusi,  misalnya,  minta  maaf,  merasa