3. Mendeskripsikan pematuhan dan pelanggaran maksim kesantunan berbahasa
dalam wacana SMS pembaca pada rubri k “Halo Jogja” di surat kabar
Harian Jogja
.
G. Manfaat Penelitian
Setiap kegiatan penelitian selalu diharapkan bermanfaat bagi individu maupun masyarakat. Hasil penelitian dapat memberi manfaat praktis bagi para
pembacanya. Adapun manfaat praktis dari penelitian ini antara lain sebagai berikut.
a. Memberikan kontribusi pemikiran kepada para pembaca surat kabar dan
lembaga
Harian Jogja
dalam rangka menggunakan bahasa yang santun supaya lebih baik.
b. Sebagai bahan masukan bagi lembaga surat kabar
Harian Jogja
dalam mendayagunakan tuturan berbahasa yang santun.
c. Bagi peneliti dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam
meningkatkan pemahaman tentang tuturan bahasa yang santun di dalam media cetak.
H. Batasan Istilah
Dalam penelitian ini terdapat batasan istilah agar tidak terdapat kesalahan dalam mengartikan istilah pada penelitian ini dibuat batasan istilah sebagai
berikut.
1. Kesantunan Bahasa
Kesantunan berbahasa adalah kemampuan seorang bertutur kata secara halus antara penutur dan lawan tutur dengan baik dan benar, sehingga tercipta
suasana yang nyaman ketika berkomunikasi. 2. Prinsip Kesantunan Berbahasa
Prinsip kesantunan berbahasa yang mengacu pada Leech 1993: 206-207 dengan berbagai maksimnya memberikan tentang cara-cara bertutur sopan.
Maksim-maksim tersebut meliputi: maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahhatian, maksim kesepakatan, dan maksim
kesimpatian. 3. Harian Jogja
Harian Jogja merupakan surat kabar yang beredar di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Halo Jogja “Halo Jogja” merupakan rubrik dari surat kabar
Harian Jogja
yang isinya adalah SMS pembaca dalam hal pemberitahuan informasi, masukan, saran, dan
kritikan yang disampaikan kepada seluruh pembaca
Harian Jogja
. 5. SMS Pembaca
SMS Pembaca merupakan SMS yang dikirimkan oleh pembaca surat kabar
Harian Jogja
yang berisi pesan singkat, padat berupa kritik, saran, masukan yang tidak menyinggung masalah SARA, bukan fitnah, dan tidak bersifat
promotif.