31 b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Faktor ekstrinsik adalah adanya penghargaan,
lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
49
Sebagai contoh seseorang itu belajar karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai yang bagus dan kemudian mendapat
pujian dari temannya ataupun mendapatkan hadiah. Meskipun demikian perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak
penting. Pada proses kegiatan belajar-mengajar, motivasi ekstrinsik tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah,
dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga diperlukan motivasi
ekstrinsik.
50
c. Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran
Pada proses kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar
itu dapat tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-
49
Hamzah B. Uno, Op. Cit. h.23
50
Sardiman, Op. Cit. h.91
32 intelektual. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi
untuk melakukan kegiatan belajar.
51
Adapun beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
52
1. Menentukan Penguatan Belajar Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seseorang anak
yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan. Sebagai contoh, seorang siswa akan memecahkan materi matematika dengan
bantuan tabel logaritma. Tanpa bantuan tabel tersebut siswa itu tidak dapat menyelesaikan tugas matematika. Dalam kaitan itu, siswa berusaha mencari buku
tabel matematika. Upaya untuk mencari tabel matematika merupakan peran motivasi yang dapat menimbulkan penguatan belajar. Peristiwa tersebut dapat
dipahami bahwa sesuatu dapat menjadi penguat belajar untuk seseorang apabila seseorang tersebut benar-benar mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu.
2. Memperjelas Tujuan Belajar Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan
kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu jika yang dipelajarinya itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi
anak. Sebagai contoh anak akan termotivasi belajar matematika karena belajar matematika itu dapat melahirkan kemampuan anak dibidang matematika.
51
Ibid h.75
52
Hamzah B. Uno, Op. Cit. h.27
33 3. Menentukan Ketekunan Belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang
baik. Hal itu tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk
belajar maka dia tidak tahan lama belajar. Ia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap
ketahanan dan ketekunan belajar.
5. Penelitian Relevan