Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
1. Faktor Internal Siswa Faktor dari dalam diri siswa Faktor internal ini meliputi 2 aspek, yaitu aspek fisiologis yang bersifat
jasmaniah dan aspek psikologis yang bersifat rohaniah. a. Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmaniah dan tonus tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Untuk mempertahankan tonus jasmaniah agar tetap bugar, siswa sangat
dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olah raga ringan, sedapat
mungkin terjadwal secara tetap dan berkesinambungan. Kondisi organ- organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera
penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan.
Selain kondisi fisiologis umum, berfungsinya alat panca indera dengan baik merupakan syarat yang memungkinkan belajar berlangsung
dengan baik. Dengan sistem pendidikan dewasa ini, diantara panca indera manusia yang sangat memegang peranan penting dalam belajar adalah
mata dan telinga. Hal ini penting karena sebagian hal yang dipelajari manusia melalui penglihatan dan pendengaran.
b.Aspek Psikologis Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu,
semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar
seseorang. Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang
anak. Dimana faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa, yaitu:
1. Inteligensi Siswa Inteligensi pada umunya dapat diartikan sebagai kemampuan
psikis-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Sebagaimana diungkapkan oleh
Syah 2005 bahwa inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan
tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-
organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia.
Inteligensi atau kecerdasan merupakan faktor yang besar peranannya dalam menentukan berhasil atau tidaknya mengikuti
program pendidikan. Pada umumnya orang yang mempunyai taraf kecerdasan tinggi akan lebih baik prestasinya bila dibandingkan
dengan orang yang mempunyai taraf kecerdasan yang sedang maupun rendah.
2. Sikap Siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecendrungan untuk mereaksi atau merespon response tendency
dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif Syah, 2005. Sikap
siswa yang positif terutama pada guru dan mata pelajaran yang guru sajikan merupakan pertanda awal yang baik untuk proses belajar siswa
tersebut. Sebaliknya, jika sikap siswa negatif terhadap guru dan mata pelajarannya, apalagi bila diiringi dengan kebencian kepada guru atau
mata pelajaran tertentu dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut sehingga prestasi belajar yang dicapai siswa tersebut akan
kurang memuaskan. 3. Bakat Siswa
Secara umum bakat aptitude adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang Chaplin dalam Syah, 2005. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai
prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing- masing Syah, 2005.
4. Minat Siswa Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa,
sebab minat itu sendiri adalah kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu Syah, 2005. Dalam
konteks ini minat seseorang yang besar akan mempengaruhinya untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu tersebut secara terus-
menerus. Pada situasi belajar mengajar di sekolah, misalnya siswa yang
berminat pada suatu mata pelajaran tertentu akan cenderung untuk memusatkan perhatiannya secara terus menerus selama proses belajar
mengajar berlangsung. 5. Motivasi Siswa
Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorong untuk berbuat sesuatu Syah, 2005. Dalam pengertian ini,
motivasi berarti pemasok daya energizer untuk bertingkah laku secara terarah Gleitmen dan Reber dalam Syah, 2005.
2. Faktor Eksternal Siswa Faktor dari luar diri siswa
Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial.
A. Lingkungan Sosial Lingkungan sosial yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi lingkungan
sosial di sekolah adalah guru, staf administrasi, teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selain itu yang termasuk
lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar tempat tinggal siswa, dan lingkungan sosial yang lebih
banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegitana belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik
pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga letak rumah, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan
belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa Syah, 2005. B. Lingkungan Non-Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non-sosial meliputi gedung sekolah, rumah tempat tinggal keluarga siswa, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang
digunakan siswa. Faktor-faktor ini yang dipandang turut menentukan tingkat prestasi belajar siswa Syah, 2005.