Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
pun beragam, ada yang memang keinginan mereka, atau hanya sekedar mengikut- ikuti temannya yang lebih dulu mengikuti kursus musik. Dari hasil wawancara
terhadap 20 remaja yang dilakukan oleh peneliti, 60 remaja menunjukkan minat mereka terhadap kegiatan musik baik disekolah maupun diluar sekolah. Dan
minat mereka dengan kegiatan disekolah seperti paskibra ditunjukan oleh 20 remaja, 15 remaja mengaku menyukai basket, dan 5 remaja tertarik dengan
taekwondo. Remaja adalah suatu masa yang antara lain ditandai oleh sifat-sifat yang
idealis, romantis, berkhayal, berharapan tinggi dan berkeyakinan Gunarsa,2006. Beragam khayalan dan harapan remaja bermain musik, yaitu ingin memainkan
alat musik dengan baik dan benar. Keberhasilan dan kegagalan mempunyai akibat-akibat dalam penyesuaian diri individu dengan lingkungannya. Orang tua,
guru, dan orang dewasa lain ikut berperan, mengarahkan kehidupan remaja yang akan datang agar dapat mengenal apa yang menjadi aspirasi atau cita-cita mereka
dan berusaha mengarahkan sesuai dengan batas-batas potensi yang dimiliki remaja.
Orang tua dalam keluarga berperan sebagai guru, penuntun, pengajar, serta sebagai pemimpin pekerjaan dan pemberi contoh Shochib, 1998. Oleh
karena itu, sebagai orang tua harus dapat membantu dan mendukung terhadap segala usaha yang dilakukan oleh anaknya serta dapat memberikan pendidikan
informal guna membantu pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut serta untuk mengikuti atau melanjutkan pendidikan pada program pendidikan formal di
sekolah. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia.
Untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan selama mengikuti kursus musik, selain remaja harus berusaha semaksimal mungkin tentunya dibutuhkan
dukungan atau support dari orang terdekat seperti orang tua. Bentuk dukungan dari orang tua bisa bermacam-macam bentuknya. Seperti yang dikemukakan
Weiss dalam Cutrona, 1994 reliable alliance hubungan yang dapat diandalkan, reassurance of worth adanya pengakuan, attachment kedekatan emosional,
guidance bimbingan, social integration integrasi sosial dan opportunity for nurturance kesempatan untuk mengasuh. Dengan adanya dukungan tersebut,
maka remaja merasa lebih nyaman untuk melakukan aktivitas kursus musik tersebut. Setelah remaja merasa nyaman dengan kursus musiknya, anak semakin
tertarik dengan kursus yang ia tekuni, secara tidak langsung hal ini membawa dampak yang positif bagi remaja untuk mencapai prestasi belajar musik dengan
baik. Dalam penelitian hasil kolaborasi antara Sloboda dan Howe dalam
Djohan, 2005, peneliti ini menemukan bahwa orang tua siswa yang gigih cenderung memberikan dukungan dan dorongan untuk anaknya selama tahap awal
usia dini dalam perkembangan musik dan akan semakin dipertajam sampai anaknya menjadi lebih mudah menata diri dalam memainkan alat musik.
Sebaliknya, anak yang mudah menyerah untuk belajar musik cenderung datang dari keluarga yang orang tuanya memiliki sedikit keterlibatan pada tahap awal
belajar tetapi memaksa anaknya untuk latihan ketika usia remaja. Kondisi ketika
motivasi sudah melemah biasanya membuat orang tua berupaya habis-habisan agar anaknya belajar musik. Dari hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa, dukungan yang diberikan orang tua kepada anaknya dapat mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar musik. Orang tua yang menyukai musik dan
menyadari pentingnya pendidikan akan mendorong anak kearah kemajuan musiknya. Perhatian yang besar serta dukungan dari orang tua dibutuhkan agar
anak dapat memperoleh prestasi yang baik. Seperti misalnya orang tua menemani pada saat anak berlatih musik dan dengan antusias mendengarkan lagu yang
dimainkan. Dalam Gunarsa 2006 ada beberapa hal untuk memiliki syndrome
achievment atau proses untuk mencapai hasil, yang pertama aspirasi.
D
alam bercita-cita remaja mencapai tujuan, yang merupakan hasil latihan dari rumah dan
sekolah yang mengajarkan arti reputasi di mata masyarakat. Yang kedua motivasi, motivasi melengkapi dorongan yang dibutuhkan remaja untuk mengarahkan
tenaganya dalam mengarah ke tujuan yang dicita-citakannya. Dan yang ketiga ialah nilai keberhasilan. Remaja harus belajar menilai tujuan-tujuannya dan
menentukan bagaimana mereka harus menyesuaikan dengan harapan-harapan masyarakat, sehingga cita-cita itu menjadi bernilai. Kuatnya Syndrome
Achievment ditentukan oleh macam latihan yang dialami remaja. Orang tua yang memiliki cita-cita rendah untuk anaknya akan memberi sedikit latihan untuk
mencapai tujuan-tujuan dan sedikit motivasi untuk mencapai hasil. Dari ketiga bagian syndrome, yang paling penting adalah motivasi.
Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu perbuatan atau tindakan. Proses belajar pada siswa terjadi karena adanya motivasi untuk
melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar penting peranannya bagi siswa dalam usaha mencapai prestasi belajar yang tinggi. Siswa yang memiliki motivasi
belajar yang tinggi, cenderung menunjukkan semangat dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran, mereka biasanya kelihatan lebih menaruh perhatian
bersungguh-sungguh dalam belajar dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas.Arifudin, 2009
Dorongan berprestasi atau keinginan remaja untuk berprestasi berhubungan erat dengan aspek kepribadian yang perlu dibina sejak kecil
khususnya dalam keluarga. Keluarga dan suasana keluarga menjadi tempat yang baik untuk menanamkan dan mengembangkan dorongan berprestasi. Cara orang
tua bertindak sebagai orang tua yang melakukan pola asuh terhadap anak memegang peranan penting dalam menanamkan dan membina dorongan
berprestasi pada anak dan remaja. Orang tua bisa secara langsung mengajarkan agar apa yang dilakukan oleh anak harus mencapai hasil sebaik-baiknya, karena
dengan hasil yang baik, akan banyak membawa keuntungan bagi perkembangan diri dan hari depannya Gunarsa, 2004.
Pada dasarnya besar atau kecil pengaruh lingkungan dalam menumbuhkan motivasi belajar, tergantung kepada lingkungan itu sendiri. Dalam hal ini
lingkungan yang mempengaruhi motivasi belajar terdiri dari : lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Dari ketiga lingkungan tersebut, lingkungan
keluarga merupakan suatu faktor yang sangat mempengaruhi siswa dalam menumbuhkan motivasi belajar, khususnya orang tua.
Mengingat begitu pentingnya dukungan orang tua dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar musik, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Pengaruh Dukungan Orang tua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Musik pada remaja”.