Kedua perubahan tubuh. Ketiga Perubahan Minat dan peran. Keempat perubahan minat dan pola perilaku, dan yang Kelima sebagian besar
remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahannya. 4. Masa Remaja sebagai Usia bermasalah
Setiap masa periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh
anak laki-laki maupun perempuan. Serta kebanyakan dari mereka yang ingin mengatasi masalahnya dengan sendiri, yaitu dengan menolak
bantuan orang tua dan guru-guru. Namun banyak juga dari mereka yang tidak
mampu mengatasinya
dengan sendiri,
sebab karena
ketidakmampuannya mereka untuk mengatasi masalahnya tersebut dengan cara yang mereka yakini, banyak remaja yang pada akhirnya menemukan
bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka. 5. Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas
Identitas yang dicari para remaja yaitu berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat. Adapun salah satu cara
remaja untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai individu adalah dengan menggunakan simbol status atau dalam bentuk mobil, pakaian, dan
kepemilikan barang-barang lain yang mudah terlihat. Dengan cara ini remaja menarik perhatian pada diri sendiri dan agar dipandang sebagai
individu baik di dalam kelompoknya ataupun masyarakat. 6. Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan
Streotip populer juga mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya sendiri. Dalam membahas masalah streotip budaya
remaja, Anthony menjelaskan, ”streotip juga berfungsi sebagai cermin yang ditegakan masyarakat bagi remaja, yang menggambarkan citra diri
remaja. Adapun anggapan adapula anggapan yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak, yang mengakibatkan orang dewasa untuk
membimbing mereka para remaja. 7. Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik
Remaja cenderung memandang kehidupan melaui kaca berwarna merah jambu, ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia
inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita- cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga
bagi keluarga dan teman-temanya, yang menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja. Semakin tidak realistik cita-
citanya semakin ia menjadi marah. Dan remaja juga mudah sakit hati apabila orang lain mengecewakannya apabila ia tidak berhasil mencapai
tujuan yang ditetapkannya sendiri. 8. Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa
Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan streotip belasan tahun dan untuk
memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Adapun remaja yang menggunakan cara merokok, minum minuman keras, menggunakan
obat-obatan terlarang dan perbuatan seks, yang mereka lakukan untuk
memberikan citra yang mereka inginkan.
2.4.3 Tugas Perkembangan Remaja
Adapun tugas-tugas perkembangan pada remaja yaitu, 1. Mencaai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik
pria maupun wanita 2. Mencapai peran sosial pria dan wanita
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif 4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
5. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
6. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga 7. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku mengembangkan ideologi
2.5 JM Music Entertainment
JM Music Entertainment adalah sarana untuk berlatih bermain musik yang berdiri sejak tahun 2008. Siswa di JM Music Entertainment beragam mulai dari
anak-anak usia 5 thn sampai dengan remaja berusia 18 thn. Alat-alat musik yang ditawarkan di tempat kursus ini bermacam-macam, gitar, piano, drum, vocal,
saxophone, dan biola. . Siswa berlatih tiap 1 kali dalam seminggu dengan durasi 45 menit. Adapun biaya untuk mengikuti les tersebut ialah Rp.180.000 perbulan
untuk piano, keyboard, vocal, gitar dan bass dan Rp. 200.000 perbulan untuk
drum serta Rp. 300.000 untuk saxophone dan biola. Untuk mencapai level selanjutnya, diadakan tes atau semacam ujian. Dan jika berhasil menjalani ujian,
siswa mendapat sertifikat serta raport sebagai tanda bahwa siswa mampu mencapai level selanjutnya.
2.6. Kerangka Berpikir
Orang tua dalam keluarga berperan sebagai guru, penuntun, pengajar, serta sebagai pemimpin pekerjaan dan pemberi contoh Shochib, 1998. Oleh
karena itu, sebagai orang tua harus dapat membantu dan mendukung terhadap segala usaha yang dilakukan oleh anaknya serta dapat memberikan pendidikan
informal guna membantu pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut serta untuk mengikuti atau melanjutkan pendidikan pada program pendidikan formal di
sekolah. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan didalam keluarga akan selalu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan watak, budi pekerti dan
kepribadian tiap-tiap manusia. Bentuk dukungan dari orang tua bisa bermacam-macam bentuknya.
Seperti yang dikemukakan Weiss dalam Cutrona, 1994 reliable alliance hubungan yang dapat diandalkan, reassurance of worth adanya pengakuan,
attachment kedekatan emosional, guidance bimbingan, social integration integrasi sosial dan opportunity for nurturance kesempatan untuk mengasuh.
Dengan adanya dukungan tersebut, maka remaja merasa lebih nyaman untuk melakukan aktivitas kursus musik tersebut. Setelah remaja merasa nyaman dengan
kursus musiknya, anak semakin tertarik dengan kursus yang ia tekuni, secara tidak
langsung hal ini membawa dampak yang positif bagi remaja untuk mencapai prestasi belajar musik dengan baik.Dengan adanya dukungan diatas, maka remaja
merasa lebih nyaman untuk melakukan aktivitas kursus musik tersebut. Setelah remaja merasa nyaman dengan kursus musiknya, anak semakin tertarik dengan
kursus yang ia tekuni, secara tidak langsung hal ini membawa dampak yang positif bagi remaja untuk mencapai prestasi belajar musik dengan baik.
Adapun sebaliknya, jika remaja tidak mendapat dukungan dari orang tuanya akan membawa dampak yang negatif dalam pencapaian prestasi belajar
musiknya. Seperti remaja tidak dihargai dalam bermusik, berkurangnya minat anak dalam bermusik.
Selain itu dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin
melakukan aktivitas belajar Djamarah, 2002. Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu perbuatan atau tindakan. Proses belajar pada siswa
terjadi karena adanya motivasi untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar penting peranannya bagi siswa dalam usaha mencapai prestasi belajar yang
tinggi. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, cenderung menunjukkan semangat dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran, mereka
biasanya kelihatan lebih menaruh perhatian bersungguh-sungguh dalam belajar dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, baik di kelas maupun di luar
kelas.Arifudin, 2009