kelemahan AHP berupa kemampuan mengakomodasi keterkaitan antar kriteria atau alternatif Saaty, 1999. Keterkaitan pada metode ANP ada 2 jenis yaitu
keterkaitan dalam satu set elemen inner dependence dan keterkaitan antar elemen yang berbeda outer dependence.
Adanya keterkaitan tersebut menyebabkan metode ANP lebih kompleks dibanding metode AHP. Pembobotan dengan ANP membutuhkan model yang
merepresentasikan saling keterkaitan antar kriteria dan subkriteria yang dimilikinya. Ada 2 kontrol yang perlu diperhatikan didalam memodelkan sistem
yang hendak diketahui bobotnya. Kontrol pertama adalah kontrol hierarki yang menunjukkan keterkaitan kriteria dan sub kriterianya. Pada kontrol ini tidak
terlalu membutuhkan struktur hierarki seperti pada metode AHP. Kontrol lainnya adalah kontrol keterkaitan yang menunjukkan adanya saling keterkaitan antar
kriteria atau cluster Saaty, 1996.
3.6.1. Pairwise Comparison Perbandingan Berpasangan
Sama halnya dengan metode AHP, dalam metode ANP perbandingan berpasangan merupakan salah satu pendekatan yang dikemukakan Thomas L.
Saaty untuk menentukan kepentingan relatif antara alternatif-alternatif dan kriteria-kriteria yang ada satu sama lain. Dalam hal ini pengambil keputusan harus
dapat memberikan pendapatnya tentang nilai dari perbandingan tersebut. Banyaknya perbandingan berpasangan yang diperlukan dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
∑ Perbandingan Berpasangan = n x Dimana :
n = Jumlah alternatifkriteria
Misalnya dalam contoh dibawah ini terdapat 3 alternatifkriteria maka akan terdapat 3 x
perbandingan berpasangan. Skala yang digunakan untuk perbandingan berpasangan dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Skala Perbandingan Berpasangan Intensitas
Pentingnya Definisi Penjelasan
1 Kedua elemen sama pentingnya
Dua elemen menyumbangnya sama besar pada sifat itu.
3 Elemen yang satu sedikit lebih
penting ketimbang lainnya Pengalaman dan pertimbangan sedikit
menyokong satu elemen atas lainnya. 5
Elemen yang satu essensial atau sangat penting ketimbang elemen
lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan
kuat menyokong satu elemen atas elemen lainnya.
7 Satu elemen jelas lebih penting dari
elemen lain Satu elemen dengan kuat disokong, dan
dominannya telah terlihat dalam praktek 9
Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen lainnya.
Bukti yang menyokong elemen satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan
tertinggi yang mungkin menguatkan.
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua pertimbangan
berdekatan Kompromi diperlukan antara dua
pertimbangan. Sumber: Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Thomas L. Saaty, 1993
Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma reciprocal
, artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j, maka
Universitas Sumatera Utara
elemen j harus sama dengan 13 kali pentingnya dibanding elemen i. Disamping itu, perbandingan dua elemen yang sama akan menghasilkan angka 1, artinya
sama penting. Dua elemen yang berlainan dapat saja dinilai sama penting. Jika terdapat m elemen, maka akan diperoleh matriks pairwise comparison berukuran
m x n. Banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun matriks ini adalah nn-12 karena matriks reciprocal dan elemen-elemen diagonalnya sama dengan
1. Sebagai contoh, membandingkan fungsi yang ada pada monitor komputer
Samsung dengan merk LG, dan Acer. Melalui pengumpulan data diperoleh bahwa fungsi pada monitor komputer Samsung sedikit lebih banyak daripada LG,
dan monitor LG lebih banyak fungsinya daripada Acer. Sedangkan monitor Samsung lebih fungsional dari Acer. Maka data-data tersebut disusun dalam
matriks perbandingan berpasangan yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Matriks Perbandingan Berpasangan Fungsi Acer
Samsung LG
Acer 1 3
2
Samsung 13 1
15
LG ½ 5
1
Matriks perbandingan berpasangan ini dilakukan setelah selesai dengan pembuatan kriteria dan alternatifnya. perbandingan berpasangan ini digunakan
untuk membandingkan suatu tingkat kepentingan dari 2 elemen alternatif dengan melihat tanggapan dari elemen ketiga kriteria. Melalui model ini diperlukan
Universitas Sumatera Utara
suatu tingkat perbandingan dengan tingkat kepentingan dari elemen lainnya. Kemudian jumlahkan semua nilai di dalam masing-masing kolom matriks
perbandingan berpasangan, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Penjumlahan Nilai Per Kolom MBP Fungsi Acer
Samsung LG
Acer 1 3
2
Samsung
13 1 15
LG ½ 5
1 116 9
165
Bagi setiap nilai di masing-masing kolom matriks perbandingan berpasangan dengan jumlah kolom yang sesuai, yang kemudian menghasilkan
matriks normalisasi yang dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4. Matriks Normalisasi Fungsi Acer
Samsung LG
Acer 611 39 58
Samsung 211 19
116
LG 311 59
516
Hitung nilai rata-rata dari setiap matriks normalisasi, yang hasilnya disebut bobot lokal. Contohnya dapat dilihat pada tabel 3.5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.5. Perhitungan Bobot Lokal Fungsi Acer
Samsung LG Bobot Lokal
Acer
0,5455 0,3333 0,6250 0,5012
Samsung
0,1818 0,1111 0,0625 0,1185 LG
0,2727 0,5556 0,3125 0,3803 1,0000
3.6.2. Inconsistency