Laporan Tahunan DRN - 2016 52
2.2.3.6  FOCUS GROUP DUSCUSSION: PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS SDA, IPTEK
– INOVASI
Fokus  Group  Discussion  yang  diselenggarakan  oleh  Komtek  Material  Maju  DRN bertempat di Hotel Sari Pan Pacific - Jakarta, pada hari Rabu 19 Oktober 2016.
Latar  belakang  dari  FGD  ini  adalah  bahwa  Rencana  Pembangunan  Jangka  Panjang Nasional 2005-2024  : menggariskan Pembangunan Iptek nasional disusun secara bertahap
Laporan Tahunan DRN - 2016 53
untuk  mencapai  kemandirian,  maju,  adil  dan  makmur  di  tahun  2024.    Sedangkan Rencana  Pembangunan  Jangka  Menengah  ketiga,  tahun  2015-2019  :  Memantapkan
pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian  yang  berbasis  SDA  yang  tersedia,  SDM  yang  berkualitas,  serta  kemampuan
Iptek
Banyak sekali kebutuhan bahan baku industri masih import, padahal bahan dasarnya banyak  yg  tersedia  di  Indonesia. Untuk  itu  perlu  dipikirkan  bagaimana  proses  nilai  tambah
bahan baku nasional.  Selain bahan baku industri, masih banyak baku nasional bisa diproses menjadi  material  maju,  seperti  nano  material,  graphene  dengan  nilai  tambahnya  sangat
tinggi.  Melalui  FGD  ini,  DRN  akan  menjawab  target  yang  ditetapkan  dalam  Rencana Pembangunan Jangka Menengah ketiga pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian
berbasis  SDA  nasional.    Bagaimana  mengolah  bahan  baku  nasional  tersebut  dengan memanfaatkan  kemampuan  SDM  dan  teknologi  maju  yg  ada  menjadi  produk  inovatif  dan
menjadi bisnis dalam bentuk konsorsium.
FGD ini bertujuan untuk:
1. Mendorong  pembangunan  Industri berbasis  bahan  baku  nasional  sebagai  bahan  bahan
baku subsitusi import 2.  Mendorong  produksi  nasional  bahan  inovatif  yang  berdaya  saing,  memberikan  nilai
tambah    tinggi  dan  mempunyai  multiplier  effect  serta  berbasis  Iptek-Inovasi  material maju
3.  Mempertemukan  suplier  dan  pengguna  bahan  baku  nasional  untuk  membangun industrinya
Laporan Tahunan DRN - 2016 54
Nara  sumber  yang  diundang  utuk  berbicara  dalam  FGD  ini  adalah  1  Ir.  Rauf Purnama,    Prof  Dr.  Bambang  Sunendar,  dan  Dr.  Nurul  Taufiqurohman.      Bisnis  Industri
Berbasis Migas, Batubara dan Agro.  Potensi Pemanfaatan Biomassa di Indonesia.   Strategi Pengembangan  Material  Maju  Berbasis  Sumberdaya  Alam.    Sesi  ini  dipimpin  oleh
Moderator :  Ir. Achdiat Atmawinata.
CATATAN HASIL FGD 1.  Perlu  perencanaan  yang  detil  dalam  pembangunan  industri  dari  hulu  sampai  ke  hilir
berikut  produknya,  misal  dalam  pemanfaatan  Sumberdaya  alam  migas perlu  ditentukan apakah  untuk  energi,  bahan  baku  industri  petro  kimia  atau  untuk  energi  dan  industri
petro  kimia.  Sebagai  contoh  dalam  industri  berbasis  gas  alam  Indonesia  baru  dipakai untuk  industri  Pupuk  saja,  yang  sebetulnya  bisa  banyak  produk  yg  dihasilkan  dengan
yang bervariasi
2.  Industri dapat dibagi menjadi Industri Hulu, Industri Antara dan Industri Hilir. Industri hulu    Pemerintah  harus  hadir,  karena  nilai  investasi  tinggi,  low  return,  long  time
investment.  Namun  demikian  industri  hulu  akan  membuka  peluang  rantai  nilai multiplier yg panjang bagi pengembangan industri antara dan industri hilirnya
3.  Banyak negara-negara yang mengimport SDA untuk diolah di industrinya, memiliki GDP yg  lebih  besar  dibanding  Indonesia  yang  mengekspor  SDA.  Hal  ini  menunjukkan
pengolahan SDA memberikan nilai tambah yang besar bagi negara yang bersangkutan 4.  Tawaran  dari  Balitbang  ESDM  untuk  mengangkat  LTJ  bagi  industri  Hankam  melalui
konsorsium antar KL 5.  Pengolahan  SDA  harus  menyeluruh  tidak  hanya  satu  produk  saja,  diproduksi  dengan
rantai  nilai  yang  panjang.  Dalam  membangun  industri  harus  dipertimbangkan ketersediaan bahan baku, teknologi dan pasar yang akan menyerap produk industri
6.  SDA harus diolah untuk mendapatkan nilai tambah yg sebesar-besarnya di dalam negeri, karena akan menciptakan multiplier efek, lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi
7.  Diperlukan undang-undang Sumberdaya Alam, dimana SDA sebagai aset  bangsa, bukan sebagai  komoditi.  Dalam  hal  tersebut  pemerintah  harus  hadir  dalam  pengelolaan  SDA,
cegah  de-industrialisasi  dan  penyediaan  anggaran.  Dalam  membangun  industri  perlu dibangun inkubasi usaha
Laporan Tahunan DRN - 2016 55
8.  Dalam  hal  penjualan  gas,  harga  ekspor  lebih  murah  dibanding  harga  di  dalam  negeri. Perlu  diusahakan  agar  gas  hanya  untuk  konsumsi  dalam  negeri  domestic  market
obligation 9.  Proposal  insentif  riset  yang  masuk  ke  Kemen  Ristek-Dikti  proposal  riset  dasar  lebih
banyak  dibanding  dengan  proposal  riset  terapan.  Oleh  karenanya  diperlukan  kerjasama antara  Ristek  dan  Perindustrian.  Telah  diatur  dalam  PP  412015  tentang  Penerapan
Teknologi, dapat dijadikan landasan kerjasama tersebut
10. Biomas  Indonesia  sangat  potensial  sebagai  bahan  baku  material  maju,  dengan kemampuan  melebihi  material  konvensional.  Prof.  Bambang  Sunendar  bersedia
membantu sebarkan hasil temuannya untuk masyarakat yang memerlukan 11.  Monasit  yang  mengandung  radio  aktif,  akibatnya  para  pemegang  IUP  malas
menyimpannya karena terkait dengan izin2 12.  Banyak harapan kepada DRN untuk berperan dalam mengurai ketidak maksimalan dalam
pengambilan keputusan dan gagasan baru seperti antara lain pemilihan produk industry yang  memberikan  hasil  yang  lebih  maksimal,  menginisiasi  pembuatan  Undang-undang
Sumberdaya Alam, menjembatani sinergi antar KL dan lain-lain
2.2.3.7 FOCUS  GROUP  DISCUSSION  “PENGEMBANGAN  INTELLIGENT