Rapat-rapat Tim Adhoc .1 Rapat Tim Adhoc Tanggal 20 Mei 2016

Laporan Tahunan DRN - 2016 109 2.2.5 Rapat-rapat Tim Adhoc 2.2.5.1 Rapat Tim Adhoc Tanggal 20 Mei 2016 Rapat dibuka oleh bapak Bambang Setiadi selaku Ketua Dewan Riset Nasional sekaligus mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan konsistensi anggota adhoc dalam menyelesaikan penyempurnaan revisi UU nomor 18 tahun 2002. Presentasi Bapak Iding Chaidir tentang studi banding National research council yang ada di Korea dan Swedia lihat lampiran tabel NRC of the world. Presentasi bapak Wayan, bahwa a idealnya DRN langsung di bawah presiden, b Jaringan adalah bahagian dari tubuh sebuah undang undang, sehingga tidak boleh lagi terpisah dengan batang tubuh. Struktur UU 18 tahun 2002 revisi kemenristekdikti terlalu gemuk dan bersifat sangat sektoral seperti struktur departemen. UU seharusnya merupakan manifestasi untuk kepentingan bangsa dan negara bukan bersifat sektoral. Sebuah kebijakan UU harus memiliki value chain rantai nilai, dalam setiap literatur yang dipergunakan oleh setiap negara, sebuah produk kebijakan riset dan pengembangannya sangat dipengaruhi oleh 1 lingkungan kebijakan, 2 insentif, 3 subsidi, 4 peraturan pendukung, 5 Industri dan 6 pasar. Akademia, pusat riset dan industri selalu menjadi penyedia riset dasar, terapan, demonstrasi, penyebaran hingga komersialisasinya untuk menjawab pasar, kebutuhan pemerintah dan ekspor. UU nomor 18 tahun 2002 hasil revisi ristek poin c dalam pertimbangan : bahwa Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman, sehingga perlu diganti; jika diterjemahkan berarti Riset dan pengembangan iptek tidak diperlukan lagi di Indonesia. Hal ini sangat penting untuk ditindak lanjuti karena semua negara maju wajib memiliki riset dan pengembangannya. Laporan Tahunan DRN - 2016 110 Kelemahan sendi perekonomian bangsa adalah  Belum terselesaikannya persoalan kemiskinan, kesenjangan sosial, kesenjangan antar wilayah, kerusakan lingkungan hidup, 
  Ketergantungan dalam hal pangan, energi, keuangan, dan teknologi 
  Tidak mampu memanfaatkan kekayaan alam 
  Tidak mampu memberi jaminan kesehatan dan kualitas hidup yang layak, 
  Ketimpangan pendapatan dan kurangnya pemerataan 
  Ketergantungan pada utang luar negeri 
  Pangan yang mengandalkan impor 
  Tidak tanggap terhadap krisis energi 
  Berkurangnya cadangan minyak nasional Sudah saat nya Indonesia memiliki rancangan UU IPTEK untuk kesejahteraan rakyat yang mampu menjawab kelemahan di atas. Diskusi dan usulan Anggota sepakat untuk merancang revisi UU 18 berdasarkan versi lama, yang memiliki rantai nilai iptek dan inovasi untuk kesejahteraan rakyat. Hasil hasil  UU 18 tahun 2002 hasil revisi Kemenristekdikti merupakan perubahan total, bukan amandemen;  DRN akan membentuk UU 18 dengan dasar revisi mengacu pada UU 18 yang lama yang memiliki rantai nilai inovasi untuk kesejahteraan rakyat;  Pasal pasal yang diperbaiki adalah berdasarkan UU 18 yang lama, karena UU yang baru tidak menyebut Inovasi sama sekali;  UU yang baru harus mampu menjawab cross sectoral issue;  DRN mengusulkan kata sistem Nasional dihilangkan;  UU harus mampu menjawab permasalahan pendanaan;  Memiliki value chain;  UU yang baru harus mampu menjawab tantangan pemerintah saat ini, bukan menambah beban pemerintah;  Merangkum studi tentang dewan riset nasional Negara Negara lain; Tindak lanjut  Ketua DRN akan melaporkan dalam rapat BP pada 24.05.2016;  Rapat Lanjutan akan difinalisasi dalam rapat konsyinyering, waktu dan tempat akan diputuskan oleh sekretaris DRN.

2.2.5.2 Rapat Tim Adhoc Tanggal 14 Juni 2016