Laporan Tahunan DRN - 2016 24
8  Menyikapi  undangan  rapat  oleh  Dirjen  Penguatan  Riset  dan  Pengembangan  tentang Rencana  Induk  Riset  Nasional,  maka  berbagai  masukan  adalah  sebagai  berikut:  i
melakukan  komunikasi  pendahuluan  sebelum  rapat,  ii  Ketua  DRN  perlu  datang  dan menyampaikan  keterkaitannya  dengan  ARN  secara  konstruktif  dengan  tidak
menginggung  perasaan,  dan  iii  agar  hubungan  baik  dengan  Kemenristekdikti  dapat ditingkatkan,  mengingat  DRN  masih  tergantung    belum  bisa  terlepas  dari
Kemenristekdikti
2.2.2.3   Rapat Badan Pekerja Tanggal  27 April 2016
Rapat  dibuka  oleh  Ketua  Dewan  Riset  Nasional    Dr.  Ir.  Bambang  Setiadi  IPU  yang menyampaikan  laporan  sebagai  pemateri  di  Universitas  Al  azhar.  Bahwa  Agenda  Riset
Nasional  saat  ini  telah  sangat  dinantikan  oleh  universitas  dan  Dewan  Riset  Daerah  sebagai acuan riset untuk 2 tahun ke depan.
Selanjutnya disampaikan laporan Sekretaris DRN bapak Iding Chaidir terkait Laporan perkembangan  penyusunan  ARN,  Kesepakatan  Penyajian  dan  Substansi  ARN  dan  Rencana
Finalisasi  ARN.  Konten  agenda  riset  nasional  2015-2019  adalah  sebagai  berikut  1  Kata Sambutan, 2 Daftar Isi, 3 Daftar Tabel, 4 Daftar Gambar, 5 BAB I Pendahuluan, terdiri
dari  latar  belakang,  maksud  dan  tujuan  dan  metodelogi,  6  BAB  II  Agenda  Riset  Nasional, terdiri  dari  bidang  fokus  dengan  sistematika  nya  adalah  latar  belakang,  isu  pokok  bidang
fokus, agenda riset bidang fokus, prioritas riset bidang fokus, 7 BAB III Implementasi dan BAB  IV  PENUTUP. Status  terakhir hingga  24.05.2016  tinggal  menunggu  dari  Bidang  Sosial
Humaniora.  Terkait penyamaan output, Ketua DRN mengingatkan agar memperhatikan juga output Kementerian Riset Teknologi dan DIKTI.
Laporan  Ketua  DRN  tentang  Hasil  Kerja  Tim  Adhoc  amandemen  UU182002. Mencermati hasil revisi akhir dari Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Riset Teknologi
dan DIKTI ranggal 9 Mei 2016 bahwa UU182002 telah berganti judul menjadi RUU sistem nasional ilmu pengetahuan dan teknologi yang terdiri dari 11 bab 76 pasal lihat PPT paparan
UU  18  hal  4-6.  Atas  pertimbangan  tim  adhoc  yang  merupakan  pakar  ahli  dalam  membuat UU perindustrian, Pertahanan Keamanan maupun UU energi, Memperhatikan proses revisi
UU Nomor 18 Tahun 2002 dan banyak yang mempertanyakan keterlibatan DRN, hasil Revisi dari Kemenristekdikti dan Usulan Tim Adhoc DRN. Dari revisi tersebut muncul 3 opsi yang
tentang  apa  yang  harus  dilakukan  DRN  selanjutnya  yaitu:  1  Memperbaiki  dari  awal  UU Nomor  18  Tahun  2002,  2  Memperbaiki  UU  Nomor  18  Tahun  2002,  dan  3  Menyusun
sendiri  UU182002.  Di  dalam  revisi  akhir  UU182002  dari  kemenristekdikti  pada pertimbangan poin c disebutkan:
“bahwa Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem  Nasional  Penelitian,  Pengembangan,  dan  Penerapan  Ilmu  Pengetahuan  dan
Teknologi  sudah  tidak  dapat  memenuhi  kebutuhan  masyarakat  dan  perkembangan zaman, sehingga perlu diganti
” Para  pakar  selanjutnya  memaknai  bahwa  rumusan  UU  ini  bukanlah  amandemen,
melainkan mengganti Undang undang. Yang hilang dari undang undang yang baru tersebut adalah : 1 Dewan Riset Nasional DRN tidak ada, 2 Agenda Riset Nasional Tidak ada dan
3  Inovasi  Tidak  ada.  Sehingga  misi  menjadi  tidak  jelas,  struktur  undang  undang  menjadi seperti  departemen,  UU  menjadi  menggelembung  serta  merubah  UU  bukan  amandemen.
Pertanyaan selanjutnya adalah : apakah UU terkait DRN masih diperlukan? Pembuktian UU Iptek  untuk  kepentingan  Nasional  :  1  UU  Perindustrian  melahirkan  KOMITE
PERINDUSTRIAN,  2  UU  Energi  melahirkan  Dewan  Energi  Nasional  DEN,  3  UU pertahanan  melahirkan  KKIP  dan  4  UU  Iptek  harus  melahirkan  Dewan  Riset  Nasional
DRN.  Hasil  studi  banding  tentang  DRN  dengan  negara  negara  lain  seperti  :  KOREA, SINGAPORE,  AMERIKA  SWEDIA,  CANADA,  CHINA,  JERMAN,  IRAN,  JEPANG,  dan
Laporan Tahunan DRN - 2016 25
INGGRIS. Usulan yang harus dilakukan adalah : memilih melanjutkan revisi atau menyusun baru, menetukan filosofi, membuat buku putih, membuat draft UU atau revisi yang memiliki
inovation value chain.
Beberapa catatan dan masukan dari peserta rapat antara lain sebagai berikut: 
Ketua  KOMTEK  Pangan,  “bahwa  Riset  dan  pengembangannya  merupakan  strategi negara negara maju, dan Indonesia juga harus memiliki Dewan Riset Nasional, untuk
itu menyetujui revisi UU182002”. 
Ketua KOMTEK Material maju, “berkaca dari kesempurnaan UU perindustrian, untuk
itu revisi UU182002 perlu dilanjutkan ”.
 Ketua
KOMTEK Hankam,
“Agenda Riset
Nasional harus
stated menyebutkanmenjadi  acuan  KL,  Industri,  dan  Perguruan  Tinggi,  diperlukan  uji
p ublik dan menyetujui revisi UU182002 untuk kesejahteraan rakyat”.
 Ketua  KOMTEK  energi,  menyetujui  revisi  UU182002  seperti  halnya  UU  energi
melahirkan Dewan Energi Nasional”. 
Wakil Ketua DRN, “selalu menempatkan posisi profesional ketika melaporkan kepada menteri”.
Kesimpulan  dan  tindak  lanjut  rapat  BP  ini  adalah  sebagai  berikut:  1  Membawa usulan rapat hari ini kepada menteri sebagai laporan; 2 Memantabkan ARN dalam bentuk
buku dalam konsinyering di Jogjakarta. Sedangkan tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah 1  Finalisasi  dilanjutkan  oleh  KOMTEK  di  Jogjakarta,  bersamaan  dengan  dilaksanakannya
Rapat  BP  di  Jogjakarta;  2  Rapat  BP  selanjutnya  akan  akan  dilaksanakan  pada  29  Mei-  1 Juni di Jogjakarta.
2.2.2.4   Rapat Badan Pekerja Rabu, 14 September 2016