Rapat Tim Adhoc Tanggal 14 Juni 2016

Laporan Tahunan DRN - 2016 110 Kelemahan sendi perekonomian bangsa adalah  Belum terselesaikannya persoalan kemiskinan, kesenjangan sosial, kesenjangan antar wilayah, kerusakan lingkungan hidup, 
  Ketergantungan dalam hal pangan, energi, keuangan, dan teknologi 
  Tidak mampu memanfaatkan kekayaan alam 
  Tidak mampu memberi jaminan kesehatan dan kualitas hidup yang layak, 
  Ketimpangan pendapatan dan kurangnya pemerataan 
  Ketergantungan pada utang luar negeri 
  Pangan yang mengandalkan impor 
  Tidak tanggap terhadap krisis energi 
  Berkurangnya cadangan minyak nasional Sudah saat nya Indonesia memiliki rancangan UU IPTEK untuk kesejahteraan rakyat yang mampu menjawab kelemahan di atas. Diskusi dan usulan Anggota sepakat untuk merancang revisi UU 18 berdasarkan versi lama, yang memiliki rantai nilai iptek dan inovasi untuk kesejahteraan rakyat. Hasil hasil  UU 18 tahun 2002 hasil revisi Kemenristekdikti merupakan perubahan total, bukan amandemen;  DRN akan membentuk UU 18 dengan dasar revisi mengacu pada UU 18 yang lama yang memiliki rantai nilai inovasi untuk kesejahteraan rakyat;  Pasal pasal yang diperbaiki adalah berdasarkan UU 18 yang lama, karena UU yang baru tidak menyebut Inovasi sama sekali;  UU yang baru harus mampu menjawab cross sectoral issue;  DRN mengusulkan kata sistem Nasional dihilangkan;  UU harus mampu menjawab permasalahan pendanaan;  Memiliki value chain;  UU yang baru harus mampu menjawab tantangan pemerintah saat ini, bukan menambah beban pemerintah;  Merangkum studi tentang dewan riset nasional Negara Negara lain; Tindak lanjut  Ketua DRN akan melaporkan dalam rapat BP pada 24.05.2016;  Rapat Lanjutan akan difinalisasi dalam rapat konsyinyering, waktu dan tempat akan diputuskan oleh sekretaris DRN.

2.2.5.2 Rapat Tim Adhoc Tanggal 14 Juni 2016

Sekretaris DRN menyampaikan rangkuman hasil konsinyering di Jogjakarta yang diselenggarakan pada tanggal 29-30 Mei 2016. Laporan Tahunan DRN - 2016 111 Diskusi Tanggapan 1 Utama Padmadinata, menyampaikan bahwa perubahan UU No. 18 yang telah disusun oleh Kemenristekdikti sudah cukup baik, walaupun masih terdapat hal-hal yang mendasar yang belum tercakup, misalnya belum ada DRN dan belum “by order”. Perubahan tersebut sudah mengacu pada UU No. 3 Tahun 2012, tentang Perindustrian. Kelemahan lainnya adalah bersifat sektoral dan riset belum berujung industri. 2 Achdiat Atmawinata, menyampaikan bahwa amandemen UU No. 18 perlu mengacu pada UU Energi No. 30, tahun 2007, yang mengamanatkan DEN Dewan Energi Nasional, yang diketuai Presiden dengan Ketua Harian Menteri ESDM. Kita perlu merencanakan DRN seperti DEN. DEN membuat RUEN Rencana Umum Energi Nasional , dimana dalam implementasinya ada matriks dengan Kementrian lain seperti Keuangan, Bappenas. Dalam hal ini keanggotaan dibedakan member Voting dan Non Voting. Disamping itu, berbagai hal yang menjai pertimbangan adalah: i. Batu sandungan adalah Kemen PAN, yang cenderung justru ingin menghilangkan institusi lembaga non struktural ii. Untuk menyusun Pembiayaan, perlu mengundang narasumbernya. iii. DRN sudah di posisi yang baik, karena sudah terdapat di UU No. 18 2002, yang penting posisi DRN harus dikuatkan agar DRN dibawah Presiden iv. Perlunya memberikan masukan kepada Menteri, perjuangan melalui Menteri dengan menyampaikan kewenangan dan fasilitas lebih anggaran, kantor dengan tugas yang jelas untuk: i menyususn ARN, dan ii mengawasi bukan instansi executor. v. Sebagaimana pada DEN, yang mempunyai kewenangan-2 yang besar, misalnya dengan Sekjen Eselon I struktural, dapat membentuk Working Group, melakukan kajian-2. 3 Achdiat Atmawinata menambahkan yaitu: i perlunya merubah paradigma, ii bicara komunikasi dengan DPR, karena menyangkut kebijakan riset dan inovasi iii peranan Menteri untuk UU Perindustrian sangat besar, iv Pentingnya final distination: riset, teknologi, industri, v Riset follow industri RIPIN engan target-target sebagai iming- iming. 4 Agus Suyarso, menyampaikan bahwa berdasarkan pada UU No. 16 Tahun 2012, tentang Industri Pertahanan, KKIP ada kemiripan DEN, dimana Ketua KKIP adalah Presiden dan Ketua Harian Menteri, berbagai informasi lainnya antara lain: i. Bab II: Ada kejelasan kelembagaannya: pemerintah, pengguna TNI, industri, dll. Harus didefinisikan ii. Bab V: KKIP tidak begitu jelas bukan Eselon Struktural, tetapi pensiunan iii. UU Pertahanan, fungsi KKIP jelas, dengan capaian dan alokasi waktu iv. Struktur: mirip serupa DEN v. Terdapat Pasal Pertanggung-jawaban KKIP dan kebijakan DPR, 5 Lala Kolopaking, menyampaikan bahwa komunikasi DPR perlu melakukan lobi politik DPR – aliansi politik. Trust fund agar koordinasi dengan AIPI, yang sudah mulai. 6 Hardiv Situmeang menyampaikan bahwa perlunya Legal standing dan harus jelas strukturnya, dan perlu bermain di luar DPR, sepertt DEN. Sebagai iming-iming adalah: i daya saing, ii devisa, iii inovasi Laporan Tahunan DRN - 2016 112 7 Bambang Setiadi menyampaikan bahwa UU Iptek dan Inovasi akan menjadi yang pertama di Indonesia, dan di luar negeri juga sedang melakukan Innovation Act di Amerika dan EU. Dalam rangka Hakteknas, DRN mengusulkan pemikiran amandemen UU no 18 berdasarkan bagan Pak Hardiv. Pak Wayan: yakin Pak Menteri dapat menyampaikan pemikiran DRN 8 Irnanda Laksanawan, melaporkan bahwa sudah dilakukan lobi-lobi dengan DPR Komisi VII dan X, dan DPR sangat support. Untuk itu bagaimana memposisikan DRN, apa value-nya, misalnya trust fund perlu didesain untuk riset dan dimasukkan undang- undang. Indonesia selama ini tidak maju, karena kelemahan-kelemahan, antara lain: i bersifat sektoral bukan menjadi satu, ii alasan klasiknya adalah turn-key project. DPR siap untuk mengundang rapat terbatas Komisi VII dan X, bila DRN sudah siap. Diharapkan DRN sudah dapat menyiapkan bahan-bahannya bulan Agustus 2016. 9 Bambang Tejasukmana, mengusulkan untuk amandemen, atau mengusulkan UU baru, yaitu UU Innovasi. 10 Achdiat Atmawinata: Cenderung amandemen, walaupun judul bisa berubah. Perlu naskah akademis untuk memberikan justifikasi dan pola pikir DRN. Nggak pernah puas engan naskah akademis, sehingga iserahkan ke UI, ITB yang hasilnya di-merge. Apakah DIM?, atau Drafting. Pola pikir diangkat di tuangkan Naskah Akademik. Posisi centralized untuk Negara hadir untuk menciptakan nilai tambah Kesimpulan: a DRN perlu memberikan masukan tentang Inovasi kepada Menteri. b Pada rapat berikutnya perlu dibuat agenda jobdes, untuk masing-masing individu anggota Ad Hoc c Gagasan Centralized Decentralized perlu dipikirkan lebih lanjut d Berbagai dokumen usulan untuk amandemen UU No. 18 Tahun 2002 prolegnas, harus dimasukkan Agustus agar dapat dibahas prolegnas tahun depan. e DRN perlun melakukan komunikasi dengan Kemenristek f Naskah yang dibuat oleh Ketua DRN dapat dijadikan dokumen awal untuk menyusun dokumen tersebut pada butir d yang lebih lengkap.

2.2.5.3 Rapat Tim Adhoc Tanggal 3 Oktober 2016