Rapat Badan Pekerja Tanggal 16 Februari 2016

Laporan Tahunan DRN - 2016 19

2.2.2 Pelaksanaan Rapat Badan Pekerja dan Audiensi

Selama kurun waktu 2014 telah dilaksanakan 6 kali Rapat Badan Pekerja BP yang diselenggarakan di sekretariat DRN Gd. I BPPT Lantai 1 dan di Lantai 23 Gedung II BPPT. Rincian tanggal pelaksanaan kegiatan Rapat Badan Pekerja adalah sebagai berikut : - Rapat BP Tanggal 14 Januari 2016 - Rapat BP Tanggal 16 Februari 2016 - Rapat BP Tanggal 10 Maret 2016 - Rapat BP Tanggal 27 April 2016 - Rapat BP Tanggal 24 Mei 2016 - Rapat BP Tanggal 14 September 2016 - Rapat BP Audiensi Tanggal 11 Oktober 2016

2.2.2.1 Rapat Badan Pekerja Tanggal 16 Februari 2016

Rapat Badan Pekerja DRN dilaksanakan pada hari Selasa, tangal 16 Februari 2016, jam : 09.00 s.d. 12.00 WIB bertempat di Ruang rapat Lantai 23, Gedung II BPPT Jl. M.H Thamrin No.8 Jakarta. Agenda rapat terdiri dari 1 Pembukaan oleh Dr. IR. Bambang Setiadi, IPU selaku ketua DRN; 2 Persentasi oleh Dr. Ir. Iding Chaidir, M.Sc, mengenai laporan kegiatan DRN tahun 2015 dan Rencana Kegiatan DRN Tahun 2016; 3 Persentasi oleh Dr. IR. Bambang Setiadi, IPU mengenai Visi dan Misi Program Kerja Dewan Riset Nasional; 4 Persentasi oleh Dr. Ir. Utama Herawan Padmadinata mengenai masukan untuk Perubahan UU No.182002, dan 5 Penutup. Laporan Kegiatan DRN  Kegiatan DRN tahun 2015 yang telah dilaksanakan adalah sidang paripurna sebanyak tiga kali dengan rentang waktu dimulai Oktober 2015- Desember 2015. Adapun agenda sidang paripurna yang telah dilaksanakan yaitu pengukuhan anggota DRN tahun 2015-2018; penyelarasan program DRN dengan para Pejabat di lingkungan Kemenristekdikti; terakhir adalah Temu bisnis penyedia dan pengguna KADIN Hilirisasi Riset.  Kegiatan DRN selanjutnya adalah rapat badan pekerja yang kemudian dilanjutkan dengan rapat dan FGD masing-masing komisi teknis  Kegiatan Pimpinan Komisi Teknis DRN menghadiri berbagai macam undangan yang berkaitan dengan masing-masing tema komisi teknis seperti kunjungan stem cell and cancer Institute; pertemuan, pengarahan pada pengukuhan anggota DRD, menghadiri berbagai seminar dan workshop salah satunya acara HIPIIS, acara peluncuran roket, Acara KIPNAS Kongres iptek nasional, serta menghadiri Rakernas RISTEKDIKTI,  Awal tahun 2016 terdapat perubahan struktur organisasi DRN yang semula berada dibawah Kepala Biro Perencanaan menjadi dibawah Kepala Bagian TU dan Protokoler yang membawahi Kasubag DRN, DPT dan Nuklir. Terdapat perubahan pada Staff sekretariat DRN PNS yang semula lima orang berkurang menjadi empat orang. Sedangkan staf honorer yang membantu DRN ada sebanyak 5 orang yang terdiri dari 2 staff sekretariat, 1 orang IT dan 2 orang supir. Laporan Tahunan DRN - 2016 20  Anggaran kegiatan DRN tahun 2016 tidak mengalami perubahan, dengan total anggaran sebesar RP.6.5 Miliar.  Pembuatan laporan kegiatan Dewan Riset Nasional sebagai bahan acuan untuk membuat program DRN kedepan.  Akan dibuatnya direktori penelitian di seluruh Indonesia meliputi lembaga pemerintah, LPNK, Universitas negri maupun swasta, Lembaga swasta, pemerintah daerah. Pembuatan direktori akan bekerjasama dengan investor. Program Kerja DRN 2017  Referensi struktur organisasi DRN dapat mengacu pada negara Brazil atau korea. DRN brazil berada dibawah presiden, membawahi berbagai kementerian. Sama halnya dengan korea DRNnya berada langsung dibawah presiden dan strukturnya diatas perdana menteri dimana salah satu fungsi DRNnya sebagai konsultan riset bagi presiden.  Tugas DRN sesuai dengan SK yang diterima tidak hanya membuat Arah Riset Nasional namun merumuskan arah penelitian dan pengembangan iptek, sistem inovasi iptek dan berbagai macam hal yang berkaitan dengan iptek.  Visi pembangunan nasional yang berkaitan dengan DRN adalah mewujudkan bangsa yang berdaya saing, sehingga dapat meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di tingkat internasional. Cara meningkatkan daya saing SDM Indonesia salah satunya adalah meningkatkan kapasitas inovasi dan teknologi yang merupakan sasaran pembangunan iptek.  Untuk peningkatan produktivitas dan daya saing masyarakat Indonesia, tidak hanya bergantung kepada upah murah namun bagaimana nilai tukar mata uang, kualitas tenaga kerja,dan upah penghasilan memiliki pertumbuhan yang sama dari segi produktivitas dan efisiensi.  Peningkatan kapasitas inovasi dan teknologi sama halnya dengan sub agenda pembangunan nasional oleh karenanya acuan strategi pembangunan iptek 2015-2019 adalah ARN dan Jakstranas. Dari ARN dan Jakstranas tersebut tugas DRN adalah merumuskan dan mengevaluasi ARN, penyusunan jakstranas iptek pemantauan kebutuhan iptek untuk pembangunan serta menjalin kemitraan dengan DRD dan organisasi sejenis baik tingkat nasional maupun tingkat internasional.  Peningkatan kapasitas SDM iptek nasional yang berdaya saing adalah dengan menyiapkan masyarakat go global; riset dan pengembangan dasar serta pengembangan taman tekno dan taman sains di seluruh Indonesia. Saat ini taman tekno dan sains baru terdapat 60 dari 100 taman yang diharapkan.  Visi dan Arah DRN sebaiknya meliputi tiga point yaitu kebijakan, executing, dan empowering.  Kebijakan riset dapat memberikan mobilitas bagi peneliti untuk dapat berkarya di industri; pemberian insentif fiskal dan non fiskal; pengaturan royalti atas hak paten dalam negeri yang didaftarkan; pemberian insentif bagi peneliti yang dapat bekerjasama dengan industri dalam menghilirkan produk riset menjadi produk komersial; adanya pendanaan riset yang fleksibel melalui block grant Laporan Tahunan DRN - 2016 21  Executing Riset berupa pengembangan roadmap produk inovasi yang berfokus pada 7 bidang fokus utama; pendanaan inovasi bagi perguruan tinggi untuk industri, perusahaan pemula berbasis teknologi; pengembangan konsorsium iptek; dan pengembangan wahana interaksi dari berbagai lembaga litbang.  Empowering riset berupa penguatan standarisasi beragam hasil riset; kolaborasi yang kuat antara BUMN dan pihak swasta sebagai penggerak inovasi; pengembangan database SINAS untuk kemudahan akses informasi bagi industri yang ingin mengadakan kerjasama; dan penguatan kerjasama internasional baik antara pemerintah maupun antar pebisnis.  Dari tiga point tersebut kebijakan, executing, dan empowering dapat dijadikan acuan pembuatan ARN bagi tiap komisi teknis yang dijabarkan menjadi topik utama riset, maksud dari adanya riset tersebut, pertanyaan riset, institusi pelaksana riset, output dari riset, roadmap dan pendanaan yang dibutuhkan.  DRN dapat mengajukan dan masukan pada menteri mengenai jenis Sinas yg mungkin dapat didanai oleh pemerintah.  Agar masukan tersebut dapat disampaikan kepada menteri ada baiknya tiap komisi teknis memberikan program unggulan masing-masing yang kemudian disampaikan pada sekretariat DRN.  Kerjasama dengan dewan riset daerah berupa permintaan pembukaan science park dimana kerjasama tersebut terdiri dari dua cara yang pertama bekerjasama dengan DRD untuk mengusulkan techno park , cara kedua yaitu ketua DRN menjadi bagian dari tim penilai Pusat Unggulan Iptek PUI. PUI yang terpilih diusulkan menjadi science technopark yang dapat didanai. Masukan Anggota Badan Pekerja untuk Program Kerja DRN  Arah kebijakan dan prioritas ARN harus mengacu pada Jakstranas sehingga dapat menjadi panduan kegiatan.  UU Ristek dan UU DRN dapat mencontoh UU Energi selain itu ARN dapat menjadi acuan nasional.  ARN ada baiknya tidak dikeluarkan oleh menteri, namun oleh presiden peraturan preside sehingga dapat menjadi acuan riset seluruh Indonesia.  ARN ada baiknya perlu didukung oleh peraturan presiden karena mencakup berbagai kementerian dan unsur politik agar dapat diloloskan di tingkat DPR.  Perlu strategi khusus agar ARN dapat disetujui oleh oleh menteri dan dibaca oleh presiden. Tidak lupa perlu adanya kerjasama dengan menteri keuangan sehingga dana penelitian dapat berupa block grand.  DRN Perlu membuat policy brief sebagai solusi apabila ada suatu kejadian mendadak terjadi.  Dasar hukum DRN harus kuat sehingga mudah untuk ber-koordinasi antar kementerian .  Perlu adanya jenis penelitian kegiatan riset yang tidak terikat dengan ARN yang merupakan topik riset pilihan peneliti. Laporan Tahunan DRN - 2016 22  Perlunya mengumpulkan dan mengidentifikasi isu riset yang dibutuhkan baik yang sedang atau akan menjadi trend penelitian.  Perlunya jenis riset yang jelas dan kongkret apabila ingin mendapat perhatian presiden.  Masih banyaknya riset iptek yang saling tumpang tindih antar kementerian.  Perlunya ilustrasi riset yang bisa ditampilkan dari keseluruhan Agenda Riset Nasional. Rencana Perubahan UU 182002  Salah satu Arahan RJPMN 2005-20025 adalah mewujudkan bangsa yang berdaya saing.  Sembilan agenda prioritas pembangunan Nawacita bagi riset ditekankan pada point ke enam yaitu yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional dan point ke tujuh yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor- sektor strategis ekonomi domestik.  Peningkatan daya saing di pasar internasional yaitu dengan membangun sejumlah science techno park; Mewujudkan penguatan teknologi dengan penciptaan kebijakan Sistem Inovasi Nasional serta memprioritaskan pembiayaan penelitian yang menunjang iptek.  Visi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi salah satunya adalah menguatnya kapasitas inovasi.  Perlunya revisi UU No.182002 adalah untuk memperbaiki dan melengkapi penerapan sistem inovasi; menentukan kembali jakstranas iptek dengan jangka waktu yang lebih lama; dan tambahan peraturan pelaksanaan sinas.  Penentu kebijakan inovasi nasional terbagi dari tiga tingkatan yaitu pada level mikro berupa aktor inovasi; tingkat meso yaitu dukungan inovasi pada institusi terkait dan program pendukung inovasi; tingkat yang terakhir adalah pada level makro yang berupa kebijakan.  Sinas merupakan salah satu jawaban dari kebutuhan bangsa indonesia saat ini dan dimasa mendatang oleh karenanya perlu disusun selengkap mungkin agar tujuan UU No.18 tersebut dapat terlaksana.  Penerapan UU No. 182002 perlu diperhatikan sehingga sinergi dan kebutuhan antar kementerian serta industri dapat terjalin.  Anggaran iptek dan inovasi perlu dikelola secara efektif dan efisien sehingga dapat memberikan dampak yang besar bagi masyarakat. Masukan Rencana Perubahan UU 182002  Konten undang-undang perlu dirubah, namun beberapa point penting harus tetap dipertahankan.  Perlu adanya bench mark untuk DIM.  Perlu penambahan sanksi dalam UU 18 2002.  Perlu adanya renstra dan regulator dalam hal ini dikeluarkan oleh Kemenristekdikti. Laporan Tahunan DRN - 2016 23  Perlu memberikan kontribusi yang maksimal dalam revisi UU 18 2002 sehingga dapat memberikan output yang maksimal.  Perlunya pertemuan khusus untuk membahas lebih lanjut revisi UU 182002 pada bidang iptek.

2.2.2.2 Rapat Badan Pekerja DRN Tanggal 10 Maret 2016