- 15 -
atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak-hak dasar terdiri dari hak-hak
yang dipahami masyarakat miskin sebagai hak mereka untuk dapat menikmati kehidupan yang bermartabat dan hak yang diakui dalam
peraturan perundang-undangan. Hak-hak dasar yang diakui secara umum antara lain meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan,
kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan
atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Hak-
hak dasar tidak berdiri sendiri tetapi saling mempengaruhi satu sama lain sehingga tidak terpenuhinya satu hak dapat mempengaruhi
pemenuhan hak lainnya.
2. Jenis-Jenis Kemiskinan
Nasikun 2001 dalam Suryawati 2005: 122 membagi kemiskinan ke dalam 4 empat bentuk, yaitu:
a.
Kemiskinan Absolut
. Suatu keluarga dikatakan berada dalam kemiskian absolut, bila pendapatannya di bawah garis kemiskinan
atau tidak cukup untuk memenuhi pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup
dan bekerja. Kemiskinan absolut diukur dengan menggunakan garis kemiskinan yang konstan sepanjang waktu yang biasanya
berupa jumlah atau nilai pendapatan dan unit uang. Namun ukuran bisa pula berbentuk jumlah konsumsi kalori, atau lainnya,
yang memungkinkan adanya perbedaan jumlah atau nilai perbedaan pendapatan dalam unit uang. Parameter ini merupakan
ukuran yang tetap dan kriteria pengukuran seperti itu diperoleh dari pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan biologis dan
pendekatan kebutuhan dasar. b.
Kemiskinan Relatif
. Kondisi miskin yang disebabkan oleh pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau
kepada seluruh lapisan masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya
ketimpangan pada
pendapatan, antarsatu
daerahwilayah dengan daerahwilayah lainnya. Berbeda dengan kemiskinan absolut, kemiskinan relatif pada dasarnya menunjuk
pada perbedaan relatif tingkat kesejahteraan antarkelompok
- 16 -
masyarakat. Mereka yang berada di lapis terbawah dalam persentil derajat kemiskinan suatu masyarakat digolongkan sebagai
penduduk miskin. Dengan kategorisasi seperti ini, dapat saja mereka yang digolongkan sebagai miskin sebenarnya sudah dapat
mencukupi hak-hak dasarnya, namun tingkat keterpenuhinya masih berada di lapisan terbawah.
c.
Kemiskinan Kultural
. Jenis kemiskinan ini, mengacu pada persoalan sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh
faktor budaya, seperti: tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak kreatif meskipun ada bantuan
dari pihak luar, dan sebagianya. d.
Kemiskinan Struktural
. Situasi miskin yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu
sistem sosial budaya dan sosial politik yang tidak mendukung pembebasan kemiskinan, tetapi seringkali menyebabkan suburnya
kemiskinan. Sedang Owin Jarnasi 2004 dalam Suryawati 2005: 122
menyatakan bahwa kemiskinan struktural lebih banyak menjadi sorotan sebagai penyebab tumbuh dan berkembangnya ketiga
kemiskinan yang lain absolut, relatif dan kultural. Sementara M. Mas’oed 1997 dalam Suryawati 2005: 122 membedakan kemiskinan
menjadi 2 dua yaitu: a.
Kemiskinan Alamiah
. Kemiskinan alamiah berkaitan dengan kelangkaan sumber daya alam dan prasarana umum, serta
keadaan tanah yang tandus. b.
Kemiskinan Buatan
. Kemiskinan buatan lebih banyak diakibatkan oleh sistem modernisasi atau pembangunan yang membuat
masyarakat tidak dapat menguasai sumber daya, sarana, dan fasilitas ekonomi yang ada secara merata.
3. Karakteristik Kemiskinan