LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA
NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG
STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA
SURAKARTA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya sadar yang dilakukan oleh berbagai pihak, khususnya di bawah kendali pemerintah baik di
tingkat pusat maupun daerah untuk memanfaatkan potensi yang tersedia, memecahkan permasalahan yang dihadapi serta untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat menuju ke suatu kondisi kesejahteraan masyarakat yang lebih baik dan berkesinambungan.
Pendayagunaan berbagai potensi dan sumberdaya yang tersedia untuk mendukung terjadinya pembangunan telah digerakkan melalui berbagai
dokumen perencanaan, baik dalam jangka panjang RPJP ND, jangka menengah RPJM ND dan jangka pendek dalam bentuk program dan
kegiatan tahunan RKP RKPD. Berbagai dokumen perencanaan pembangunan
tersebut kemudian
diintegrasikan dengan
dokumen penganggaran KUA, PPAS, RKA-SKPD, RAPBD, hingga DPA-SKPD, dengan
harapan akan dicapai tujuan dan sasaran pembangunan seperti yang diharapkan,
termasuk di
dalamnya, adalah
upaya secara
berkesinambungan untuk mengurangi tingkat kemiskinan yang terjadi di masyarakat.
Kemiskinan masih menjadi isu utama dalam pembangunan, baik di tingkat nasional, regional, maupun di tingkat kabupatenkota. Data pada
tahun 2010 menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan yang dihitung secara persentase di tingkat nasional masih sebesar 13,33, dan mengalami
penurunan menjadi sekitar 11,96 pada Maret 2012. Sementara target dalam dokumen RPJMN 2009-2014 sebesar 8-10, target capaian dalam
MDGs sebesar 7,5 pada tahun 2015. Hal ini mengindikasikan bahwa tantangan penurunan kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah bagi
bangsa Indonesia.
- 2 -
Di lain pihak, tingkat kemiskinaan di Provinsi Jawa Tengah yang pada tahun 2010 sebesar 16,11, pada Maret 2012 menurun menjadi sekitar
15,34. Tingkat kemiskinan di Kota Surakarta pada tahun 2010 masih sebesar 13,96. Hal ini mengandung arti bahwa secara persentase, capaian
sasaran kemiskinan di Kota Surakarta masih berada lebih baik dibanding dengan capaian di Provinsi Jawa Tengah, namun masih kalah dengan
capaian di tingkat nasional. Selama tahun 2008–2010, tingkat kemiskian di Kota Surakarta cenderung mengalami penurunan, dari sekitar 16,13 atau
83.400 jiwa pada tahun 2008; menurun menjadi 14,99 atau 78.000 jiwa pada tahun 2009; dan menurun lagi menjadi sebesar 13.96 atau 68.860
jiwa pada tahun 2010. Dengan melihat persentase penduduk miskin selama 3 tiga tahun terakhir tahun 2008-2010 yang cenderung
mengalami penurunan sekitar 1,085 per tahun, maka jika kecenderungan capaian ini bisa dipertahankan, pada tahun 2012 persentase penduduk
miskin di Kota Surakarta diperkirakan dapat mencapai angka sekitar 11,98. Upaya penurunan capaian tingkat kemiskinan di Kota Surakarta,
harus terus dilakukan hingga mencapai angka sebagaimana yang ditargetkan di tingkat nasional, yaitu mencapai angka 8-10 pada akhir
tahun 2014 sesuai dokumen RPJMN, atau sekitar 7,5 pada tahun 2015 sesuai sasaran capaian MDGs.
Upaya untuk mengatasi kemiskinan telah banyak dilakukan, baik dari tingkat nasional hingga ke tingkat daerah provinsi dan kabupaten kota.
Di tingkat nasional, berdasarkan Perpres No.152010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, telah dinyatakan bahwa adanya upaya untuk
menyusun Strategi Penanggulangan Kemiskinan SPK dilakukan untuk mencapai sasaran: i mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin,
ii meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin, iii mengembangkan dan menjamin keberlanjutan Usaha Mikro dan Kecil
UMK, dan iv Membentuk sinergi kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. Jika ke-4 strategi ini dikaitkan dengan program-program
penanggulangan kemiskinan, secara diagramatis dapat dilihat seperti gambar berikut.
- 3 -
Gambar 1.1 Instrumen Penanggulangan Kemiskinan Sumber:
Bambang Widianto. 2012. Penanggulangan Kemiskinan dan Penguatan Peran TKPK. hal. 10.
Untuk konteks di Provinsi Jawa Tengah, masalah kemiskinan masih menjadi isu utama dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Upaya
mengatasi kemiskinan telah pula dilakukan oleh Pemprov Jateng dengan menyediakan beberapa kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan,
perluasan kesempatan kerja dan pembangunan pertanian. Di samping itu juga telah dilakukan pemberian Bantuan Langsung Tunai BLT
sehubungan dengan adanya kebijakan kenaikan harga BBM tahun 2005 sebagai bagian dari upaya menanggulangi kemiskinan di Indonesia. Dari
gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa penanggulangan kemiskinan telah menjadi salah satu prioritas pemerintah, baik di tingkat pusat
maupun di tingkat provinsi atau di tingkat pemerintah kabupatenkota. Dengan mempertimbangkan kompleksitas permasalahan kemiskinan,
diperlukan penanganan yang komprehensif dan bersifat lintas sektor serta keterpaduan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dan
pemangku kepentingan lainnya stakeholders. Kemiskinan merupakan permasalahan yang memerlukan langkah-langkah penanganan dan
pendekatan yang sistematik, terpadu dan menyeluruh untuk mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar warga negara melalui pembangunan
inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan untuk mewujudkan kehidupan yang bermartabat.
Dalam rangka melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan diperlukan
upaya penajaman
yang meliputi
penetapan sasaran,
perancangan dan keterpaduan program, monitoring dan evaluasi, serta
- 4 -
efektifitas anggaran. Tantangan utama dalam jangka pendek untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk miskin tersebut melalui pendekatan
pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan dan pengembangan usaha ekonomi produktif, serta penyediaan jaminan dan perlindungan sosial.
Sehingga diperlukan
upaya penanggulangan
kemiskinan secara
komprehensif dan terpadu agar terjadi perbaikan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya, serta peningkatan kesejahteraan penduduk miskin.
Penanggulangan kemiskinan merupakan kebijakan dan program pemerintah dan pemerintah daerah yang dilakukan secara sistematis,
terencana, dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin, melalui program-program utama
bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan pemberdayaan UMKM serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi. Selain itu
diperlukan program-program pendukung dalam bentuk sinergi antarbidang pembangunan.
Jika permasalahan
ini dikaitkan
dengan upaya
penanggulangan kemiskinan menurut klaster, dapat diilustrasikan seperti gambar berikut.
Gambar 1.2 Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan
Sumber: TNP2K. 2012. Sistem Penetapan Sasaran Nasional dan Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial. hal. 3.
Dari berbagai paparan permasalahan kemiskinan seperti yang telah dipaparkan di atas, maka pendekatan secara terpadu, pelaksanaan secara
bertahap dan terencana, serta berkesinambungan sangat diperlukan dalam usaha menanggulangi masalah kemiskinan. Di samping itu, keterlibatan
semua pihak baik pemerintah Pusat Provinsi Daerah, DPRD, dunia
- 5 -
usaha, akademisi,
lembaga swadaya
masyarakat dan
organisasi kemasyarakatan melalui peran Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Daerah TKPD. Tim ini harus mampu bergerak dan berperan dengan bertumpu pada pemberdayaan dan pemandirian penduduk miskin,
sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi perbaikan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, dan peningkatan kesejahteraan
penduduk miskin. Berdasar pada pemikiran di atas, maka dokumen perencanaan
strategis yang mampu memberi arah dan pijakan bagi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah di Kota Surakarta dalam rangka
penanggulangan kemiskinan sangat diperlukan. Dokumen perencanaan strategis dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Kota Surakarta,
dikenal dengan istilah Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah pada dasarnya menyesuaikan
dan menurunkan breakdown dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta Tahun 2010-2015, khususnya
yang terkait dengan program-program dan indikasi kegitan yang terkait dengan upaya penanggulangan kemiskinan di Kota Surakarta.
Untuk efektivitas program dan rencana aksi perlu juga dilakukan pembaharuan
up dating data kemiskinan secara periodik dan berkesinambungan.
B. Maksud dan Tujuan